Senin, Januari 29, 2018

Jurnal Fasilitator Level 7 : Semua Anak Adalah Bintang

Bintang Kejora
Karangan A.T Mahmud

Kupandang langit.. penuh bintang bertaburan..
Berkerlap kerlip seumpama intan berlian..
Tampak sebuah lebih terang cahayanya
Itulah bintangku..bintang kejora yang indah selalu

Semua Anak adalah Bintang.  Seperti dalam lirik lagu Bintang Kejora, setiap anak terlahir dengan cahaya yang indah. Sebagaimana bintang yang ada di langit malam, cahaya ini bisa semakin bersinar terang atau sebaliknya meredup tertutup awan yang ada di sekelilingnya.  Tugas orangtua untuk mengenali dan mengasah bintang dalam diri anak. Dan inilah yang menjadi tantangan dalam game level 7 kali ini.
Institut Ibu Profesional
Kelas Bunda Sayang sesi #7

SEMUA ANAK ADALAH BINTANG

Anak-anak yang terlahir ke dunia merupakan anak-anak pilihan, para juara yang membawa bintangnya masing-masing sejak lahir. Namun setelah mereka lahir, kita, orang dewasa yang diamanahi menjaganya, justru lebih sering “membanding-bandingkan” pribadi anak ini dengan pribadi anak yang lain.

BANDINGKANLAH ANAK-ANAK KITA DENGAN DIRINYA SENDIRI, BUKAN DENGAN ANAK ORANG LAIN

Jadi kalimat yang harus sering anda keluarkan adalah,

✅ “ Apa bedanya kakak 1 tahun yang lalu dengan kakak yang sekarang?"

bukan dengan kalimat

❌ “Mengapa kamu tidak seperti si A, yang nilai raportnya selalu bagus?”

❌ ”Mengapa kamu tidak seperti adikmu?”

Kita, orang dewasa yang dipercaya untuk melejitkan “ mental jawara” anak, justru lebih sering memperlakukan mereka menjadi anak rata-rata, yang harus sama dengan yang lainnya.

MEMBUAT GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH

Ikan itu jago berenang, jangan habiskan hari-harinya dengan belajar terbang dan berharap terbangnya sepintar burung

Seringkali kalau ada anak-anak yang tidak menyukai matematika, kita paksakan anak untuk ikut pelajaran tambahan matematika agar nilainya sama dengan anak-anak yang sangat menyukai matematika. Ini namanya meratakan lembah. Anak akan menjadi anak yang rata-rata.

Burung itu jago terbang, apabila sebagian besar waktunya habis untuk belajar terbang, maka dalam beberapa waktu ia akan menjadi maestro terbang

Anak yang terlihat berbinar-binar mempelajari sesuatu, kemudian orangtuanya mengijinkan anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari hal tersebut, maka kita sedang mengijinkan lahirnya maestro baru. Ini namanya membuat gunung. Anak akan memahami misi spesifiknya untuk hidup di muka bumi ini.

ENJOY, EASY, EXCELLENT, EARN


Kita sebagai orangtua harus sering melakukan “ discovering ability” agar anak menemukan dirinya, dengan cara mengajak anak kaya akan wawasan, kaya akan gagasan, dan kaya akan aktivitas.

Sehingga anak dengan cepat menemukan aktivitas yang membuat matanya berbinar-binar(enjoy) tak pernah berhenti untuk mengejar kesempurnaan ilmu seberapapun beratnya (easy)dan menjadi hebat di bidangnya (Excellent).

Setelah ketiga hal tersebut di atas tercapai pasti akan muncul produktivitas dan apreasiasi karya di bidangnya (earn).

ALLAH TIDAK PERNAH MEMBUAT PRODUK GAGAL


Tidak ada anak yang bodoh di muka bumi ini, yang ada hanya anak yang tidak mendapatkan kesempatan belajar dari orangtua/guru yang baik, yang senantiasa tak pernah berhenti menuntut ilmu demi anak-anaknya, dan memahami metode yang tepat sesuai dengan gaya belajar anaknya.

ANAK-ANAK TERLAHIR HEBAT, KITALAH YANG HARUS SELALU MEMANTASKAN DIRI AGAR SELALU LAYAK DI MATA ALLAH, MEMEGANG AMANAH ANAK-ANAK YANG LUAR BIASA

Salam Ibu Profesional,

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

πŸ“šSumber bacaan

Septi Peni Wulandani, Semua Anak adalah Bintang, artikel IIP, 2016

Abah Rama, Talents Mapping, Jakarta, 2016

Dodik Mariyanto, Belajar Cara Belajar, paparan seminar, 2016                       
Bahan referensi video:
1. Bentuk kecerdasan yang berbeda
https://youtu.be/bsJbApZ5GF0

2. Menggugat sistem pendidikan
https://youtu.be/TXqSmNk0aLc

DISKUSI MATERI

Sebelum memulai diskusi, saya mengajak para peserta brainstorming

Apa yang ada di pikiran kita saat membaca tulisan "Semua Anak Adalah Bintang"?
Tanggapan :

1.Lafra - Semua anak adalah bintang mencerminkan bahwa setiap anak memiliki potensinya masing-masing. perlu kepekaan untuk mencari potensi tersebut dan ketekunan untuk mengasahnya. peran orang tua sangat penting untuk mendukung anak dalam membentuk gunung potensinya

2. Dwi Yunita - yang terpikirkan saat membaca tulisan "Semua Anak Adalah Bintang" adalah.. menyadari dan memahami bahwa setiap anak itu unik...beragam dan bukan seragam. Punya kelebihan masing-masing. Orang tua tidak berhak membanding-bandingkan anaknya dgn anak org lain karena org tua pun pasti gak suka kalau dirinya dibanding2kan dgn org tua lainnya 😁

3.Tresna Cahya - semua anak adalah bintang artinya setiap anak memiliki potensi untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Karena itu tugas kita sebagai orang tua membantu dan membersamai anak dalam menemukan dan memupuk potensi anak sesuai bakat dan minatnya.

4. Yani
semua anak adalah bintang,  setiap anak memiliki cahayanya sendiri untuk hidupnya sendiri jg utk sekitarnya, cahaya di sini bisa diartikan potensi,kelebihan,keunikan, keistimewaan dan semua hal yg positif, karenanya tugas Ortu adalah menemukan, menyalakan, menjaga cahaya itu spy terus terang bersinar ❤

5. Tya Navratilova -  "Semua Anak Adalah Bintang"  Tentusaja mereka adalah bintang bagi orangtuanya. Terlepas dari apa pun kekurangan dan kelebihannya, kita sebagai orangtua wajib membersamai, membimbing dan memfasilitasi kecerdasaan anak sesuai fitrahnya. Rumput tetangga terkadang terlihat lebih indah, tapi yakinlah jika rumput kita akan lebih indah jika di rawat dengan cinta. πŸ’–

6. Fara -  "Semua Anak Adalah Bintang" 
Setiap anak, memiliki kelebihan dan potensi positif dalam diri mereka.
Kita ortu, membersamai anak, memberikan stimulus yg sesuai dengan usia anak, untuk dapat meraih potensi terbaik, anak, masing masing.

7. Tutik -  "Semua Anak Adalah Bintang" 
Sebagai orang tua,  kita harus percaya,  bahwa setiap anak, pasti memiliki kelebihan,  potensi positif dalam dirinya,  dengan cara dan keunikannya masing-masing.
Tugas kita sebagai orangtua,  membersamai,  menjaga dan memastikan potensi itu tetap menyala,  hingga akhirnya bisa menerangi kehidupan sekitarnya

8. Dilla - Semua anak adalah bintang

Sukaaaa bgt sama bahasan kali ini. Karena ketika saya sekolah dulu menganggapnya Anak bintang adalah anak yang nilainya terbaik di semua pelajaran. Akhirnya sy jd stress sendiri & sll merasa kurang. Hiks..

Sekarang, disaat sy harus mendidik anak sendiri, bertekad spy anak sy gak bermindset seperti emaknya. Jd, disaat dega lg suka apa, hayuk lakuin, belajar sama2 sampe bs/mahir. Kalo dia gak suka/gak mau mahir di suatu bidang, ya gapapa. Belakangan, kalo mau berkegiatan jg suka nanyain/nawarin dulu, kita mau apa hari ini? Biar ngejalaninnya sama2 ikhlas & seneng.

Kami jd nikmatin setiap prosesnya, kegiatan #anakpauduna-nya jd lebih fun deh...

9. Lely
Semua Anak adalah Bintang membuat saya teringat masa kecil saya yang merasa kurang tergali dan mendapat dukungan dari ortu untuk mengembangkan potensi diri saya, sampai saat ini pun ada rasa nelongso krn baru bisa saya gali ketika saya sudah bekerja di mana saya punya kesempatan mengembangkannya secara mandiri.
Mengutip kata-kata mbak AgnesMo dalam sebuah ajang pencarian bakat di tv, menurutnya sukses itu titik temu antara potensi diri dan kesempatan. Saya pun sependapat. InsyaAllah saya pun belajar utk lebih mengalir mengikuti potensi anak dan memberikan kesempatan, agar ia bisa memunculkan 'sinar bintangnya'.

10.Yesi
yang saya pikirikan ketika membaca tulisan "Semua Anak Adalah Bintang":
1. Semakin menyadari betapa hebatnya mereka, mereka selalu melakukan yang hebat, dan mereka selalu punya solusi sendiri atas permasalahan yang mereka hadapi,
2. Semakin Sadar juga PeEr Ortunya banyakkk, untuk menyeimbangkan kebintangan mereka :)

11. Tary
Semua anak adalah bintang. Ia adalah bentuk sempurnanya sel terbaik ayah dan sel terbaik ibu, yang dengan izin Allah terlahir ke dunia. Memiliki segala yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan misi rahasia penciptaannya di dunia

12. Fasta
Seketika jadi tertunduk malu pada Allah saat membaca materi di atas. Krn diri ini msh harus banyak belajar sabar sabar dan sabar dalam membersamai anak mengembangkan potensinya.. 😭

13.Dian
Semua anak adalah bintang. ciptaan sempurna dari Allah yg Maha Sempurna. keistimewaan mereka tidak sama, tugas ayah bundanya lah membersamai agar mereka bisa bersinar terang dengan cara mereka..

14. Nareswari
Semua Anak adalah Bintang. Adalah sesimple membiarkan anak menjadi dirinya sendiri. Setiap anak yang terlahir memang sudah sempurna dikasih olehNya, maka orangtua tugasnya adalah mendampingi anak meraih potensi terbaik dari diri mereka sendiri. Hendaknya anak diberikan keleluasaan untuk memilih jalan mereka sendiri. Klo saya sih, anak saya mau sekolah atau HS, monggo. Anak dibiasakan memutuskan untuk dirinya sendiri. Orangtua mesti menurunkan ego.

15.Nika
Every child is a star ⭐
Setiap anak yg lahir ke dunia memiliki bakat, potensi, dan misi tersendiri mengapa hidup di dunia
Begitu pun orang tuanya, harus siap mencetak bintang dg terus belajar menjadi orang tua bintang 🌟

16. Erna
Semua Anak adalah Bintang.
Setiap anak terlahir dengan potensi dan bakat unik tersendiri dan tugas orang tua untuk membersamai, menjaga, membimbing dan menemukan bakat dan potensi unik anak.

17.Sufina                                                                                                                                                         Tugas orangtua untuk membimbing dan mengembangkan kelebihan yg diberikan Allah kepadanya. Mengarahkan agar senantiasa berjalan sesuai fitrah keimanannya.

18.Wulan Agustina
Semua anak adalah bintang. Setiap anak memiliki karakter yang unik yang membedakan ia dengan yang lain. Tugas orang tua adalah menggali dan menonjolkan karakter itu. Membuat ia bersinar sesuai dengan apa yang ingin ia capai.

19. Irma Rachmawati
Semua anak adalah bintang.
Sudah sewajarnya sebagai orang tua membanggakan anaknya sendiri. Sehebat apapun anak orang lain, jangan merendahkan atau menganggap anak sendiri gagal.
Karena setiap anak pasti punya keahlian, kelebihan dan keunikan masing-masing.
Bahkan saudara sekandung pun pasti punya karakter yg berbeda.
Tugas orang tua adalah mengamati, menemukan, menemani dan memfasilitasi anak dalam mengasah kelebihan anak.

20. Marisa 
Setiap Anak adalah Bintang
Sebagai orangtua, kita bertugas menjaga amanah yang diberikan oleh Allah dengan sebaik-baiknya. Juga mendidik dan mengasuhnya sesuai dengan fitrah anak. Berikan kesempatan kepada anak untuk mencoba dan mengeksplorasi sesuatu yang menarik perhatian dan minatnya. Hingga akhirnya anak akan mampu berpikir, memilih dan memutuskan yang terbaik baginya. Bintang itu sudah melekat pada diri anak. Semoga bintang-bintang itu kian gemerlap dan kemilau di jalan yang benar.

21. Bestari
setiap anak adalah bintang
Bahwa setiap anak memiliki keistimewaannya sendiri sedari lahir
Mereka mungkin dapat dinilai tapi tidak untuk dibandingkan untuk mencari pemenang
Anak yang lahir dengan segala fitrahnya,melahirkan tanggung jawab kepada orang tua untuk membuatnya menemukan jalan agar dapat mengambil peran dalam peradaban ini.
Karena semua anak yang istimewa yang berbeda akan melahirkan warna bagi dunia dan seisinya.

Catatan Fasil

Dari semua tanggapan yang masuk semua sependapat bahwa yang dimaksud anak adalah bintang adalah anak itu memiliki keistimewaan masing-masing, berbeda-beda, sesuai dengan fitrah yang dianugerahkan sedari lahir. Tugas orangtua untuk membersamai anak.

Selanjutnya saya meminta peserta kelas melihat ke dalam diri sendiri
  • apakah sudah tergali kemampuan dalam diri kita?
  • apa yang orangtua kita lakukan?
  • apa yang sebaiknya kita perbaiki (jika dirasa kurang tepat)
Sebagai catatan, pertanyaan-pertanyaan ini bukan untuk menyalahkan orangtua atas didikan yang diberikan pada kita melainkan untuk mengambil pelajaran.

Para peserta pun mulai mengalirkan rasa seputar didikan dari orangtua.  Dari aliran rasa tersebut, ada beberapa point yang dapat disimpulkan (saya mencatat setiap pendapat) apa saja yang bisa menyebabkan anak kurang tergali kemampuannya
  • Karena orangtua sibuk
  • Karena mengarahkan untuk berkompetisi
  • Karena orangtua membatasi
  • Karena kurangnya pemahaman orangtua
  • Karena kurang lama menemani
  • Karena orangtua menentukan arah yang harus dipilih anak
  • Karena orangtua keras dalam mendidik
  • Karena orangtua belum memenuhi kebutuhan fitrah anak
Poin-poin inilah yang perlu menjadi perhatian dan koreksi bersama, termasuk fasil, dalam membersamai anak-anak, agar tidak terulang pada anak-anak dan mereka mendapatkan pengasuhan dan pendampingan yang lebih maksimal

Anak-anak Terlahir Hebat, Kitalah yang harus selalu memantaskan diri

Menjadi PR terutama saat kita sendiri belum tahu dengan kemampuan diri kita, kemudian kita membersamai anak-anak.
Mengijinkan diri kita sendiri untuk tetap tumbuh bersama anak-anak menjadi pintu untuk menggali kemampuan diri karena membersamai anak-anak memang pada dasarnya membuka ruang bagi kita, para orangtua, untuk belajar lebih banyak.

Pertanyaan saya berikutnya adalah

  Apa yang bisa kita lakukan sekarang agar bisa menggali potensi diri?

Peserta kelas bunsay pun kembali memberikan pendapatnya, yang saya rangkum sebagai berikut :

1. Terbuka dengan hal baru
2. Berani gagal
3. Berani memutuskan like and dislike
4. Jangan takut memulai
5. Percaya diri bahwa KITA BISA
6. Antusias dan haus ilmu
7. Bertanya pada orang lain
8. Fokus
9. Bahagia saat melakukannya
10.Menghargai diri sendiri


Jawaban ini menjadi bekal bagi para orang tua dalam melakukan discovering ability



Tantangan 10 Hari Level #7

Periode 5 januari - 21 Januari 2018

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
SEMUA ANAK ADALAH BINTANG
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Semua orangtua setuju bahwa anak-anak didesain dengan membawa keunikan tersendiri. Namun seiring berjalannya waktu kadang keyakinan orangtua atas kemampuan anaknya terdistraksi oleh lingkungan sekitar.

Yuk, sama-sama belajar menjadi orangtua yang istimewa dan menjadikan  rumah tempat anak-anak menjadi bintang.
Asah kemampuan menjelajah potensi anak-anak. Jelajahi 4 area kehidupannya:
🌟 Ranah hubungan intra personal (konsep diri)
🌟 Ranah hubungan inter personal (hubungan sesama)
🌟 Ranah hubungan dengan change factor (melek perubahan)
🌟 Ranah hubungan dengan Tuhan-nya (melek spiritual)

πŸ‘ͺ Bagi anda yang sudah menikah dan mempunyai anak
πŸ“Œ Amati aktivitas anak yang membuat matanya berbinar-binar dalam kehidupan sehari-hari.
πŸ“Œ Temukan dan catat kekuatan anak-anak dalam aktivitas tersebut.
 πŸ“ŒAjak ananda membuat proyek terkait kegiatan yang membuatnya berbinar.

πŸ‘« Bagi anda yang sudah menikah dan belum mempunyai anak
πŸ“Œ Catat aktivitas yang membuat anda dan pasangan anda berbinar binar
πŸ“Œ Ceritakan proses menemukan aktivitas tersebut serta proyek apa saja yang telah dan akan anda lakukan untuk mengasah aktivitas tersebut.
πŸ“ŒTemukan & catat kekuatan anda dan pasangan dalam aktivitas tersebut.

πŸ‘©‍πŸ’Ό Bagi anda yang belum menikah
πŸ“ŒCatat aktivitas yang membuat anda berbinar binar
πŸ“Œ Ceritakan proses menemukan aktivitas tersebut serta proyek apa saja yang telah dan akan anda lakukan untuk mengasah aktivitas tersebut.
πŸ“ŒTemukan dan catat kekuatan anda dalam setiap aktivitas tersebut.
πŸ“ŒTulislah rencana project selanjutnya



Review Tantangan 10 hari Sesi #7

Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional

DISCOVERING ABILITY

Tantangan 10 hari yang sudah bunda lakukan di game level #7, kali ini berjaitan dengan "Discovering Ability".

Dua kata dalam bahasa inggris di atas, apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi panjang yaitu, kemampuan daya jelajah para orangtua dan guru selaku pendidik anak-anak untuk menemukan harta karun potensi-potensi yang ada dalam diri anak-anak.

Ada empat ranah yang sudah dilakukan oleh para Ibu Profesional di kelas bunda sayang ini  untuk melakukan proses pencarian potensi kecerdasan anak yaitu :

a. Ranah intrapersonal (Konsep Diri)

b. Ranah Interpersonal (Hubungan dengan sesama)

c. Ranah Change Factor (Hubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan)

d. Ranah spiritual : (Hubungan dengan Sang PenciptaNya)

Mari kita bahas satu persatu

Ranah Intrapersonal : KONSEP DIRI ANAK

Konsep diri pada anak adalah suatu persepsi tentang diri dan kemampuan anak yang merupakan suatu kenyataan bagaimana mereka memandang dan menilai diri mereka sendiri .

Hal ini  berpengaruh pada sikap yang mereka tampilkan.

Konsep diri anak terbentuk melalui perasaan anak tentang dirinya sendiri sebagai hasil dari :

a.Interaksi dan pengalaman dengan lingkungan terdekat

b.Kualitas hubungan yang signifikan dengan orangtua dan keluarga terdekat

c.Atribut yang diberikan lingkungan terhadap dirinya.

Langkah-langlah yang wajib dikenalkan oleh orangtua dalam rangka proses mengenal konsep diri anak adalah sbb:

a. Mengenal Allah dan ciptaanNya

Anak yang makin mengenal dirinya pasti akan makin mengenal siapa penciptaNya

b. Dilatih untuk membaca diri

Dua fase penting dalam hidup  anak kita adalah ketika mereka  dilahirkan dan ketika mereka  menemukan jawaban mengapa mereka dilahirkan. Maka bantu anak-anak untuk meyakinkan dirinya sebagai ciptaan Allah yang terindah dan khalifah di muka bumi ini.

c. Dilatih untuk membaca alam

Anak-anak dilatih untuk memahami mengapa mereka ditempatkan Allah di alam dimana mereka tinggal saat ini. Memahami kearifan lokal dimana mereka dibesarkan.

d. Dilatih membaca jaman

Anak-anak bukanlah milik kita, mereka adalah milik jamannya. maka didiklah anak-anak kita sesuai jamannya. Mereka akan belajar mengapa mereka dilahirkan di jaman seperti ini dan tantangan jaman apa saja yang harus mereka hadapi.

Bantu anak-anak untuk mempersiapkan dirinya sehingga percaya diri menghadapi jamannya.

e. Membaca Kehendak Allah

Anak-anak yang sudah diilatihkan segala macam konsep diri dengan metode Iqra' seperti yang sudah dijelaskan di atas (membaca diri, membaca alam, membaca jaman) maka akan menjadi orang yang ikhlas dengan segala kehendak Allah padanya.

Cara memahami konsep diri di atas akan menguatkan anak di ranah

IMAN Dan AKHLAK

Dua hal inilah yang perlu dikuatkan ke anak-anak di ranah konsep diri.

Ranah Interpersonal: HUBUNGAN DENGAN SESAMA

Setelah anak memahami konsep dirinya dengan baik, saatnya mereka kita latih untuk menguatkan kecerdasan interpersonalnya (hubungan dengan sesama) lewat konsep diri yang sudah didapatkannya dengan menguatkan IMAN dan AKHLAK.

Dengan demikian diharapkan ketika berinteraksi dengan orang lain anak tetap kuat imannya, makin baik akhlaknya, makin mengenal jati dirinya dan tidak mudah terpengaruh.
Dua fase penting dalam hidup seseorang adalah ketika bertemu dengan jodohnya ( jodoh ini bisa pasangan hidup, bisa partner kerja, bisa tetangga, bisa pekerjaan, bisa komunitas dll) dan fase di saat kita menemukan jawaban mengapa kita dipertemukan.

Kecerdasan hubungan dengan sesama ini menjadi hal yang sangat penting bagi anak, karena akan menguatkan peran hidupnya dalam menjaga amanah berikutnya, yaitu amanahnya sebagai khalifah di muka bumi ini.

Ketika sudah masuk usia aqil baligh mau tidak mau anak  harus berhubungan dengan orang lain, minimal jodoh hidupnya dan keluarganya.

Dua senjata utama yang perlu dilatihkan ke anak-anak untuk meningkatkan kecerdasan hubungan dengan sesama adalah

ADAB dan BICARA

ADAB  akan membuka tabir ilmu yang tertutup, BICARA akan memudahkan seseorang untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya.

Untuk itu anak-anak perlu :

a. Belajar berbagai ADAB dalam hidup ini, agar bisa diterima  oleh lingkungan dimana mereka akan ditempatkan.

b. Belajar mengkomunikasikan semua gagasan dan ilmunya dalam berbagai cara.

Ranah Perubahan: FAKTOR PERUBAHAN
Sebagai Khalifah di muka bumi ini, salah satu tugas anak-anak ketika aqil baligh nanti adalah membawa perubahan ke arah yang lebih baik terhadap apa yang dipimpinnya. Perubahan itu minimal adalah perubahan pada dirinya sendiri, karena sejatinya semua orang adalah pemimpin untuk dirinya sendiri.

Anak yang sudah paham konsep diri, memiliki kecerdasan berhubungan dengan sesama, akan selalu membandingkan dirinya hari ini dengan dirinya kemarin. Hal ini memicu perubahan pada dirinya sebelum melakukan perubahan pada orang lain.

Seseorang yang sudah bisa memimpin dirinya, membawa perubahan untuk dirinya akan bisa membawa perubahan untuk keluarganya.

Seseorang yang bisa memimpin dirinya dan keluarganya, akan dengan mudah membawa perubahan untuk masyarakat/komunitas sekitarnya.

Dengan pola ini insya Allah kita bisa mengantarkan anak-anak menuju peran peradabannya, mampu memikul kewajiban baik secara individu maupun secara sosial.

Ranah Spiritual : HUBUNGAN dengan PENCIPTANYA
Ketika anak-anak memahami peran peradabannya di muka bumi ini, maka mereka akan tumbuh menjadi individu yang meletakkan ranah spiritual sebagai yang utama dan pertama dalam kehidupannya. Mereka akan kembali ke fitrah sebagai makhluk spiritual, yaitu makhluk yang   pada dasarnya menerima siapa dirinya, mampu menjadi diri sendiri sesuai dengan peran hidup dari penciptaNya, dan mampu menyelaraskan dengan kebenaran yang hakiki.

Spiritualitas yang sesungguhnya adalah kemampuan setiap jiwa untuk hidup selaras dengan Sang Pencipta, hidup sesuai dengan kehendakNya.

Dari penjelasan di atas, Semakin yakin kita bahwa "discovering ability" yang dilakukan orangtua pada anak menjadi hal penting yang harus kita lakukan dalam membersamai anak-anak. Karena hal tersebut tidak hanya berpengaruh dalam peran hidup anak secara individu saja, melainkan sangat berpengaruh terhadap perubahan peradaban umat manusia di saat anak-anak kita aqil baligh dan menjalankan peran kekhalifahannya  di muka bumi ini.

Salam Ibu Profesional

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/

πŸ“š Sumber Bacaan :

Howard Gardner, Multiple Intellegences, ISBN : 9789791208642, 2006

Septi Peni Wulandani,  Pola Pendidikan di Padepokan Margosari, makalah

✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷

DISKUSI REVIEW
Setelah membaca review malamnya kami berdiskusi. Pada setiap anak bintang tentu ada orangtua bintang.  Sehingga orangtua pun perlu mengenal dirinya lebih dalam termasuk mengenali apa saja yang bisa diperoleh dalam game level #7 ini. 

Ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan sebagai bahan diskusi. Alhamdulillah sebagian besar peserta menanggapi dan menyimak. Berikut adalah beberapa tanggapan dari peserta.

Pertanyaan pertama yang saya ajukan adalah adakah yang terlintas dalam pikiran saat membaca review? 
Nika : tugasnya tidak berhenti sampai level ini, masih panjang perjalanan...

Pertanyaan keduaterasa ada yang berbedakah setelah mengerjakan game ini?

1. Marisa A.B : Ada mbak, jdi lebih peka dan belajar mengerti bahwa setiap anak adalah unik.

2. Yani : Ada Mba, jd lebih sabar menghadapi anak 

3. Dian : jadi lebih fokus pd kelebihan anak mbaa

4. Fasta : Belajar lebih mengamati perilaku anak, sabar dalam menemukan ability nya

5. Faradilla : Di level ini sy jd lebih peka sama gaya sosialisasinya Dega...
Krn sy jd lebih memahami gayanya, jd disaat dia lg stres krn berada di kumpulan org banyak, sy jd lebih sabar & legowo ngadepinnya.
Aplg pas kmrn di tempat sdr, pas dibanding2in sm anak org, lebih plong, gak sempet baper2an

Ttg perubahan, ada kalany dega mundur kemampuannya. Kayak hari ini gak mau pake baju sendiri, pdhl biasanya juga pake sendiri... disitu kesabaran diuji.
Disaat lg kaya gt, brusaha bgt Nyetreples mulut utk gak membandingkan dia dgn tokoh yg ada di buku.
Tp lebih kpd membandingkan dgn dega di hr kemarin yg ud bs pk sendiri
6. Tya N: Saya kok lebih bahagia ya,,πŸ˜‰
menikmati moment  indah bersama anak,,
dan lebih belajar ketika menghadapi problem πŸ˜‰


6. Tresna : Lebih menghargai kelebihan2 anak, yang sebelum nya mungkin tidak terlihat (dianggap bukan hal istimewa)

7. Yesi tempo hari saya hampir saja kehilangan hp, tapi trnyata alhamdulillah hp saya diketemukan dan dikembalikan oleh a special need kids, masyaAllah, setiap anak memang adalah bintang 

8. Irma : Aq lbh bisa lewogo dgn tingkah anak mba.. Lbh membebaskan gtu anak maunya sperti apa.. Rasanya bahagia klo liat anak seneng dgn apa yg dy lakuin..


Pertanyaan ketiga, Oh iya ke diri sendiri gimana? Ceritain dong selama game ini, dari sisi intrapersonal.. adakah hal yang membuat kita merasa "wow" belajar lagi dan itu menyenangkan? 

Faradilla : Iyaaa.. smakin enjoy sm kegiatan paud bersama dega. Krn uda 3,5 thn jd skrg mulai ngerancang lbih byk outdoor, kn klo sbelumnya kegiatan indoor itu bs 65%. Lebih memacu diri untuk merangcang fampro kami.

Pertanyaan keempat, saat kita melatih anak2 lebih peka pada lingkungan, apa yang kita dapatkan untuk diri kita sendiri?

1. Nika Yunitri: Kita pun lebih peka thd lingkungan

2. Faradilla: Kalo di kel kami, kami lebih suka mencontohkan ya..
Jd utk mengajak anak lebih peka sm lingkungan, kami dulu selaku org tua yg gerak.

3. Ika : Karena Melati, jadi minimal satu lompatan lebih jauh.
Kalau kita melatih anak peka, maka kita harus lebih peka.

4. Tya N: rasa empati yang tinggi πŸ˜‰

5.Yesi: termotivasi ikut lebih peka juga trhdp lingkungan

6 Nareswari :  Karena membersamai anak, jadi kita juga dapat feedback dari lingkungan. ga tau sih teman2 yg lain gmana.. Tapi klo kita memberi sesuatu ke orang lain, sebnarnya kita juga menerima banyak kebaikan yaa

Pertanyaan kelima, terasakah anak-anak hidup di jaman yang berbeda? apakah tantangan anak-anak jaman now berbeda dengan kita?

Faradilla :
t e r a s a...
Kenapa yah aku merasa anakku bs lebih leluasa berpendapat & bereksplorasi..? Entah krn aku ikutan iip, atau emg anak skrg lebih ekspresif?
mgkn krn kita sambil nelen teori sambil praktek jdnya ngeh kita lg bener apa melenceng.

Meutia :
Tipikal didikan org jaman dulu berbeda sm jaman now sptnya mba.. kita ini hasil didikan org jaman dulu, yg satu arah.. sementara anak jaman now, berhub org tuanya hidup di jaman yg sdh banyak informasi, jd org tuanya ngedidiknya jg tdk spt jaman dulu lagi.. mknya anak skr lebih berani berekspresi dan berpendapat

Nika :
Jaman now perubahan lebih cepat. Ada kemungkinan pekerjaan yg tdk ada saat ini, akan ada 5-10 th lg. Apakah anak2 akan siap menghadapi perubahan yg cepat?

Faradilla :
Mereka dididik sm org tua yg besar di jaman penjajahan, yg biasa ngomong 1 arah.
Nah, giliran mereka ke kita pun jg ngikutin generasi atasnya, krn masih minimnya laju informasi.
Sdangkan skrg, ilmu parenting uda kaya debu di padang pasir, gampang  nyarinya. Generasi skrg jd lebih fleksibel dlm proses pengasuhan krn inputnya beranekaragam

Nareswari :
aku suka parenting jaman now.. berasa lebih pinter ajah. Krn yg dulu ga terbahas skrg ada bahasannya.
sepanjang games kemarin, aku menemukan bahwa anakku memegang teguh ucapannya.. jadi modalku hanya trust aja

Indrianita :
Selama games ini, saya jadi mulai menyadari bahwa setiap aktivitas yg dilakukan anak itu memiliki makna. Dan bisa saja sewaktu waktu bisa dikaitkan dengan minat dan bakatnya ke depan.. Jadi ketika anak2 mau melakukan aktivitas tertentu, slagi tidak membahayakan dirinya maka akan saya support. Sekalipun terkadang rumah jadi lebih berantakan atau lebih kotor.. (dalam hal ini masih harus disabar2in sihπŸ˜€). Saya harus belajar utk menyadari bahwa pasti ada proses yg bisa mrk pelajari dr setiap kegiatan yg merka lakukan.

Terkait dg parenting jaman sekarang dan jaman dulu, saya tidak Ingin terlalu membedakan, karena jamannya memang berbeda. Hal baik silahkan diambil, dan hal buruk  ditinggalkan. Orang tua saya tidak pernah membacakan saya buku sewaktu saya kecil... Tapi ketika saya ditanya punya hobi membaca darimana? Ya dari orang tua. Kok bisa gitu? Karena orang tua saya selalu memberikan contoh. Mereka suka membaca. Mereka yg pertama kali mengenalkan buku pada sya.
Orang tua saya ga seekspresif ortu jaman sekarang dalam mengucapkan sayang. Tapi kalau ditanya apakah mereka sayang pada saya? Maka saya akan jawab "tentu saja!". Ortu sy menunjukkan sayang memang bukan dg ucapan tapi dg apa yg ia korbankan utk anak2.

Tapi jika ditanya adakah kekurangan mereka sbg ortu, maka sy jawab "tentu ada". Makanya bersyukurlah kita yg hidup dijaman skrg. Saat informasi bisa mudah kita dapatkan sehingga kita bisa memperbaiki hal2 yg kurang baik dari pola asuh ortu di masa lalu.. Tapi jgn sampai informasi yg mudah ini malah membuat kita jadi malas  atau malah  overload krn banyaknya informasi. Tetap harus pandai memilah milih.. #ntms

Intinya saya mendapat hikmah dr games ini, bahwasanya tak ada hal mubazir ketika anak-anak melakukan aktivitas bermain dan eksplorasi. Sedikit banyak pasti ada manfaat untuk mereka. Dan itu hrs didukung.


KESIMPULAN :
Dalam melakukan tantangan Game Level #7, mengenali dan melatih potensi bintang anak menjadikan peserta kelas bunda sayang semakin menerima anak-anak sebagai anugerah dari Sang Pencipta dan mendorong para ibu pula untuk mengenali dan meningkatkan potensi diri.  Anak-anak hidup di jaman yang berbeda dengan pola asuh yang berbeda. Penting untuk tetap mengambil pelajaran dari pola pengasuhan anak di masa lalu dan mengkayakannya dengan pola asuh untuk anak di masa sekarang.

✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷✷

Untuk mengetahui pemahaman dan pemikiran lebih dalam lagi dari para peserta kelas setelah mengerjakan game dan melakukan review, saya meminta peserta kelas Bunda Sayang Tangsel memberikan tanggapannya terhadap artikel berikut :

Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam sepuluh tahun ke depan, robot dan sistem otomatis diprediksi akan menggantikan 6-7,5 juta pekerja ritel. Hal ini terungkap dalam studi yang dilakukan oleh layanan finansial Cornerstone Capital Group.

"Angka ini mengancam setidaknya 38% dari pekerja bidang ritel yang ada saat ini yaitu sebanyak 16 juta orang," demikian seperti dilaporkan CNN.

"Akibat automasi ini, porsi pekerjaan yang hilang di sektor ritel bisa lebih besar dari manufaktur," seperti tertulis dalam laporan tersebut.


Proses automasi yang terjadi di sektor ritel ini akan lebih banyak memengaruhi proses pembayaran otomatis sebagai pengganti kasir.

"Kasir dipertimbangkan sebagai pekerjaan yang paling mudah digantikan oleh sebuah sistem otomatis," tulis laporan tersebut.

Penggantian ini tentu akan menjadi pukulan keras bagi pekerja perempuan. Sebab, sebanyak 73 persen pekerja kasir adalah perempuan.

Pekerjaan lain yang terancam adalah bagian pemasaran. Sebab, pembeli makin sering menggunakan ponsel cerdas dan komputer layar sentuh untuk menemukan apa yang mereka butuhkan. Demikian disampaikan John Wilson, kepala peneliti Cornerstone.


Menurutnya, pekerja pemasaran masih akan hadir di toko ritel. Hanya saja, jumlahnya tak akan sebanyak sebelumnya. Semakin tingginya gaji pekerja juga jadi alasan peritel untuk menggantikan pekerja mereka dengan sistem otomatis.

Selain itu, tingginya kompetisi dari sektor e-commerce juga jadi faktor pendukung. Sehingga, peritel perlu menemukan cara seefisien mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan. 


Sumber : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170522143337-185-216416/robot-ancam-gantikan-jutaan-pekerja-kasir-di-toko-ritel   

TANGGAPAN PESERTA KELAS

1. Nika Y Saat anak sudah usia produktif, byk pekerjaan (yg bersifat rutin) yg dapat digantikan robot. Oleh karena itu, anak2 sebaiknya diberikan pendidikan yg bukan hanya 'rutinitas' semata, melainkan pendidikan yg membangun kreativitas anak dan karakter adaptif (mampu beradaptasi dg perubahan yg cepat)

2. Tresna Cahya : Perkembangan teknologi yg cepat mendorong perubahan yang cepat juga. Sebagai contoh pada artikel, pekerjaan yg skrg ada mungkin tdk akan diperlukan lg bbrp tahun mendatang, pun akan muncul peluang peluang baru yg skrg belum ada. Tantangan bagi anak-anak kita bukan lagi hanya mampu menguasai satu bidang dengan excellent, namun harus memiliki kemampuan untuk mempelajari hal baru. Jika kita dan anak anak sendiri percaya bahwa mereka adalah Bintang, that they are able, sudah menjadi modal untuk menghadapi tantangan dan arus perubahan yang cepat 

3. Poppi R :  seiring perkembangan zaman tentunya akan selalu ada perubahan-perubahan teknologi yang semakin canggih, jadi kita tidak bisa menafikan hal tersebut.
Tugas kita, menyiapkan anak-anak menghadapi segala tantangan tersebut dengan mendampingi mereka menemukan & tetap menjaga bintangnya untuk terus bersinar, supaya kelak mereka tumbuh dengan keunikan mereka masing-masing.
Karena bagaimana pun secanggih2nya tekhnologi, tidak akan pernah bisa meredupkan bintang yang telah bersinar dalam jiwa anak-anak kita. Apalagi menggantikannya.... ⭐πŸ‘πŸ˜

4. Nareswari : Era Disruption. Kita ga bisa pakai parenting JaDoel ke anak. Soalnya anak kita generasi Alpha. Mereka lahir sudah Digital Native. Mereka paham teknologi sejak kecil, tapi jangan sampai mereka diperbudak teknologi. Makanya pengasuhan anak jaman Now mesti memanusiakan dia.. supaya potensi maksimalnya bisa keluar. Harapannya nanti dia bs menganalisa kebutuhan di jamannya(pas masuk usia angkatan kerja) dan menemukan profesi yg sesuai.

5. Meutia :  Kalau melihat artikel tsb, ternyata tidak perlu menunggu 5-10 tahun lagi, sekarangpun sdh mulai tampak bahwa robot atau teknologi mulai menggantikan tenaga manusia. Seperti supermarket terbarunya Jack Ma, Taocafe, tidak ada lagi pegawai manusianya. Pelanggan hanya perlu dtg, belanja sesuai kebutuhan, kemudian sistem yang akan mendeteksi barang belanjaan. Pembayarannya bagaimana? pembayaran dilakukan secara digital lewat Alipay dari hasil pendeteksian sistem tadi. Atau contoh paling dekat, skr jalan tol saja juga sdh mengurangi tenaga manusia, tinggal tap e-toll, cuss bisa melaju dijalan tol.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, disinilah pentingnya utk mengasah potensi unik anak kita. Karena kl hanya sekedar kemampuan umun, bisa jadi, ini bisa digantikan oleh si robot2 itu tadi. Jika kemampuan unik anak dpt dikembangkan secara maksimal, saya pribadi harapannya adalah anak bisa beradaptasi dgn perubahan yang cepat, jeli melihat peluang, belajar berpikir kreatif, bahkan bs menciptakan peluang. Aamiin.

6. Indrianita W :  pendidikan jaman sekarang dan jaman dulu berbeda. Anak sekarang tak bisa menggunakan pola jaman dulu : duduk manis, sibuk menghafal, didikte. Pada akhirnya anak memang harus diajarkan berpikir kreatif dan belajar tentang problem solving krn jaman terus berkembang. Pun kita sebagai ortu ga bisa juga spt ortu jaman dulu.. Yg hanya bs mengarahkan terus menerus tanpa memberikan anak kesempatan menentukan pilihan. Kita sbg ortu pun harus terus berkembang. Makanya memang pada akhirnya yg harus lebih banyak belajar terlebih dahulu adalah orang tua.. Kita ga bisa mentransfer hal yg tak kita punya kepada anak2.. Dan membaca artikel itu justru jadi renungan berat buat saya pribadi sbg ortu #selfplak... Mau dibawa kemana anak kita kalau ortunya malas belajar...

7. Lafrania :  yang menjadi PR orangtua adalah bagaimana anak memunculkan potensi uniknya sehingga bisa menaklukkan tantangan di zamannya. meskipun (nanti) sudah ada robot dimana-mana, tapi saya masih percaya, masih banyak yang sulit untuk digantikan oleh robot. seperti empati terhadap orang lain.

8.  Lely M.K : Pendidikan jaman Now menurut saya menantang sekali karena menyiapkan anak kita untuk siap menghadapi proses perubahan dalam segala bidang dengan potensi yang mereka miliki. Terutama menyiapkan mentalnya untuk tidak mudah putus asa, fleksibel dg perubahan, berani mencoba, berpikir kreatif dan akhlak yg baik. Dengan bekal demikian, anak2 kita akan selalu bersinar dan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan masa depan di berbagai kondisi.
Sebagai orang tua, kita juga seyogyanya melek dengan arus perubahan dan mau belajar, untuk membersamai anak2 kita sesuai dg jamannya.

9. Yani :  Anak di era globalisasi dan teknologi ini mendapatkan byk kemudahan dan percepatan thd byk hal, sehingga saya merasa sebagai Ortu hrs bisa mengajak anak untuk sama2 belajar menghargai prosesnya....sebagai ortu jg hrs semakin peka terhadap keunikan jg potensi anak bintang, yg bisa jd nantinya adalah keahlian yg bisa bermanfaat bukan hanya diri sendiri tp jg lingkungannya.
Sekarang banyak pekerjaan yg dilakukan oleh mesin jg robot, entah mendatang bagaimana, yg pasti ciptaan manuasia tdk akan pernah bs sesempurna ciptaan yg Maha Kuasa, untuk itu terus saja semangat memberi peluang kepada anak bintang untuk terus memancarkan cahayanya.

10. Fasta :  Saya mencoba berusaha menanamkan tauhid terlebih dahulu ke anak-anak. Seiring besarnya mereka semoga jg bs membersamai mereka mengembangkan keahlian yang dapat mereka gunakan untuk bekal hidup.

Walaupun diperkirakan akan banyak pekerjaan manusia yang mgkin bs digantikan oleh robot namun rezeki dr Allah tidak pernah tertukar. Adanya robot juga adalah atas izin Allah. Jika tauhid nya sudah tertanam di jiwa, insyaAllah akan yakin bahwa ia hanya perlu berikhtiar, berdoa, bertawakkal, dan ikhlas, rezeki sudah diatur untuknya.

11. Dwi Yunita : anak adalah milik zamannya. Kita tidak bisa 'memposisikan' anak seperti zaman kita. Tugas kita saat ini adalah menyiapkan anak-anak kita agar bisa bersinar di zamannya. Selain melek teknologi, dasar agama yang kuat juga menjadi modal besar bagi anak kita.
 
12. Faradilla : Sepertinya di masa yg akan datang, kita dituntut utk berpikiran kreatif yah supaya bs bertahan hidup.
Jika ingin bintang keluarga kita dpat berpola pikir out of the box spy bs bersinar di kemudian hari , sepertinya terlebih dahulu kitalah selaku ibunya-madrasah pertamanya, yg harus melakukannya, mencontohkannya...

13. Fara : Kita harus membersamai anak anak sesuai dengan zaman nya. Memberikan opsi opsi sesuai dengan perkembangan zaman. Tidak bisa disamakan dengan zaman orangtua.
Tapi tetap dengan mengutamakan ilmu agama, adab, akhlak, akidah, ajaran perbuatan baik, jadi anak anak, mampu memanfaatkan teknologi, tidak dimanfaatkan

14. Ami : 
Jadikan anak2 kita sebagai manusia.
Manusia, dilengkapi berbagai hal lengkap yg Alloh ciptakan pasti ada tujuannya. Mengingatkan tujuan adalah tugas orang tua. Apapun caranya dibolehkan asal halal.
Kita pun juga ingin anak2 tumbuh menjadi penyambung kebaikan2 dari orang tua nya. Kebaikan yg seperti apa? Ini diserahkan kepada mereka, mau jadi bintang apa.
Tugas kita hanyalah menyadari dan menyadarkan mereka, mereka adalah bintang, sehingga bersinar adalah fitrah mereka.
Adapun ancaman, ketakutan dll yg akan dihadapi di masa depan mereka, itupun sudah fitrahnya. Sebagai mana mereka belajar bernafas saat baru lahir, pasti menangis, sbg tombol "on" bahwa smua nya normal. Karena kl tdk menangis, dokter pasti sdh bertindak. Begitu juga saat ia belajar merangkak, duduk dsb...itu alamiah...mereka pasti bisa saat diberikan ruang, motivasi, dan kepercayaan penuh dari kita. Yakin&berdoa, serta menanamkan hal2 yg baik pada mereka adalah tugas kita. Tidak mengapa mereka gagal saat mencoba, toh ada yg menghitung mereka jatuh berapa kali saat belajar jalan dulu? Kita pun sudah lupa, atau kalo ada momen u divideokan, skrg pasti u penghibur& lucu2 an. Tetaplah optimis, kita pun sebagai orang tua, bisa...
Dan optimis juga pada nasib sang anak2 kita, sembari kita titipkan pada Alloh harapan demi harapan kita.

15. Ajeng :  Mendidik anak jaman sekarang tidaklah mudah. Selain dengan pondasi aqidah, akhlak, adab yang kuat, menurut saya penting mempersiapkan anak survive, fight dan innovate di era teknologi dimana semua hal akan diganti dengan mesin, robot. Saya ingin mendidik anak-anak jadi entrepreneur karena dengan kemajuan teknologi, berharap dengan profesi karyawan sepertinya agak sulit karena bisa tergantikan oleh mesin. Ditambah background bapaknya yg memang bisnis, tambah selaras cita-cita ini. Menguatkan anak untuk bertahan menghadapi kecanggihan zaman, melawan diri sendiri dan menciptakan sesuatu yang mengikuti perkembangan zaman. Jika anak berminat jadi kalangan profesional, maka akan saya bantu fasilitasi dengan hal-hal yang mendukung. Anak-anak harus paham teknologi.

Satu sisi, kita juga harus upgrade diri karena mengiringi pembelajaran anak terhadap teknologi harus diiringi kemampuan dan pemahaman kita terhadap teknologi. Jangan jadi ibu gaptek. Kita harus terus belajar menjadi ibu pengajar yang mengikuti perkembangan zaman.

16. Irma : Mendidik anak sesuai jamannya. Karena teknologi semakin canggih, untuk dapat menyesuaikan mesin canggih manusianya pun harus lebih canggih. Karena sesungguhnya yg menciptakan mesin canggih adalah manusia. Sekarang waktunya orang tua mendidik, menemani dan memfasilitasi anak agar menjadi manusia yg lebih canggih di jamannya. Dan menanamkan pribadi yg kuat, tidak mudah menyerah dan berprinsip.  Sehingga kelak anak lebih siap menghadapi masa depan, dan tetap terus berkarya.


17. Erna Leri : Kemajuan teknologi saat ini telah banyak mempermudah pekerjaan manusia. Dari semua manfaat yang ada, teknologi juga memberikan pengaruh kpd pola pikir dan tingkah laku. ini adalah tantangan buat orang tua untuk menyiapkan anak dengan dasar agama yg kuat dan mengembangkan potensi uniknya shg dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak.

18.  Tya : 
Tanggapan pertama : Sedih, akan banyak manusia penggangguran yang kebetulan mereka hanya handal di posisi yang digantikan si robbot

Tanggapan kedua : Sebagai orangtua, karena hidup di zaman sekarang yaitu memperkuat pondasi anak anak dengan agama dan akhlaknya. karena pastinya anak anak kita akan mengikuti teknologi yang sedang berkembang.
Ketika pondasi sudah kokoh, insyaAllah mereka sudah faham mana yg baik dan tidak.
Dan mengembangkan potensi yang mereka bisa, tentu sebagai orangtua kita mensuport dan membersamai mereka. Juga tidak lupa berdoa semoga Allah senantiasa menjaga iman mereka.

19. Ika : 
Miris juga melihat dampak ke depan melihat segalanya digantikan robot/mesin.

Kelak, anak tidak bisa untuk ditahan terhadap teknologi. Mereka tetap harus melek teknologi, namun jangan sampai diperbudak teknologi. Salah satu benteng terkuat adl dengan menanamkan Tauhid yg menancap kuat pada pribadi anak.

Robot, diciptakan oleh manusia yg memiliki dampak human error. Otomatis, sebenernya otak manusia diatas si robot krn dibuat oleh Yg Maha Sempurna. Asalkan kita ikhtiar untuk menemukan bintang dalam pribadi si anak, InsyaaAllah

20. Yesi Agustina :
Kemajuann teknologi memang seseuatu yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat dibatasi. yang tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif bagi peradaban.

Sebagai orangtua bintang tentunya adalah hal yang seharusnya kita melakukan tindakan2 pencegahan untuk meminimasir dampak buruk nya bagi anak kita. Perlu banyak effort yang harus kita persiapkan, baik dari segi agama, akademis maupun lingkungan.

Selain mencegah, orangtua juga dpt membimbing anak untuk dapat memafaatkannya kemajuan teknologi dengan cara yang positif untuk mempermudah daily life, karena pada dasarnya kemajuan teknologi adalah untuk mempermudah kehidupan manusia, sehingga manusia dapat lebih produktif dan bermanfaat bagi sesamanya.

21. Sufina : Saat ini kita hidup di VUCA world. Perubahan begitu nyata di depan mata. Disruption dimana2, entah apa yg akan terjadi nanti di era anak kita. Kekhawatiran ortu tentang masa depan buah hatinya membuat kita merasa harus mempersiapkan bekal anak sebaik mungkin. Sebagian menjejali anak dengan berbagai ilmu dan keahlian biar anak pintar, berprestasi. Harapannya biar nanti sukses. Sebagian lagi mungkin bingung harus berbuat apa atau bahkan mikir aja enggak, membiarkannya mengalir saja mengikuti zaman. Maka menurut saya sebaik baik bekal pertama yg kita berikan adalah IMAN yang kuat menancap. Sehingga anak-anak akan mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupannya. Menjadi apapun mereka nanti, dengan iman pula kita harus yakin bahwa Allah akan menjaga anak2 kita.

22. Tutik : Masa depan anak kita akan penuh dengan persaingan. Tugas kita sebagai orangtua adalah mempersiapkan mereka menghadapi masa itu.  Mendidik mereka sesuai dengan zamannya,  memiliki konsekuensi orangtua harus berpikir jauh ke depan,  meninggalkan pola didik/asuh nya di masa lalu,  yang mungkin tidak sesuai dengan saat ini. Orangtua harus mau terus belajar dan memilah teori teori parenting yang sangat banyak bertebaran,  dan disesuaikan dengan kondisi masing masing anak,  karena setiap anak itu unik.

23. Nita :  Teknologi buatan manusia yang tidak sempurna sedangkan anak2 kita adalah makhluk yang diciptakan Allah dengan sempurna beserta manfaat yang menyertainya. kewajiban kita sebagai orang tua mencari fitrah dan memaksimalkan potensi kebermanfaatan yang ada pada diri sendiri maupun anak2 kita nanti.

24. Erlina Ayu P : Kita harus berkawan teknologi. Teknologi banyak memberi kemudahan. Namun terkadang kelewat batas sehingga membuat kita malas. Anak anak kita akan menjadi dewasa di era teknologi yang jauh lebih hebat dari sekarang. Yang mungkin sekarang belum ada di imajinasi kita sekalipun. Maka kita harus membuka diri kita dan anak anak untuk belajar terus teknologi terkini dan diimbangi dengan kepedulian terhadap manusia, lingkungan serta menanamkan akhlak yang baik sehingga anak anak siap menghadapi masa itu.

25. Tary : Apapun zamannya, setiap generasi memiliki daya juangnya tersendiri. Sebagai orangtua, kita wajib mendidik mereka dengan sebaik-baik ikhtiar. Apa yang kita anggap "seram" di masa ini, bisa jadi akan "biasa aja" di jaman mereka kelak. Selalu positif thinking,fokus pada kelebihan dan potensi anak, dan berlindung hanya pada Allah saja..

26. Yopitessa : Kemajuan teknologi yg sangat berkembang pesat, membuat kita mau tdk mau harus siap menghadapinya. Maka dari itu anak harus dibekali dasar agama yg kuat, akhlaq, budi pekerti, supaya terbentuk anak yang memiliki pribadi yg kuat serta teguh pada pendirian.
Sehingga anak tidak terbawa arus teknologi. Insya Allah, Allah akan selalu menjaga anak-anak kita.


0 Comments:

Posting Komentar

Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi