Masih ingat apa core value komunitas ini?
Atau lupa-lupa ingat?
Atau ingat-ingat lupa?
(Weleeeh tetep aja judulnya "lupa" Maaak 🙈)
Bismillah, diulang lagi yak!
Ada 5 core value komunitas Ibu Profesional yakni
- Belajar
- Berkembang
- Berkarya
- Berbagi
- Berdampak
Di perkuliahan Matrikulasi IIP Batch #8 topik utama yang diangkat adalah core value Belajar.
(Topik yang "gue banget" karena saya amat suka belajar 😍)
Masing-masing widyaiswara mendapat amanah untuk membuat video berbagi pengalaman seputar proses belajar yang telah dijalani. Para peserta matrikulasi bertugas mengumpulkan hikmah dari setiap cerita berbagi yang disampaikan. Beberapa hari kemudian, untuk menguatkan proses, masing-masing widyaiswara menetapkan waktu diskusi yang bisa dipilih oleh peserta.
Di bawah ini adalah jurnal evaluasi mandiri saya seusai diskusi :
Core Value Belajar
Alhamdulillah saya berkesempatan membersamai para mahasiswi matrikulasi batch #8 untuk berdiskusi tentang core value belajar yang dikaitkan dengan makna Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga yang telah dibahas sebelumnya di wag Matrikulasi IIP Batch#8.. Diskusi sedianya dimulai pukul 16.00 namun karena sesuatu hal yang di luar dugaan, saya terlambat 30 menit. Oleh karena itu diskusi yang dijadwalkan berlangsung mulai pukul 16.00-17.00 menjadi pukul 16.30-17.15 (penambahan waktu meruapakan hasil kesepakatan dengan peserta).
Bagi saya sendiri, sungguh ini menjadi catatan penting yang harus diperhatikan.
Sebelum diskusi dimulai saya menyampaikan beberapa peraturan antara lain tidak menjawab atau berkomentar di luar yang ditanyakan dan sedang dibahas. Saya sampaikan demikian agar semua menjadi lebih fokus pada topik yang sedang didiskusikan.
Mengenali Prioritas
Selanjutnya diskusi buka dengan pertanyaan yang menggelitik respon peserta dalam menetapkan skala prioritas sebagai seorang ibu lewat cerita berikut :
Jika suatu ketika Bunda sedang bersiap menyimak materi perkuliahan ternyata berbarengan dengan si kecil menangis, di luar hujan (jemuran belum diangkat) dan air berdesis tanda matang, apa yang akan Bunda lakukan?
Cerita ini adalah peristiwa yang sangat mungkin terjadi dalam keseharian.
Saya menggunakan tehnik fasilitasi Power of Question (dengan memberikan pertanyaan kunci untuk memantik proses berpikir) dan Make Space (memberikan ruang bagi para mahasiswi untuk berpikir) .
Ternyata memang beragam sekali respon yang diberikan namun sebagian besar menulis akan mengajukan izin sebentar dan mengurus pekerjaan rumah terlebih dahulu, entah pilihannya pada mengurus anak, air yang mendidih, atau jemuran.
Ini menunjukkan prioritas utama tetaplah pada keluarga.
Saya menggunakan tehnik fasilitasi Power of Question (dengan memberikan pertanyaan kunci untuk memantik proses berpikir) dan Make Space (memberikan ruang bagi para mahasiswi untuk berpikir) .
Ternyata memang beragam sekali respon yang diberikan namun sebagian besar menulis akan mengajukan izin sebentar dan mengurus pekerjaan rumah terlebih dahulu, entah pilihannya pada mengurus anak, air yang mendidih, atau jemuran.
Ini menunjukkan prioritas utama tetaplah pada keluarga.
Hal demikian perlu saya tanyakan karena saya ingin mengetahui lebih jelas prioritas mahasiswi yang berkaitan dengan tugas sebelumnya yakni makna Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga versi terbaik diri sendiri. Tentu harapannya adalah makna yang dituliskan adalah makna yang akan menjelma dalam keseharian mahasiswi dalam menjalani perannya sebagai seorang ibu.
Ada hal menarik dari sebagian besar komentar yang ada yaitu meminta izin sebelumnya pada pemateri. Ini menunjukkan mahasiswi mulai menerapkan adab dalam menuntut ilmu dan berusaha mempraktekkan/membumikan materi CoC yang sudah diperoleh juga sebelumnya.
Menginternalisasikan Makna Ibu Profesional
Menetapkan sebuah makna versi terbaik diri sendiri hanya akan menjadi sebuah makna tertulis
manakala makna tersebut tidak menginternalisasi dalam diri dan diterapkan.
manakala makna tersebut tidak menginternalisasi dalam diri dan diterapkan.
Setelah memiliki makna versi diri sendiri,
kemudian diajak untuk berpikir tentang sebuah kasus/peristiwa,
maka berikutnya adalah bagaimana cara menginternalisasikan makna tersebut versi diri sendiri juga.
kemudian diajak untuk berpikir tentang sebuah kasus/peristiwa,
maka berikutnya adalah bagaimana cara menginternalisasikan makna tersebut versi diri sendiri juga.
Saya menuliskan pertanyaan pemancing berpikir
Berkaitan dengan makna Ibu Profesional yang telah kita bahas sebelumnya,
adakah yang ingin menuliskan apa yang harus kita lakukan
agar makna tersebut menginternalisasi dalam diri kita?
adakah yang ingin menuliskan apa yang harus kita lakukan
agar makna tersebut menginternalisasi dalam diri kita?
Karena saya ingin mengaitkan dengan core value belajar
maka saya mengarahkan percakapan pada kata kunci “belajar”
sebagai bagian cari cara untuk menginternalisasikan makna.
Setelah mendapatkan kata kunci tersebut, saya pun melanjutkan diskusi ke topik berikutnya.
maka saya mengarahkan percakapan pada kata kunci “belajar”
sebagai bagian cari cara untuk menginternalisasikan makna.
Setelah mendapatkan kata kunci tersebut, saya pun melanjutkan diskusi ke topik berikutnya.
Menjadi Ibu Pembelajar
Core Value IIP yang pertama adalah belajar.
Setiap ibu dalam komunitas ini semestinya merupakan seorang ibu pembelajar,
terutama belajar tentang hal-hal yang berkaitan dengan perannya
sebagai seorang perempuan, istri, dan ibu.
Waktu sisa yang singkat saya gunakan untuk menuliskan pertanyaan berikut Setiap ibu dalam komunitas ini semestinya merupakan seorang ibu pembelajar,
terutama belajar tentang hal-hal yang berkaitan dengan perannya
sebagai seorang perempuan, istri, dan ibu.
Seberapa penting bagi kita untuk menjadi seorang ibu pembelajar?
Apa yang akan kita dapatkan dengan menjadi seorang ibu pembelajar?
Pertanyaan yang juga menjadi evaluasi sekaligus pemantik belajar bagi diri saya sendiri
Apa yang akan kita dapatkan dengan menjadi seorang ibu pembelajar?
Pertanyaan yang juga menjadi evaluasi sekaligus pemantik belajar bagi diri saya sendiri
Kesimpulan Evaluasi
- Merasa harus lebih banyak lagi menambah pengetahuan dan
- Memahami serta terampil menguasai beragam tehnik memfasilitasi
- Membuat perencanaan fasilitasi dengan lebih baik
- Lebih memperhatikan masalah waktu
- Menambah koleksi ungkapan percakan keseharian (untuk menambah keakraban)
Semangat memfasilitasi lebih baik! 💪
0 Comments:
Posting Komentar
Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi