Pernah dengar berita tentang anak-anak yang bunuh diri?
Jaman
baheula bunuh diri biasanya dilakukan oleh orang dewasa. Tapi sekarang
anak-anak pun banyak yang ikut melakukannya.
Dan kita, setiap mendengar berita anak bunuh diri, sering tak percaya dan bertanya-tanya "Hah??? baru seumur itu? memang ada masalah apa?"
Dan kita, setiap mendengar berita anak bunuh diri, sering tak percaya dan bertanya-tanya "Hah??? baru seumur itu? memang ada masalah apa?"
Kisah
Muhammad Basir ini ( ditayangkan di acara Kick Andy, Jumat 15 Oktober 2010)
mungkin bisa memberikan kita sedikit gambaran
Pengalaman
yang memilukan mungkin yang dialami keluarga Sri Sariyah. Keluarga yang
bermukim di daerah Pasar Minggu,Jakarta itu beberapa waktu lalu kehilangan anak
yang sangat disayanginya yaitu Muhamad Basir. Menurut Sri, Basir adalah anak
yang baik dan penurut. “Tidak pernah macam-macamlah anak saya Basir itu,” ujar
Sri mengenang anaknya.
Namun bagai
disambar petir ketika itu, ketika Sri dan Suaminya menemukan anaknya, Basir
dalam keadaan tergantung lehernya di sebuah gerobak rokok. Basir kala itu masih
bisa bernafas. Namun ketika dilarikan ke rumah sakit, menurut Sri, nyawa Basir
tidak tertolong. Yang membuat Sri dan suaminya, Hadi Akbar sedih adalah, sehari
sebelum ditemukan tergantung, Basir yang masih berusia 10 tahunan itu merengek
minta melanjutkan sekolah. “Almarhum sering diejek teman2nya karena tidak
sekolah dan anak orang miskin,” kata Sri sambil menangis. Kini Sri hanya bisa
meratapi kepergian anaknya, Basir. Cita-cita Basir yang ingin menjadi Polisi
hanya tinggal impian.
Lagi-lagi
tak habis pikir "Kok bisa-bisanya..Hanya karena tak tahan diejek teman dan
frustasi menghadapi kenyataan hidup yang berat, sebuah nyawa rela
dilepaskan.." tetapi mungkin di mata si anak, amat sulit untuk bertahan.
Kemampuan untuk memecahkan masalah masih terbatas. Sementara lingkungan yang
tak cukup peka menampung gelisah hati malah menuntut pengertian yang lebih
dalam dari seorang anak kecil.
Masih
beranggapan seorang anak yang baik dan manis mustahil bunuh diri?
kenyataan menunjukkan sekarang kita harus lebih waspada.
Memang
menurut Yosep (2009) dalam bukunya Keperawatan Jiwa, ancaman kebutuhan
dasar (dalam kisah di atas adalah ekonomi) dan hubungan sosial/pertemanan dapat
menjadi faktor penyebab bunuh diri. Faktor-faktor lainnya adalah faktor
mood dan biokimia otak; faktor meniru dan pembelajaran ; faktor
hilangnya perasaan aman dan ancaman kebutuhan dasar serta faktor relegiusitas.
Dan kita
tidak dapat mengingkari kemungkinan hadirnya faktor-faktor itu pada anak-anak
di sekitar kita.
Terus musti
gimana donk? Faktor penyebabnya kita udah tahu..tapi ada ga cara yang lebih
real buat jagain anak-anak? bicara aja cukup ga sih?
Beberapa
tips dari Gobind Vashdev ini mudah-mudahan bisa membantu kita
1.Saringlah informasi yang masuk.
Menghindarkan
anak-anak dari tontonan berita-berita kriminal yang marak di televisi adalah
langkah yang baik agar anak berpandangan baik tentang dunia ini. Selain
itu juga menghindari berlangganan majalah, tabloid, atau koran yang memuat
banyak berita-berita gosip atau kekerasan lainnya.
Seorang
pelopor dalam bidang penelitian bunuh diri, David Philips, dari University of
Californiadi San Diego telah melakukan penelitian dengan mengkliping berita
bunuh diri yang dimuat di media massa. Profesor tersebut menemukan ada
korelasi positif antara pemberitaan media massa tentang bunuh diri dan tingkat
bunuh diri di daerah penyebaran media massa tersebut. Misalnya pada saat Marlyn
Monroe bunuh diri maka pada bulan tersebut angka bunuh diri di Amerika Serikat
meningkat sampai 12 persen. Berita di media seolah-olah memberikan inspirasi
pada pembacanya, cara menyelesaikan masalah, memberikan sebuah pembenaran bahwa
suatu cara boleh ditempuh.
2.
Pilih mainan yang digunakan.
Penting bagi
orang tua untuk menghindari DVD game yang berisikan permainan yang mengandung
kekerasan. Akan baik sekali bila permainan yang dibeli untuk si kecil adalah
permainan yang mengasah kemampuan sensorik dan motoriknya
3.
Belajarlah mendengar
Banyak
masalah anak yang berasal dari kurangnya komunikasi dari orangtua kepada buah
hatinya. Mendengar termasuk dalam komunikas. Seringkali orang tua
lebih suka didengar perkataannya daripada mendengar perkataan anak.
Akibatnya anak merasa kurang dimengerti. Ketidakpuasan karena tidak
dimengerti akan membuat anak menjadi pasif dalam berkomunikasi dengan
orangtuanya. Anak akan menjawab seperlunya dan ini akan menjadi cikal
bakal tindakan-tindakan nekat sang anak, terutama pada anak laki-laki.
Statistik
menunjukkan bahwa empat dari lima orang yang bunuh diri adalah pria. Hal
ini disebabkan karena pria lebih sedikit berbagi, tidak boleh menangis, dan
lebih jarang berpelukan. Padahal curhat atau berbagi, berpelukan dan
menangis adalah pelampiasan emosi bawah sadar yang sangat baik.
Disamping
tips di atas, berbagi keindahan hikmah pada anak di setiap peristiwa, penanaman
karakter-karakter positif (seperti keberanian, tanggungjawab, kejujuran)
serta kedekatan yang erat dengan Allah Sang Pencipta penting pula untuk
kita berikan. Hidup tak mungkin tanpa masalah. Masalah ada untuk
dihadapi. Masalah menjadikan manusia semakin tangguh. Hukum alam,
manusia yang lemah terseleksi dengan sendirinya. Setiap dari kita menginginkan
anak-anak yang tangguh kan? Apalagi saat mereka dewasa kelak, jaman
berubah, masalah pun berubah semakin rumit dan pelik. Kita juga
menginginkan anak-anak yang tahu apa yang harus ia putuskan dan kemana ia harus
melangkah saat didera ujian hidup. Anak-anak yang paham kalau Robbnya tak
pernah tidur, selalu melindungi dan melimpahkan nikmat di balik cobaan sehingga
kepadaNyalah ia berlari mengadu dan memohon kekuatan. .
Gandeng erat
anak-anak kita, basahi dengan kasih sayang dan jadikan mereka tangguh menjalani
cerita hidupnya..
Agar setiap
anak tak sudi membiarkan cerita hidupnya berhenti karena hidup yang sengaja
dihentikan.
dan takkan ada ABG yang iseng menulis status di facebooknya "Lagi bosen nafas nih, enaknya ngapain ya?" >_<
0 Comments:
Posting Komentar
Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi