Selasa, Januari 14, 2020

Peta Belajar Pawon Jelita


Ini diaaa nama pilot project saya dalam kelas Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional : Pawon  Jelita. Langsung bisa nebak pasti ya.. project saya berhubungan sama dapur atau dalam bahasa Jawa disebut pawon. Kalau jelita? aaahh pasti udah bisa nebak juga kaan.. gak usah dijabarin deh yaa .. hahahaha.
Sekarang saatnya membuat peta belajar (mind map).
Pernah membuat peta belajar?
Kalau belum, coba deh bikin.
Asyik lho membantu kita memandang masalah atau kebutuhan secara lebih utuh dan fokus.
Untuk anak-anak, membuat peta belajar juga membantu mereka menguasai suatu topik pelajaran dengan lebih mudah. Misalnya dalam pelajaran sejarah, mereka akan lebih mudah menemukan keterkaitan suatu peristiwa terhadap peristiwa lainnya dibandingkan dengan hanya menghapal.

Dalam setiap topik kehidupan yang kita ingin kuasai, kita juga bisa membuat peta belajar dari masing-masing topik belajar tersebut.  Sama seperti pelajaran sekolah tadi. Contohnya jika kita ingin menguasai ilmu agama maka kita bisa menjadikannya pusat utama dari peta "Belajar Ilmu Agama" kemudian membuat beberapa cabang sub topik.
Demikian juga dengan Pawon Jelita. Saya membuat peta belajar tersendiri dengan menempatkan tulisan Pawon Jelita sebagai pusat peta.
Terbayang yaa.. kita (sebagai tokoh utama peta) memiliki beberapa topik hal yang ingin kita kuasai, kemudian masing-masing bisa diperdalam dan bercabang lagi dalam beberapa sub topik, begitu seterusnya.  

Sepintas jadi mirip seperti Dora ..qiqiqi.. tiap mau mencari sesuatu buka peta dulu. 
Eh daripada tersasar di belantara hutan ilmu..
Malah seperti jalan di tempat, asyik mempelajari ilmu lain yang bukan prioritas.

Oke, balik ke Pawon Jelita :

Sebuah peta belajar dibuat untuk memenuhi tujuan yang diinginkan.  Untuk memudahkan saya mengingat maka dalam peta belajar ini saya tuliskan kembali apa tujuan yang saya inginkan dalam peta belajar Pawon Jelita, yakni

  • Mahir memasak makanan yang halal, thoyib dan enak.  Memasak menjadi keterampilan yang umum dimiliki oleh setiap ibu rumah tangga. Tetapi memasak makanan yang bebas penyedap rasa? hohoho belum semua ibu melakukannya.  Apalagi untuk makanan yang dijual di warung makan, sebagian besar dimasak dengan menambah penyedap rasa.  Alhamdulillah saya terbiasa masak tanpa penyedap rasa. Cukup membuat perbandingan yang tepat antara gula dan garam saja.  Namun ternyata mengkonsumsi gula pasir apalagi dalam jumlah banyak tidak bagus untuk kesehatan. Oleh karena itu menjadi tantangan untuk saya memasak dengan cara yang lebih baik lagi.   
  • Mahir membuat cemilan yang ekonomis dan lezat.  Pada tujuan umum saya menuliskan di setiap kegiatan bertambahlah kebermanfaatan yang bisa saya lakukan.  Saya berharap lewat keterampilan memasak, tidak hanya orangorang terdekat saja yang merasakan manfaatnya tetapi juga orang lain terutama bagi ibu-ibu dhuafa yang ingin menambah penghasilan. Maka saya memulai dengan menambah kemahiran membuat cemilan yang ekonomis, dari bahan yang bisa terjangkau harganya, namun tetap lezat rasanya sehingga peluang laris dibeli semakin besar.  
  • Mahir mendokumentasikan.  Selama ini seringkali tips memasak dan membuat kue yang saya dapatkan sendiri melalui beberapa uji coba resep hanya saya ingat-ingat saja, tidak tercatat rapi. Kalau pun ada catatan biasanya tersebar di beberapa kertas kecil.  Foto hasil masakan pun tidak selalu ada.  Saya merasa ini harus saya ubah agar kelak orang lain pun dapat belajar dari pengalaman saya dengan lebih mudah dan runut.

Ada empat sub topik dalam peta ini,

๐ŸŽ‚  Cemilan Ekonomis dan Lezat

Saya paling senang menemukan atau membuat resep cemilan yang ekonomis. Iyalaaah hemat di kantong dan kenyang di perut ๐Ÿ˜‚.  Apalagi kalau ternyata banyak yang suka dan cepat habis..waah tambah senang lagi.  Bagi pelaku usaha kuliner resep yang seperti ini pun banyak dicari.  Sayangnya agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi dan tampilan kue tetap menarik, beberapa produsen kue menambahkan bahan-bahan pengembang, pelembut, atau pewarna yang tidak bagus bagi kesehatan.
Kakak saya pernah mengalami sendiri, membeli roti di sebuah toko pinggir jalan selang beberapa jam kemudian diare cukup parah,  Ketika saya tanya apakah roti yang dibeli sudah kadaluarsa? jawabnya tidak.  Kakak saya bercerita sengaja memilih roti isi kacang hijau untuk menghindari selai buatan (banyak kasus ditemukan selai sengaja dibuat dari buah-buahan yang nyaris busuk untuk menekan biaya produksi).  Kalau sudah begini membahayakan orang lain dan bisa dituntut.  Gak jadi untung besar deh..

Karena itu pula banyak ibu rumah tangga yang lebih suka membuat cemilan sendiri.  Kualitas bahan lebih bisa terjaga.  Resep cemilan, dengan bantuan media sosial, sekarang semakin mudah dijumpai.  Hanya saja tidak semua resep menyertakan tips atau memberitahukan variasi lain yang bisa dibuat berdasarkan resep yang sama.
Ini yang menjadi alasan saya untuk membuat cabang pertama dalam topik cemilan, yakni mempelajari resep dasar.

Saat anak-anak masih kecil alhamdulillah saya berkesempatan mengikuti kursus di Bogasari Baking Center. Kursus yang sangat berkesan bagi saya karena disitulah saya belajar mengenal lebih dalam bahan-bahan kue. Saya diajarkan juga bagaimana cara menentukan takaran bahan sebuah resep agar kue yang diinginkan dapat mengembang dengan sempurna dan sudah pasti enak karena komposisi yang tepat.  Di akhir kelas ada ujian praktek dan teori juga lho..
Saya pikir kue jenis lain pun memiliki patokan takaran tersendiri.  Ini yang harus saya pelajari lagi di cabang kedua.

Semakin sering menguji coba sebuah resep maka kita akan semakin mahir (learning by doing).
Faktor-faktor yang turut menentukan keberhasilan uji coba ini pun semakin bisa dikenali dan diatasi.
Misalnya dalam pembuatan roti ternyata suhu ruangan cukup berpengaruh sehingga bisa saja resep yang sama memberikan hasil yang berbeda.
Mengikuti grup-grup masak, berdiskusi, amat membantu memberikan solusi permasalahan yang dihadapi saat membuat kue.


๐Ÿณ  Masakan halal, sehat, dan thoyib

๐Ÿ“ธ  Foto Makanan

f✍  Jurnal Belajar

0 Comments:

Posting Komentar

Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi