Selasa, Januari 07, 2020

Belajar Ala Saya

Gambarnya kok lagi ngetik malam hari ya?
Hehehe ini persis banget sama yang sedang dan sering saya lakukan..
Jam segini gentayangan! 👻
Setelah tidur pulas, bangun menjelang dini hari menjadi waktu yang asyik buat membaca, menulis,  atau sekedar merencanakan apa yang ingin dilakukan esok hari ,, seperti.. "hmm nyoba resep apa ya besok?" 
Meski kadang hanya sebentar karena harus melakukan kegiatan lain atau kembali tidur 😅

Tulisan kali ini tentang si telur oren dan menemukan cara belajar yang "gue banget" alias cara belajar yang menurut saya paling cocok dan paling nyaman untuk saya jalani.
Bisa jadi ada beberapa cara yang saya ambil sama dengan orang lain tetapi bisa juga sebaliknya.
Untuk mengingatkan kembali, sebelumnya saya sudah menuliskan ada 3 keterampilan yang ingin saya kuasai yakni memasak, membuat kue, dan belajar. 

Saya akan uraikan mulai dari tujuan hingga cara saya belajar untuk menguatkan proses menguasai ketiga keterampilan ini.




📌 Tujuan Belajar 

Beda deh rasanya melakukan sesuatu yang memiliki tujuan dengan yang tak memiliki tujuan.. 
Bahkan yang sama-sama memiliki tujuan pun akan berbeda lagi semangat melakukannya, tergantung pada kekuatan tujuan tersebut..
Setuju?
Menemukan tujuan yang kuat akan membuat kita dengan senang hati belajar dan berusaha pun dengan sekuat mungkin agar yang dilakukan mendapatkan hasil seperti yang diinginkan. 
Persis seperti quote di bawah ini 

“He who has a why to live for can bear almost any how.”― Friedrich Nietzsche
Secara umum dengan semakin menguasai keterampilan saya ingin :
  1. Bertambah bahagia. Adakah orang yang ingin hidupnya tak bahagia? Pasti jawabannya tidak.  Walaupun bentuk bahagia yang diinginkan tak sama, semua ingin bahagia. Bertambah bahagia? Wah apalagi ini ya.. semua orang menginginkannya.  Memiliki ilmu dan kebaikan yang bertambah banyak adalah hal yang membuat saya semakin bahagia. Belajar sesuatu yang belum dan sangat ingin saya bisa kuasai selalu mampu membuat saya berbinar-binar. Dan ketika akhirnya saya bisa, jangan tanya betapa bersyukur dan bahagianya hati saya. Saat ilmu tersebut bisa saya bagikan lagi kepada orang lain dan ia pun merasa senang, saya ikut senang .  Benar sekali kalimat yang menyatakan "Berbagi itu Indah". Hal itulah yang saya rasakan setiap mendapatkan pesan singkat lengkap dengan ikon love dan peluk "Aku udah cobain bikin resep yang mak Far sharing waktu itu.. anak-anak doyan banget lho,makasih ya Maak.." hati saya pun ikut penuh lope-lope 💞.  
  2. Menambah kebermanfaatan.  Saya teringat ucapan seorang ustadz di sebuah kajian "Muslim itu hidupnya haruslah membawa manfaat di muka bumi, bukan membawa kerusakan. Untuk inilah antara lain Allah ciptakan kita.." Maa syaa Allah.. meski kalimat "menjadi orang yang bermanfaat" sering saya dengar, kalimat ustadz "jlebb" sampai ke hati, mengingatkan kembali bahwa bermanfaat itu gak cuma bikin kita bahagia tetapi memang sudah menjadi amanah kehidupan.
  3. Menambah penghasilan. Jika ada yang mengatakan "Sebagian orang beripendapat, berusaha karena ingin menambah penghasilan. sebagian orang lagi berpendapat memiliki penghasilan dulu (mengumpulkan modal) agar bisa berusaha.  Sebagian orang yang lain lagi berpikir untuk berusaha sajalah, penghasilan akan mengikuti" kamu termasuk yang mana? 😁 Untuk saat ini saya sendiri termasuk yang ketiga,karena saya merasa ranah domestik, membersamai anak-anak, masih menjadi prioritas utama. 
Berkaitan dengan tujuan besar tersebut saya membuat sebuah project khusus (nama project ini saya tuliskan di postingan berikut yaa)  dengan tujuan

  • Mahir Memasak Makanan Sehat dan Enak. 
  • Mahir membuat resep cemilan ekonomis nan lezat sehingga bila dijual terjangkau namun rasanya tak mengecewakan.
  • Mahir membuat dokumetasi


📌 Ilmu yang Diperlukan

Biar keterampilan tersebut makin oke, pastinya butuh ilmu yang mendukung dong..
Di sini saya sudah menuliskan dalam telur-telur oren, apa saja yang ingin saya pelajari.




📌📙 Ilmu Membuat Resep Dasar Masakan dan Kue

Saya berpikir dalam berbagai ilmu yang dipelajari ada pola sama yang perlu dipahami terlebih dahulu yakni mempelajari pengetahuan dasar dari ilmu tersebut.  Jika kita sudah menguasai maka berikutnya akan lebih mudah mengembangkan dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Tinggal memodifikasi dan mengarahkan saja sesuai kebutuhan.
Seperti saat kita belajar matematika maka ilmu dasar yang perlu kita kuasai adalah memahami tentang penambahan dan pengurangan. Pelajaran berikutnya adalah pengembangan dari dua hal tersebut.
Ini juga mengapa saya senang sekali membaca buku mulai dari kata pengantar 😊 karena saya ingin mengetahui dasar pemikiran penulis dalam menuliskan buku tersebut sehingga akan memudahkan saya juga dalam memahami apa yang akan saya baca.

Demikian juga resep masakan/kue.  Saat ini jika kita ingin membuat suatu masakan mudah sekali mendapatkan resep untuk diuji coba (recook). Resep bertebaran dimana-mana.  Kita bisa membaca resep lewat buku, mencari lewat google, atau sosial media.  Banyak chef dan ibu rumah tangga yang dengan senang hati membagikan resep masakan andalan mereka.
Namun sayangnya ketika kita praktekkan ternyata gagal 😔
Penampakan makanan beda banget sama foto makanan yang dibagikan.
Rasa apalagi.. haduuhh gak jelas..
Kenapa ya?
Apakah yang membagikan resep menipu kita?
Atau ada kesalahan dalam penulisan resep?
Eits jangan berprasangka buruk dulu ah..
Karena ternyata ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan hasil berbeda.
Misalnya faktor alat ukur.  Pada resep yang menuliskan garam 1/4 sendok teh.. yakin kalo ukuran sendok tehnya sama? hehehe
Saya perhatikan juga beberapa orang membagikan resep dengan bahan ekonomis. Misalnya resep donat tanpa telur atau donat tanpa gula. Tetapi hasilnya tetap memuaskan.
Penasaran deh kok bisa ya?
Berarti ada rumus resep tertentu sehingga pengurangan salah satu bahan tidak membawa pengaruh yang berujung pada kegagalan
Makin yakin ada yang perlu kita pelajari 🔍😎


📌📙 Foto Makanan

Hayyooo siapa yang abis foto suka difoto dulu makanannya baru dimakan?
Toooosss ah.. sama!
Hahahahha anak-anak sampai hapal.  Malah setiap saya memasak yang bukan menu keseharian pasti bertanya dulu "Mau difoto gak Bu?"  
Menguasai ilmu foto makanan (atau yang lebih dikenal dengan Food Photography ) menurut saya penting dan perlu saya kuasai lebih dalam lagi karena berbagi resep masakan akan semakin mudah dipahami jika disertai foto dalam tutorialnya.  Resep makanan akan menarik pula untuk "dilirik" jika disertai dengan foto makanan yang dibuat.
Dengan semakin banyak yang melihat resep yang dibagikan tentu kebermanfaatannya akan semakin luas.
Ilmu lain yang perlu juga dipelajari karena berkaitan erat dengan food photography adalah ilmu menata makanan dalam sebuah wadah (food styling).
Tetapi untuk beberapa waktu kedepan saya akan fokus dulu di foto makanan.


📌📙 Efektivitas Waktu

Duh butuh banget nih terampil memanajemen waktu dengan baik. Benar-benar masih PR urusan pembagian dan disiplin soal waktu. 
Saya masih sering menunda suatu pekerjaan atau malah berlarut-larut dalam kegiatan lainnya.
Pekerjaan yang ditunda jelas yang berada di kuadran tidak suka, baik bisa maupun tidak bisa.
Sementara pekerjaan yang membuat saya berlarut-larut mengerjakannya terutama pekerjaan yang saya bisa dan suka.
Rasa penasaran dan ingin berhasil acapkali menyebabkan saya seringkali lupa waktu.
Pernah sampai mengurangi jatah waktu tidur.
Ujung-ujungnya membuat kebahagiaan saya berkurang juga, kepala jadi pusing..
Manajamen waktu pribadi yang berantakan tidak hanya mempengaruhi diri saya sendiri tetapi juga orang-orang di sekitar.

Dalam diskusi kelas Bunda Cekatan IP Depok, tehnik Pomodoro (salah satu tehnik manajemen waktu) menjadi bahasan yang cukup seru. Tehnik ini memiliki keunikan karena kita diajak untuk bekerja sesuai waktu.  Caranya adalah menggunakan sebuah timer (penemu tehnik ini sendiri  menggunakan timer berbentuk tomat yang dalam bahasa Italia disebut Pomodoro) yang diatur dalam jangka waktu tertentu. Di tehnik Podomoro dalam satu interval yang digunakan adalah 25 menit untuk pengerjaan dan 5 menit untuk beristirahat. Begitu seterusnya hingga 4 interval hal yang harus dikerjakan hari itu terpenuhi.  Dari beberapa artikel yang saya baca, penetapan waktu bisa bekerja dan beristirahat bisa berbeda setiap orang. Saya pikir saya pun perlu mencari pola interval yang lebih tepat untuk keterampilan yang saya ingin kuasai. Karena bisa saja waktu bekerjanya lebih dari 25 menit.  Contoh jika saya melakukan proofing adonan roti waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 40 menit. Sementara pengerjaan lainnya mungkin lebih singkat dari 25 menit.  

Berkaitan dengan penerapan manajemen waktu penting untuk membuat to do list (hal yang harus dikerjakan).  Dalam menetapkan urutan to do list saya berencana menggunakan tehnik Eat That Frog  dimana setelah membuat to do list  kita memilah kembali mana yang paling menjadi tantangan untuk dikerjakan lalu dahulukan pekerjaan tersebut baru mengerjakan pekerjaan lainnya.  Seperti yang diungkapkan oleh penulis buku Eat That Frog, Brian Tracy

“The hardest part of any important task is getting started on it in the first place. Once you actually begin work on a valuable task, you seem to be naturally motivated to continue.”

Sebagai pendukung, saya juga menggunakan aplikasi My Effectiviness sebagai media pencatatan.
Aplikasi ini cukup lengkap dan catatan yang diperlukan tidak hanya tentang to do list saja tetapi juga mencatat tujuan (goal) yang kita inginkan sebagai pengingat.
Ada satu lagi aplikasi yang juga ingin saya coba berikutnya , yakni Remember The Milk (lucu juga ikonnya sapi..qiqiiq) yang mirip dengan mya effectiviness hanya saja di sini ada  kolom pencatatan pendelegasian kerja. 


📌📙  Jurnal Perkembangan Belajar

Seneng deh setiap membuka pinterest dan instagram lalu melihat contoh jurnal belajar yang penuh dengan gambar doodle lucu-lucu.  Dududu.. jadi mau ikutan bikin juga.. 
Tetapi bukan jurnal rencana kegiatan atau rutinitas waktu keseharian yang saya maksudkan.
Melainkan sebuah jurnal khusus yang mencatat perkembangan proses belajar.
Dengan adanya jurnal belajar saya berharap keberhasilan maupun evaluasi perbaikan untuk proses belajar selanjutnya tercatat dengan rapi dan memudahkan saya jika sewaktu-waktu perlu melihat kembali.
Sejujurnya pencatatan yang rapi sendiri merupakan kegiatan yang saya bisa namun tidak suka.
Sebuah tantangan istimewa buat saya untuk konsisten dalam mencatat.
Alhamdulillah saya menemukan sebuah template lembar kerja (worksheet) gratisan yang bisa saya gunakan sebagai acuan contoh membuat lembar kerja ala saya sendiri.
Menarik juga karena didalamnya selain terdapat jangka waktu pengerjaan, persiapan, resiko yang mungkin dihadapi, hasil yang diharapkan, dan seterusnya (mengingatkan saya akan lembar praktikum saat sekolah dulu 😄)


📌 Sumber Ilmu

Untuk memenuhi kebutuhan ilmu maka berikut ini adalah sumber ilmu yang akan saya gunakan :
  • Buku bacaan. Jika saya ingin mengetahui suatu topik bahasan biasanya saya mencaru buku yang berkaitan dengan topik tersebut. Terkadang cukup dari satu buku saja atau bisa juga dari beberapa buku.  Buku-buku ini ada yang saya beli sendiri dan ada juga yang meminjam dari teman/perpustakaan.  Dibandingkan buku elektronik, saya lebih menyukai buku fisik biasa. 
  • Artikel dari internet/majalah/surat kabar.  Seperti halnya buku bacaan, artikel pun bisa menjadi sumber pustaka. Tentu saja penjelasan di artikel lebih ringkas dan padat.  
  • Sosial Media. Pinterest, instagram, youtube dan facebook adalah platform sosial media yang didalamnya banyak sekali pengguna yang membagikan tutorial memasak dan membuat kue.  Tak jarang tips-tips praktis pun disertakan sehingga meminimalisasi kegagalan.
  • Artikel dari internet/majalah/surat kabar.  Seperti halnya buku bacaan, artikel pun bisa menjadi sumber pustaka. Tentu saja penjelasan di artikel lebih ringkas dan padat.  
  • Sosial Media. Pinterest, instagram, youtube dan facebook adalah platform sosial media yang didalamnya banyak sekali pengguna yang membagikan tutorial memasak dan membuat kue.  Tak jarang tips-tips praktis pun disertakan sehingga meminimalisasi kegagalan.
  • Kursus, baik online maupun offline.  
  • Diskusi. Nyatanya ilmu tidak hanya bersumber dari apa yang kita baca atau lakukan tetapi juga bisa bersumber dari pengalaman orang lain yang bisa kita dapatkan dari diskusi.  

📌 Cara Belajar

Dulu sekali saya berpikir bahwa cara belajar hanya dengan membaca.  Belakangan setelah saya amati setidaknya ada 5 cara saya belajar :
  • learning by reading, belajar dengan cara banyak membaca buku/artikel
  • learning by doing, belajar dengan cara mempraktekkan ilmu yang saya dapatkan dari bahan bacaan atau dari pendapat orang lain
  • learning by teaching, belajar dengan cara mengajarkan kembali ilmu yang saya dapatkan kepada orang lain
  • learning by discussion, belajar dengan cara berdiskusi. Mungkin karena doyan ngobrol ya.. tetapi memang saya seringkali mendapatkan masukan atau ide dari kegiatan ini  
  • learning by experience, belajar dari pengalaman.  Baik pengalaman orang lain maupun pengalaman saya sendiri





0 Comments:

Posting Komentar

Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi