Jujur dulu tuh saya agak melipir setiap diajak serius belajar fiqh. Bukan karena ilmu fiqh gak penting.. pening euy liat banyak banget mahzabnya, dalilnya.. jadi saya lebih sering membaca bab fiqh sesuai kebutuhan saja. Misalnya saya sedang mencoba berdagang maka bab tentang Jual Beli saja yang saya baca. Atau mau melihat tentang memandikan jenazah, ya sudah itu saja. Dan tidak mencoba mencari buku atau sumber lain sebagai penambah pengetahuan. "Cukuplah yang penting intinya dapat" begitu pikir saya. Padahal setelah saya ikut belajar kajian fiqh saya baru tahu yang saya kira "inti" bukan inti juga, alias perlu ada hal lain yang mendasar yang dipahami.
Alhamdulillah Allah ijinkan sekitar 3 bulan terakhir saya mengikuti 2 kajian fiqh sekaligus. Yang satu kajian fiqh khusus wanita, yang satu lagi kajian fiqh umum. Keduanya berbeda tempat dan waktu. Ada yang setiap pekan dan ada yang setiap dua pekan sekali. Sebenarnya pada kedua kajian itu saya tidak mengikuti dari awal. Bahkan untuk yang fiqh umum sudah memasuki semester terakhir. Tetapi penyelenggara mengatakan bahwa kuliah fiqh akan diulang kembali dari awal. Jadi in syaa Allah saya akan tetap bisa mengikuti materi-materi awal.
Ya, saya ingin sekali ilmu yang akan saya dapat bisa saya bagikan kembali khususnya untuk anak-anak yang sudah beranjak dewasa (selain bagi saya sendiri akan bertambah lagi bekal pengetahuan sebelum melakukan sesuatu hal).
Saya ingat saat seumuran mereka saya tak tertarik sama sekali untuk belajar fiqh.
Saya bersekolah di sekolah negeri yang notabene jam pelajaran agamanya lebih sedikit daripada sekolah madrasah atau sekolah islam lainnya. Belajar pelajaran sekolah saja rasanya sudah cukup menyita waktu. Apalagi ditambah belajar fiqh dengan banyak dalil, bisa makin keriting deh 😵
Namun seiring berubahnya peran, menjadi seorang Ibu, sisi pandang saya berubah.
Saya merasa anak-anak saya perlu mengetahui fiqh meski mungkin belum mendalam. Minimal lebih banyak daripada yang saya ketahui dulu. Apalagi mengingat pergaulan masa ini amat berbeda dengan masa saya dulu. Mudahnya akses teknologi menambah perbedaan semakin terasa. Di satu sisi padatnya jam belajar (yang juga lebih banyak daripada masa saya sekolah dulu), banyaknya tugas sekolah, membuat keinginan mereka untuk belajar fiqh secara langsung berkurang. Sudah lelah dengan sedemikian banyaknya beban sekolah.
Saya berharap bisa menjadi perantara ilmu bagi mereka.
Dan yang mereka ketahui ini akan bisa menjadi bekal dalam menghadapi tantangan jaman.
Gendhuk (anak perempuan saya) beberapa kali bilang "Jaman aku nanti ngeri ya Bu, sekarang aja banyak pendapat sama pemikiran (yang jauh dari nilai Islam) begini.."
Kalimat yang menjadi pendorong buat saya untuk semakin bersemangat lagi belajar.. 💪
Meski masih aja tiap liat bukunya, tatapan saya mendadak sendu "banyak amattt yang musti dibaca..."
Tantangan banget!
Sesuai dengan tujuan pribadi tadi, Bismillah, saya membuat tulisan khusus dalam menu jurnal, apa yang saya pelajari selama mengikuti kajian fiqh. Yang saya tulis lebih pada ikatan makna dari ilmu yang dibagikan oleh pengajar, ustadz dan ustadzah.
Untuk ilmu fiqh lebih detail silakan membaca buku rujukan utama yakni Fiqh Sunnah karangan Sayyid Sabiq dan buku Fiqh Wanita karangan Syaikh Kamil Muhammad 'Uwaidah. Atau bisa ditambah juga artikel-artikel lain yang berkaitan.
Oh iya saat menulis ini saya belum lama mengikuti ujian fiqh. Meski kajian ini pesertanya ibu-ibu semua (dan banyak yang lebih tua daripada saya) yang setiap hari lebih banyak berkutat dengan urusan domestik rumah tangga, tetapi tetap diadakan ujian tertulis untuk mengukur pemahaman terhadap hal-hal yang sudah dipelajari. Khusus untuk kajian Fiqh Umum bahkan sebelumnya didahului dengan presentasi kelompok yang membahas tema-tema seputar ilmu fiqh yang dipelajari.
Ibu-ibu rumahan ujian?
Mau tahu yang terjadi di malam sebelum ujian?
Whatsapp grup heboh luar biasa!
Deg-degan.. udah lamaaa gak sekolah euy
Ada yang nanya kisi-kisi.. ada yang nanya bahan ujian karena gak datang di pertemuan..
Ada yang nulis "ujiannya bisa open book gaaakk?" "Ujiannya bisa dbawa pulang?" 😂
Ssstttt Maaaak.. jangan sampai anak-anak tahuuuu.. bisa malu kitah 😅
Jumat, Desember 27, 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Posting Komentar
Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi