Selasa, Desember 17, 2019

Bermain di Kelas Bunda Cekatan


Yeaayyyy alhamdulillah.. setelah jeda waktu yang cukup panjang akhirnya kelas Bunda Cekatan datang juga. Waktunya belajar ilmu baru tiba.. hwaa seneng banget !  Apalagi batch 1 ini difasilitatori oleh Ibu Septi )founder Ibu Profesional) langsung.  Kelas Bunda Cekatan sendiri merupakan kelas lanjutan dari 2 kelas sebelumnya di Institut Ibu Profesional (IIP), yakni kelas Matrikulasi dan kelas Bunda Sayang.  Sebenarnya jurnal keduanya pun ada di blog ini tetapi setelah perkuliahan selesai saya sembunyikan.  Pernah ada yang tanya alamat blog untuk melihat jurnal.  Katanya biar dapat "gambaran" mengerjakan tugasnya.  Saya sampaikan hal yang sama "Jurnalnya udah diumpetin Mbak.." 😁.
Lagipula setiap tugas perkuliahan di IIP sifatnya individual banget kok. Tergantung kondisi diri dan keluarga masing-masing. Walaupun sudah melihat tugas orang lain tetap saja harus menganalisa diri sendiri dan keluarga yang memang unik berbeda dengan keluarga lain. Alasan saya menyembunyikan juga karena "unik" ini. Di jurnal-jurnal tersebut terutama Bunda Sayang, banyak membahas detail tentang proses membersamai anak-anak di rumah dan mereka belum sepenuhnya sreg hal tersebut dibagikan.  Bahkan dalam prosesnya pun saat kami berbincang anak-anak kadang bertanya "Ini mau ibu tulis ya buat tugas di IIP?" haduuuhh emak kurang pinter kali yak jadi berasa diobservasi 😆.  Sementara di Kelas Bunda Cekatan berbeda, kali ini lebih banyak bahas tentang emaknya sendiri. Jadi cukup tanya pada persetujuan diri sendiri.. hehehe.  Bismillah, luruskan niat,siap bermain dan berpetualang di kebun ilmu Bunda Cekatan 😍

Deg-degan campur penasaran, apa aja sih yang akan saya jumpai selama di kelas Bunda Cekatan?  Peta apa yang harus saya pelajari dulu supaya sampai ke tujuan sesuai harapan? Oh ternyata seperti ini :



Berarti sekarang saya ada di Kelas Telur- Telur
Okey..  Mari bermain!

Melacak Kekuatan

Permainan dimulai dengan melacak kekuatan.  Ada 4 kelompok kuadran kegiatan sehari-hari yang harus diisi yakni kuadaran kegiatan yang :

  1.  Bisa dilakukan namun tidak disukai
  2.  Bisa dilakukan dan disukai
  3. Tidak bisa dilakukan tetapi disukai
  4. Tidak bisa dilakukan dan tidak disukai
Eh kenapa kita perlu mengelompokkan kegiatan?
Menurut saya sederhana saja, agar kita tetap "waras" di tengah kegiatan yang sedemikian banyaknya dalam peran kita sebagai seorang ibu, istri dan juga perempuan,
Setuju kan.. kegiatan yang kita sukai dan bisa dilakukan itu menjadi mood booster yang ampuh.
Bikin kita seperti gak kenal kata "capek" dan "bosan"
Bikin kita siap melakukan hal lainnya.
Iyalah, karena sudah terpenuhi, kitanya bahagia. 
Dan kalau sudah senang, kita akan bisa bereaksi lebih baik menghadapi persoalan keseharian yang kita jumpai dan aktivitas lainnya terasa lebih ringan.
Sebaliknya, kalau yang kita lakukan tidak membuat kita bahagia, maka peluang mengalami stres akan bertambah besar. Dan yang paling terasa efeknya adalah terhadap pola asuh anak. Duh jangankan menghadapi anak yang rewel, dengar kucing mengeong aja kita bisa sensi (ups!)

Dari sini kita tahu bahwa bahagia adalah koentji.
Tanpa mengenyampingkan amanah utama yang harus dilakukan, menjadi bahagia adalah prioritas. Sebelum kita bisa memberi bahagia lebih banyak kepada orang-orang di sekitar, maka kita harus terlebih dahulu bahagia.
Persis seperti pesan yang bu Septi sampaikan juga dalam videonya : "Jangan Lupa Bahagia". 

Dan inilah pengelompokan kegiatan keseharian saya : 


Bisa dan sukanya banyak yah dan rasanya itu masih ada yang ingin saya tambahkan lagi.
Kuadran lain pun banyak isinya, tapi jadi kepenuhan daunnya kalau dituliskan semua (hallaahhh ngeles 😝)
Ada juga yang sempat saya agak bingung mau menuliskannya di kuadran yang mana.
Contohnya beberes.  Saya suka dan bisa beberes.  Saya senang dan amat menikmati hasil beberes seperti dapur dan tempat jahit yang menjadi rapi, semua barang berada pada tempatnya. Tetapi adakalanya saya membiarkan barang-barang tergeletak begitu saja jika pekerjaan yang saya lakukan belum selesai. "Dipindahin malah bingung cari barang yang dibutuhkan.." 😬.  Di lain waktu kadang saya juga membereskan sambil mendumel apalagi jika sedang terburu-buru atau barang yang sudah dirapikan berantakan lagi sehingga saya harus mengulang.  Rasanya seperti tak habis-habis yang harus dikerjakan. Kata Si Mbarep "berarti ibu gak suka, soalnya marah-marah.."
Jlebbb... iya juga ya..
ada benarnya sih 😬

Di kuadran suka dan bisa ada 6 hal yang sering saya lakukan di rumah yakni
  1. Membaca.  Bisa membaca tanpa gangguan buat saya adalah me time yang amat menyenangkan. Apalagi jika yang dibaca adalah topik yang sangat ingin saya ketahui dan kuasai. Saya bisa membeli beberapa buku sejenis dan membacanya secara maraton.  Suami saya yang sering komentar "Bukannya buku kayak gitu udah punya?" dengan kalem saya jawab "Kan beda penulis.. beda lagi sudut pandangnya" 😄 Kegemaran saya akan belajar juga sering memancing rasa ingin tahu anak-anak. Bagaimana tidak penasaran melihat ibunya rela menghabiskan waktu banyak untuk memuaskan keingintahuannya."Ibu gak capek belajar terus?"
    "Ya gaklah.." jawab saya dengan cepat.
    "Gak capek karena Ibu suka ngerjainnya"
    Saking seringnya melihat demikian terkadang mereka akhirnya juga ikut mempelajari apa yang saya pelajari.Meniru proses yang saya lakukan.
    Bagi saya, memiliki rasa ingin tahu, ingin bisa, itu rejeki.
    Jadi saat anak-anak memiliki rasa yang sama, sudah pasti membuat bahagia saya bertambah, alhamdulillah..
  2. Memasak.  Ini pekerjaan utama hampir semua ibu rumah tangga ya.. walaupun memang ada yang tidak menyukai kegiatan memasak.  Dan saya termasuk yang suka memasak meskipun sejujurnya dulu ketika gadis bisa dibilang saya tak bisa memasak. Sekarang bagi saya seringkali kegiatan memasak, termasuk juga membuat aneka cemilan dan minuman, mirip sebuah eksperimen di laboratorium.  Saya coba menggabungkan beberapa macam bahan untuk mengetahui apakah rasanya enak atau tidak. Pernah saya membuat omelet oncom, bolu chocolatos matcha (ternyata banyak teman yang membuat kembali sesuai resep yang saya buat dan bilang enak lho..) sampai-sampai saking seringnya bereksperimen, anak-anak kalau melihat saya menyiapkan bahan yang tak biasa mereka lihat, mereka akan tanya, "Ibu mau nyoba bikin apalagi?" qiqiqiqi.  Namanya juga eksperimen kadang hasilnya enak kadang gak.Oh ya kegiatan membuat kue/cemilan di sini masih saya gabungkan.  Di telur berikut akan saya pisahkan keduanya. 
  3. Diskusi kecil. Saya tuh suka ngobrol, menyalurkan 20.000 kata yang katanya perlu dikeluarkan oleh setiap perempuan. Seperti halnya membaca buku, dari ngobrol saya bertambah tahu tipe orang yang berbeda, sudut pandang, dan pendapat, yang semua mengkayakan pengetahuan saya juga.  Saya suka sekali membicarakan ide-ide kegiatan, membahas sebuah project, dan lain-lain.
  4. Belajar.  Entah mengapa setiap saya merasakan ada ilmu yang penting buat saya pelajari,  gairah ingin tahu itu meletup-letup dan tak mau saya lewatkan. Sebisa mungkin saya luangkan waktu untuk mempelajarinya dan mencari sumber-sumber ilmu yang sekiranya dapat memenuhi keingintahuan tersebut semaksimal yang bisa dilakukan.  Bisa lewat menambah koleksi bacaan, menonton video, atau mengikuti kajian/kursus.Dan ketika akhirnya tahu rasanya senang sekali! Bagi saya itu rejeki
    Contohnya saat saya belajar tentang branding. Sungguh saya penasaran tentang branding ini. Apakah branding itu diberikan oleh orang lain atau kita yang menunjukkannya pada orang lain?  Banyak yang bilang efek branding amat luar biasa dalam dunia bisnis. Tetapi ada juga yang menyarankan perlu berhati-hati agar tak terjebak dalam dunia "pamer" atau melakukan branding dengan cara yang salah sehingga akhirnya malah membuat orang lain tak suka dan ujung-ujungnya tak tertarik pada apa pun yang kita tawarkan. Saya pun mendaftarkan diri mengikuti sebuah kursus tentang branding, dengan tetap menambah pengetahuan sendiri lewat buku dan artikel. Ternyata menarik lho belajar Branding. Memahami konsepnya, alhamdulillah membuat semakin paham apa yang harus dilakukan tanpa menggegas.
  5. Berkebun. Dr Aisyah Dahlan dalam sebuah ceramahnya mengatakan jika seseorang memang bakat memasak biasanya suka berkebun/bercocok tanam. Entah berlaku juga bagi saya bisa memasak karena memang juga bakat atau karena terbiasa saja melakukannya.  Yang pasti saya suka berkebun, mengurus tanaman, dan kalau sudah mulai kegiatan ini saya sering lupa waktu, tahu-tahu sudah siang. Saya suka melihat rumah yang rimbun dengan pepohonan dan terlihat teduh.
  6. Hasta karya
Di kuadran bisa tetapi tidak suka
Berbeda dengan kegiatan rumah tangga lainnya, menurut saya menyetrika adalah kegiatan yang sulit untuk diiringi dengan kegiatan lain, harus satu per satu mengerjakannya dan membutuhkan waktu yang lama. Meski sekarang saya lebih memilih untuk tak multitasking rasanya tetap saja untuk meyetrika perlu disiapkan waktu khusus.  Sekali waktu kadang saya menikmati juga menyetrika sambil menonton televisi atau youtube tetapi akhirnya waktu yang dihabiskan semakin banyak. Akhirnya pekerjaan lain pun tertunda.

Di kuadran tidak bisa tapi suka saya mencantumkan kegiatan kegiatan membetulkan peralatan rumah yang rusak terutama elektronik.  Saya suka mencari tahu dan senang jika bisa membetulkan sendiri seperti kejadian saat pasta maker saya berderit setiap diputar. Dari info yang saya dapat di youtube, blog, ternyata ada beberapa cara untuk membetulkannya namun berseberangan, yang satu menyatakan pakai harus minyak, tetapi yang satu menyatakan pakai tepung saja cukup, sehingga saya harus coba satu per satu sampai menemukan solusi hingga mesin ini tak berderit. Ketika berhasil, "Eureka!" senangnya bukan main 😍.  Tetapi berbeda jika yang rusak adalah barang elektronik seperti setrikaan. Saya belum bisa membetulkannya dan lebih banyak berakhir dengan mengeratkan kembali baut penutup.
Kalau sudah begini serahkan sajalah  pada ahlinya 😞

Sementara di kuadran terakhir, tidak suka dan tidak bisa, saya menuliskan antara lain kegiatan.  Sejak kecil saya sering merasa wajah saya tebal dalam riasan dan itu membuat saya tidak nyaman.  Meski ada yang berkomentar "bikin pangling ih.. tambah cantik"  ge'er pun rasanya tidak.
Saya lebih suka tampil natural saja. Paling hanya bedak tipis. Bedak pun seringnya malah lupa, jadi tak pakai bedak sama sekali.


Menemukan Telur

Dari kegiatan keseharian yang saya suka dan bisa, maka saya pun memilih 5 telur yang akan saya perdalami lagi.
Bentar.. kenapa ya perlu dipilih?
apa nantinya mau jadi seorang yang ahli di bidang tersebut?
apa mau jadi pengusaha?

Jawabannya bisa beragam.
Gak selalu diawali karena ingin menjadi sesuatu.
Kegiatan yang disuka dan bisa dilakukan, disadari atau tidak acapkali mendorong kita untuk mencari tahu dan menguasai lebih banyak.
Contoh sederhana, misal suka dan bisanya minum kopi.
Tanpa diniatkan untuk belajar tentang kopi sebelumnya kita akan mulai membandingkan jenis-jenis kopi yang diminum, mana yang lebih enak, bahkan sampai proses pengolahan dan akhirnya bisa meracik kopi sendiri.
Lama kelamaan menjadi seorang yang ahli pun terjadi dengan sendirinya.

Gambar di bawah ini hasil saya memilah aktivitas keseharian membuat saya selalu ingin tahu dan menguasai lebih banyak

Beberapa aktivitas tersebut sudah bisa dijadikan untuk menambah pemasukan. Namun saya sendiri merasa masih banyak yang harus dikuasai lagi terkait 5 telur yang saya pilih ini.  
Saya lanjutkan di postingan berikutnya yaa











0 Comments:

Posting Komentar

Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi