Senin, Maret 22, 2021

Main Game Lagi

 "Gabut ya Ibu main game?" tanya si anak gadis. Hehehe gaklah.. Pekerjaan Emak mah ada terus.  Tapi ini sedang ingin menyengaja main game.  Selingan dari rutinitas sekaligus menjadi project pribadi.  Hohoho daleeem yaa sebutannya project πŸ˜†   
Cukup bingung juga memilih game mana yang akan diunduh sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengunduh kembali game Farmvile yang dulu sekali pernah juga saya unduh. 

Bagi yang belum tahu, dalam game Farmville besutan Zynga ini pemain diberikan sebidang tanah dimana ia bisa bercocok tanam dan memelihara hewan ternak.  Game ini pertama hadir pada tahun 2009.  Saya ingat sekali waktu itu game ini sempat booming.  Setiap pemain bisa saling berkunjung. Hal yang menyenangkan bisa "silaturahmi game" dan berbagi cerita tentang tanaman atau hewan ternak yang sudah dimiliki dengan teman yang memang menjadi teman di facebook juga. Ini mendorong beberapa pemain membentuk grup khusus dan mengadakan pertemuan offline lho.. 
Saya sendiri bukan pemain yang tahan main game bertahun-tahun. Baru tahun lalu download lagi via appstore (tidak bermain lewat facebook) dan ini pun hanya bertahan sebulan :D
Saya melihat sudah banyak perubahan yang terjadi dalam game. Tampilannya lebih menarik meski menurut saya lebih seru yang sebelumnya. Dan untuk grup pertemanan, bisa membuat grup tanpa harus anggota timnya memiliki facebook meski game yang dimainkan lewat unduhan apps store bisa dihubungkan dengan akun pribadi facebook.
 
Pekan lalu resmi saya mendownload lagi dengan tujuan yang berbeda. 



Semua game memancing ketagihan ingin lagi dan lagi bermain. Demikian juga di Farmville. 
Saya ingin menantang diri saya sendiri, apakah bisa : 

  • menentukan prioritas
  • membuat strategi.
  • mengatur waktu
Memiliki tujuan seperti ini bagi saya membuat permainan kali ini terasa berbeda. Secara sadar, kendali permainan  ada di saya. Kalah, jika saya dikendalikan oleh game. Beberapa hal yang saya catat dan ingat baik-baik antara lain 

  • Sadar prioritas.  Tentu menang dengan level tinggi dan memiliki banyak uang adalah keinginan pemain.  Kali ini saya lebih teliti membaca item game dengan memperhatikan item apa saja yang menghasilkan nilai penjualan besar sehingga lebih cepat memperoleh uang banyak. Keterbatasan barn (gudang) juga harus diperhitungkan
  • Sadar waktu. Saya perhatikan sebenarnya di game ini adakalanya kita tidak perlu serba cepat.  Diam sejenak menguntungkan juga bisa sambil menunggu lahan baru terbuka. Bertambah luas lahan tentu bertambah banyak yang bisa ditanam dan dipelihara. Biasanya pula item yang menghasilkan uang banyak merupakan item yang dihasilkan dalam jangka waktu lama. Ini memberi ruang waktu untuk saya tidak harus berlama2 dalam permainan
  • Sadar hasil. Dengan kata lain terima saja hasil yang saya dapatkan dalam game ini karena sesungguhnya saya sedang bertanding dengan diri saya sendiri. Jika dalam level yang tercatat saya lebih rendah, gak masalah itu sesuai dengan upaya yang saya lakukan dengan tujuan yang diinginkan. 
  • Sadar diri.  Bahagia sebuah kemenangan secara sadar saya yang tentukan.  Bukan dari melihat level teman main yang lebih rendah baru saya bisa bahagia.
Apakah saya berhasil mencapai tujuan?
Yang jelas masih jatuh bangun menaklukkannya (puk puk pundak sendiri) 
Usaha terus jangan kasih kendor! 😎

Jumat, Maret 19, 2021

Pengakuan Eksistensi

Eksis.  Kata ini sering disematkan pada orang yang terlihat nyata keberadaannya. Dengan alasan dan konotasi apapun. Misalnya eksis karena sering tampil di acara ibu-ibu , eksis karena hampir setiap hari update status di sosial media, eksis karena kejahatan korupsi dan lain sebagainya. Reaksi orang lain terhadap usaha eksistensi seseorang pun beragam. Penting disadari keinginan untuk eksis sudah dimiliki sejak lahir. Contoh seorang bayi menangis itu adalah caranya untuk menunjukkan eksistensi ingin diakui keberadaannya dan diperhatikan.  Berkembang usia, keinginan diakui keberadaan semakin berkembang juga. 

Salah satu bentuk pengakuan adalah pemberian sertifikat.  Saat ini banyak kegiatan yang memberikan sertifikat. Baik sertifikat sebagai bentuk penghargaan atas sebuah keberhasilan maupun bentuk ucapan terimakasih atas partisipasi dalam sebuah acara. Banyak juga yang dengan senang memajang sertifikat tersebut dalam sosial media. Alasannya beragam.  Menarik sekali, saya menjumpai sebuah komentar yang menyatakan bahwa pengakuan eksistensi itu membawa pada rasa sombong/ujub dan menjerumuskan seseorang pada dosa besar.  Tentu komentar ini menjadi pengingat yang amat baik apalagi memang ada dalam sebuah hadits Rasulullah Muhammad SAW  yang menyebutkan

Dari Abdullah bin Mas’Γ»d, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya.” Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya semua orang senang bajunya bagus, sandalnya bagus, (apakah itu kesombongan?”) Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya AllΓ’h Maha Indah dan menyintai keindahan. i so adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”.  [HR. Muslim, no. 2749]

Dari sini kita dapat mengetahui adoomba 2 jenis kesombongan yakni sombong terhadap kebenaran yang datangnya dari Allah dan sombong karena dengan kelebihan yang dimiliki membuatnya merendahkan manusia lain. Inilah yang harus kita waspadai. 

Lalu apakah pengakuan ini sudah pasti mengarah pada kesombongan? 
Menurut saya gak juga. Adakalanya pengakuan dibutuhkan sebagai bagian dari cara agar suatu kebaikan semakin lebih mudah diterima. 
Contoh gampangnya ketika kita melamar sebuah pekerjaan  sudah lazim ditanya keahlian apa yang dimiliki? maka kita pun menyiapkan sertifikasi yang sudah kita dapatkan bahkan kadang sertifikasi yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan yang kita inginkan pun dilampirkan karena kita berpikir bisa jadi dibutuhkan πŸ˜€ tanpa ada maksud menyombongkan diri melainkan kebutuhan. Contoh lainnya, penyerahan bukti  sertifikat penghargaan yang diserahkan para siswa yang ingin masuk ke sekolah favorit melalui jalur prestasi saat tahun ajaran baru. Saya yakin ini lagi-lagi karena kebutuhan.  Saya pernah juga mengurus legalisir sertifikat untuk keperluan ini di dinas pendidikan untuk putri saya yang ingin mendaftar ke sebuah sekolah negeri dan ternyata banyak sekali orang tua yang mengurus hal yang sama. 

Memberikan value/nilai bagi pengakuan eksistensi diri dapat menjadi salah satu cara yang penting dilakukan agar pengakuan tidak mengarah pada kesombongan






Selasa, Maret 09, 2021

Selebrasi Cluster Ratoe Dapur

 

Akhir pekan ini obrolan di whatsapp grup lebih ramai daripada biasanya. Bahkan daripada persiapan mengisi jurnal.  Apalagi kalau bukan persiapan selebrasi cluster! Di cluster saya, Ratoe Dapur, setiap co house diminta mengirimkan satu buah video estafet bahan resep sebagai bahan selebrasi.  Resepnya bebas yang penting di bagian akhir ada kata ini "Hexagon City Kota Produktif Warga Kreatif Penuh Solusi Cluster Ratoe Dapur" sesuai urutan co Housing. Karena Co Housing saya urutan ke-3 maka mendapatkan kata "City".

Diskusi di grup mulai dengan menentukan bahan resep apa yang dipilih.  Ada beberapa usulan yang masuk dan akhirnya kami sepakat dengan mbak Dian, yakni resep Donat.  Resep ini juga ada di aplikasi resep yang kami buat. Mbak Linda segera menentukan detail pembagian tugas

1️⃣Tepung terigu mia ▶️ambil mangkok berisi terigu dari depan kamera, ngasi terigu ke kanan

2️⃣gula pasir indah ▶️ dari kanan, ambil mangkok (seolah² berisi terigu) trus ngasi ke depan kamera mangkok berisi gula, (kalau bs perlihatkan mangkok berisi gulanya yah-mgk agak di closeup)

3️⃣kuning telur wenda ▶️ambil mangkok (seolah² berisi gula) trus ngasi ke seblah kiri mangkok berisi 2 butir telur 

4️⃣margarin farida ▶️ambil dari sebelah kanan mangkok berisi telur dan ngasi ke arah depan (kamera) mangkok berisi margarin

5️⃣susu bubuk dian ▶️ambil dari depan kamera mangkok (seolah²) berisi margarin dan ngasi ke seblah kiri mangkok berisi susu bubuk sachet (ga usah dibuak bungkusnya)

6️⃣air april ▶️ambil dari kanan mangkok berisi susu bubuk dan ngasi ke depan air dalam gelas

7️⃣mauripan (ragi) lia Ambil dari depan kamera, gelas berisi air dan ngasi ke sebelah kiri mangkok berisi ragi (ga usah dibuka bungkusnya)

8️⃣ bakingpowder linda ▶️ngambil mangkok berisi ragi  dari sebelah kanan dan ngasi baking powder ke arah depan

 9️⃣Donat dengan tulisan KOTA eka

Alhamdulillah gak seperti biasanya video kali ini selesai lebih cepat jadi saya bisa langsung mengirimkan ke grup. Semua potongan video ini dijadikan satu dan taraaa



Perhatikan deh ada bagian video yang lucu di scene mbak Wenda yang memberikan telur yang saya terima. Dari mbak Wenda telurnya berwarna putih, sampai ke saya berwarna coklat..hahahhaha.  Mbak Wenda ini tinggal di Amerika.  Katanya biasanya di sana ada telur berwarna coklat juga tapi pas stoknya habis jadi ia hanya punya telur putih.  Oke.. anggap saja telurnya kena debu di jalan sampai Indonesia jadi berwarna coklat 😁

Di bawah ini adalah ide selebrasi cluster. Tim Kreatifnya top bangetttt 

putih




Sssst acaranya bertabur doorprize juga lho.. ini susunan acaranya

1. Video PP 

2. MC opening 4 menit

3. Cluster leader masuk, tanya jawab 5 menit

4. 4 perwakilan cohos leader masuk 20 menit

5. Perwakilan cohos leader keluar

6. Ice breaking (Quiz & Doorprize) 5 menit

7. Perwakilan timses masuk 5 menit

9. Timses keluar

10. Penyajian video selebrasi 20 menit

Kalau kamu membaca tulisan ini sebelum acara selebrasi dimulai, ikutan nonton yuk!




Selasa, Maret 02, 2021

Refleksi dan Analisa

Perkuliahan Bunda Profuktif memasuki zona terakhir, yakni News Time.  Banyak yang tetiba sedih, karena perkuliahan akan berakhir, meski kami tetap di Hexagon City.  Tetapi ada juga yang sebaliknya. Berbeda karena tergantung pada hal yang diserap, dipelajari, dan dijadikan pengalaman selama mengikuti perkuliahan.

Tugas pekan pertama zona ini adalah merefleksikan kembali ada yang sudah dialami dan membuat analisa apa saja yang hal yang tak boleh kami ulangi lagi (stop), hal apa yang tetap bisa kami lanjutkan (Continue/Keep Going), serta hal baru apa yang akan kami mulai (Start).  Karena saya ada di tim Co House dan tim Formula maka saya akan merefleksikan dan menganalisa keduanya.

Dimulai dari Co House.  
Inilah saat kami menganalisa project co house



Hal yang menjadi delay adalah
  • Mudah menyerah dan kurang memiliki motivasi juang
  • Pasif/bersikap masa bodoh
  • Moody/baper
  • Minder, merasa kemampuan diri kurang
Sementara Risk
  • Pesimis
  • Komunikasi kurang lancar karena perbedaan jam online
  • Malas dan tidak aktif maunya terima beres
  • Tidak Disiplin
  • Tidak Kompak
Setelah sekian bulan mengerjakan project passion, banyak hal yang harus kami jadikan pelajaran dan juga perbaikan ke depannya


Project Passion Kami mundur dari target semula. Salah satunya karena komunikasi yang kurang lancar.  Ini maksudnya bukan kami jarang berdiskusi tetapi kadang menunggu responnya agak lama sehingga menambah waktu tunggu.  Setelah jadi bahan aplikasi pun demikian. Beberapa penyebabnya juga dapat dipahami seperti sakit atau sedang ada kesibukan lain.
Memang menjadi tantangan sendiri untuk menentukan waktu untuk bertemu secara daring apalagi ditambah dengan perbedaan waktu yang ada.

Hal baik yang perlu kami lanjutkan adalah penggunaan aplikasi yang membantu manajemen dan memantau tugas tim seperti Trello. Kami juga menggunakan google drive untuk menyimpan tulisan dalam jumlah kata yang banyak seperti resep dan foto. 
Selain aplikasi, ada kerja tim juga yang harus dijaga dan dilanjutkan yakni optimis mewujudkan tujuan, saling mendukung satu sama lain, dan berani keluar dari zona nyaman.
Karena kami juga menjumpai masa-masa dimana kami merasa project ini berjalan lambat karena ketidaktahuan kami dalam membuat aplikasi sementara semua bahan sudah siap. 

Sepertinya di masa mendatang jika kami ingin menekuni project aplikasi ini menjadi lebih besar lagi seperti aplikasi memasak lainnya yang sudah terkenal, kami perlu belajar pada ahlinya untuk membuat aplikasi.  Begitu juga untuk bisa menampilkan foto-foto yang menarik.





Senin, Maret 01, 2021

Seri Mempimpin Ala Emak : Bukan Bos

Suatu waktu ada yang curcol ke saya "Mak, Mak A jarang banget dateng rapat.  Padahal kan leader.  Nanti sekalinya ikutan rapat banyak banget koreksinya ini itu. Jadi sebel" Wajarlah ya sebel.  Apalagi kalau itu adalah sebuah projek yang telah berjalan. Mengulang kembali tentu membutuhkan waktu tambahan sekaligus membuat projek besar kemungkinan tidak selesai sesuai target. Pertanyaan ini mengingatkan saya akan film Stupid Bos yang dibintangi Reza Rahardian. Terbayang wajah kesal para bawahannya setiap kali usul atau alasan mereka ditolak.  Bos datang seperti petaka yang tidak diinginkan. Tiba-tiba suasana menjadi hening dan kaku.  Tapi bagaimana dari sisi pemimpin? Bukankah memang seharusnya demikian jika ada salah harus diubah?

Sebelum membahas lebih jauh kita samakan dulu yuk persepsi kita antara bos dan pemimpin.  Meneut Dale Carnegie dalam bukunya Sukses Memimpin ada perbedaan yang jelas antara Bos dan Pemimpin.

Bos :

  • Menggerakkan orang
  • Menanamkan ketakutan 
  • Mengatakan "Kerjakan"
  • Membuat pekerjaan menjadi membosankan
  • Bersandar pada kewenangan
  • Mengatakan "Saya", "Saya", "Saya"
Pemimpin
  • Mengarahkan orang
  • Menginspirasi antusiasme
  • Mengatakan "Mari Kerjakan"
  • Membuat pekerjaan menjadi lebih menarik
  • Bersandar pada kerjasama
  • Mengatakan "Kita"
Ketika saya memaparkan tentang ini di Hexagon City Virtual Conference ada yang bertanya "Apa bedanya menggerakkan dan mengarahkan?" Pertanyaan yang bagus sekali. Jawaban pertanyaan ini juga menjadi jawaban bagi pertanyaan curhat sebelumnya. Seorang bos menggunakan cara menggerakkan bawahannya dengan cara memerintah yang seringkali tidak memperhatikan alasan. "Kerjakan ini sekarang" atau "Gak bisa begini, ganti!" Sementara seorang pemimpin, akan mengarahkan anggota timnya apa yang sebaiknya dilakukan agar tercapai tujuan dengan memperhatikan beberapa aspek dan perspektif. Misalnya pemimpin sebuah kepanitiaan akan mengarahkan tim humas dalam diskusi tim agar acara dapat tersosialisasikan dengan lebih maksimal. Jika tim humas sudah merencanakan maka pemimpin kepanitiaan akan menyimak rencananya dan memberi masukan jika diperlukan. Sehingga pengubahan atau pembatalan minim terjadi. 

Memimpin sendiri merupakan sebuah hal yang dapat dipelajari oleh siapa saja. Termasuk para Emak.  Pemimpin tidak harus selalu tahu banyak hal apalagi harus banyak uang. Ketidaktahuan seorang pemimpin bisa diatasi dengan kerja tim dimana masing-masing tim akan saling melengkapi.  Oleh karena itu pemimpin tidak hanya orang yang berkomitmen, mau bekerja sama dan menerima hal-hal baru. Karena menyadari keberhasilan bersandarkan kerjasama jugalah maka seorang pemimpin akan berusaha menciptakan lingkungan yang nyaman dan penuh antusiasme dalam tim. Kaidah "Perlakukan orang lain sebagaimana ingin diperlakukan oleh orang lain" diterapkan oleh pemimpin dan seluruh anggotanya. Urusan kompak-kompak begini biasanya emak-emak jagonya deh. Kompakan pakai baju yang sama saat pengajian atau jalan-jalan, kompakan memasak, kompakan santunan, dan seterusnya.  Biasanya atas dasar sosial dan ada kebahagiaan sesudahnya karena kompak.  Kalau sudah sering kompakan seperti ini akan lebih mudah naik satu level dalam menjalin kekompakan di kepanitiaan atau tim untuk tujuan yang lebih besar lagi. 
Berbeda dengan Bos yang bekerja dengan sistem kewenangan. Yang benar berasal dari dirinya. Sehingga antusiasme anggota tim pun berkurang karena hanya bekerja berdasarkan perintah.  

Suatu keberhasilan tim pun pada dasarnya adalah keberhasilan bersama. Setuju ya?  karena mengerjakannya pun bersama. Seorang pemimpin yang bukan bos tidak akan menunjuk dirinya sendiri sebagai orang yang paling berjasa.  Justru ia akan sedikit menepi dan tersenyum di sudut menyaksikan satu per satu anggota tim meluapkan kebahagiaan pada keberhasilan yang tercapai.