Senin, Juli 06, 2020

Horeeee.. di sini sekarang!

Alhamdulillah.. sudah sampai di sini!
Berjalan dengan memegang erat peta mindmap
Saatnya merayakan kemajuan yang sudah dicapai.
Semua yang saya rasakan ada di kupu-kupu ini


Kupu-kupunya penuh warna tetapi "kalem" ya?
Menggambarkan rasa senang sekaligus tenang karena semua yang saya lakukan selama di kelas Bunda Cekatan berjalan sesuai dengan yang saya rencanakan, semaksimal yang saya bisa, dan hasilnya alhamdulillah berdampak pula dalam keseharian.
Saya berniat tetap meneruskan isi mind map saya setelah kelas ini berakhir.

Oh iya saya mendapat surat dari mentee, mak Netty..
Maa syaa Allah bacanya haru.. 


Alhamdulillah tidak hanya ilmu dari masing-masing kami yang bertambah tetapi juga kedekatan hati. Meski rasanya masih banyak hal yang harus dilakukan tetapi sudah sampai di titik ini lengkap dengan kemajuan yang kami dapatkan adalah hal yang patut disyukuri dan dirayakan.  Tentu menjadi pijakan langkah-langkah berikutnya juga. 

Sebagai mentee, saya juga mendapat surat dari mentor

aku kagum sama kerja keras mba Farida selama ini..utak atik resep dan semangat pantang menyerahnya itu Lo masyaallah. Gagal, coba lagi dan lagi.
Trus mba Farida planernya rapiiih banget dan teratur 🥰

Singkat ya suratnya.. wkwkwk
langsung minta lagi versi panjang :D






Cerita dalam Adonan Onde-onde

"20 pak onde-onde untuk Rabu ya mbak.." tulis seorang sahabat baik di pesan instan.
Sebentar.22 pak berarti 220 onde-onde?.. alhamdulillah rejeki pesanan.. iyesss! 😍
"In syaa Allah.." balas saya cepat.
Kabar baik ini pun segera sama sampaikan pada "tim produksi".
"Siap-siap yaa"

Sungguh untuk saat ini, ketika saya menuliskan tim produksi, jangan membayangkan sebuah tim dengan belasan apalagi puluhan karyawan.. melainkan hanya kami bertiga yakni saya, gendhuk dan si ragil. Di masa pandemi, sekolah libur lebih panjang, sehingga saya lebih leluasa untuk mengajak mereka membantu saya mengerjakan pesanan onde-onde atau pukis.  "Hikmah pandemi" demikian yang ada di pikiran saya.  Anak-anak belajar banyak hal sekaligus. Mulai dari hal teknis seperti membeli bahan, produksi, mengemas, proses pengiriman, hingga belajar mengasah empati, mencari solusi, bekerja dalam tim dan kemampuan untuk saling mensupport meski dalam lingkungan kecil, keluarga.

Dulu sekali saat mereka duduk di bangku sekolah dasar belajar memang sudah pernah juga berjualan.  Saya ingat sekali di malam takbiran Genduk berinisiatif mengambil beberapa stok senter kecil yang ada di rumah lalu menjualnya pada teman sebaya yang ikut takbiran. Ragil juga sudah pernah mencoba berjualan mobil mainan.  Sesudah itu, jika ditanya mereka masih tetap menyatakan tidak terlalu suka berjualan namun bersedia terlibat dalam proses berjualan ketika dibutuhkan, sampai sekarang. Bagi saya, apa pun keputusan mereka tetap saya hargai. Tidak pernah saya memaksa harus memasang status berjualan di medsos dan sebagainya. Karena saya ingin mereka memutuskan sendiri dan menikmati apa yang dilakukan

Alhamdulillah satu per satu pelajaran kehidupan buat anak-anak Allah suguhkan dengan indah tanpa perlu saya berpanjang lebar bicara.
Sekarang, belajar dari lamanya proses membuat onde-onde,
tak gampang lagi berucap sesuatu mahal atau murah hanya dengan membaca label harga...
"Ibu jual segini gak kemurahan?" beberapa kali komentar demikian terucap.
"Tuh bener kan, kalau kita beli dagangan orang lain kita suka bilang mahal. Bisa aja lho orang lain juga bilang onde-onde kita mahal.."jawab saya.
"Iya juga sih.."

Lain waktu jargon-jargon lucu pun terlontar...

Sambil menggoreng onde-onde Genduk bilang,
"Dari onde-onde kami belajar sabar.."
Hahahahaha benar juga sih.. apalagi mengingat cukup "tricky"nya menggoreng onde-onde. Api awal tak boleh terlalu besar, minyak hangat, tidak boleh diangkat terlalu cepat karena akan penyok, dan lain sebagainya.
Juga saat kami membuat snack onde-onde ketawa
"Tak ada tawa dibalik onde-onde ketawa"
karena ternyata dalam proses membuatnya tidak ada ketawa sama sekali saking ingin cepat selesai 🙈

Di waktu sepi tidak ada pesanan..
"Duh gabut nih biasa kerja keras" (tsaaahhh gaya 😂)
Di waktu padat pesanan..
"Masih banyak ya.. capek.."
yang lain menimpali "Gak boleh gitu..Alhamdulillah ada pesenan.. bersyukur dapet duit" (ups 😁)

Maa syaa Allah..
Begini ceritanya emak pun makin semangat, hayookk ngadonin lagi!