Siapaaa yang pernah gemezzz liat anak numpahin minuman...?
apalagi saat lantai rumah baru saja dibersihkan..
grrggrrrhh .. langsung reflek teriak "adeeeekkkk!"
Sebelum
berlanjut refleknya, kita simak yuk pelajaran berharga yang diambil dari
Chicken Soup for the soul ini ..
Belajar dari Kesalahan
Suatu hari
seorang wartawan mewancarai Dr Robert, seorang ilmuwan. "Saya Hudson,
reporter dari Real Times" katanya mengenalkan diri seraya menyodorkan
mikrofon.
"Apa..apakah ini mikrofon?" tanya Dr Robert sambil menggaruk-garuk kepala.
"ya Pak" sahut sang wartawan "Saya rasa lebih baik jika dapat merekam wawancara ini daripada menulisnya."
"Tetapi mikrofon ini membuatku tertekan.."kata Dr Robert. "Aku merasa seperti sedang bersama polisi atau dalam pemeriksaan pengadilan. Jika mikrofon ini bentuknya kecil dan indah, seperti bunga, aku akan merasa lebih baik, tetapi..atau bagaimana kalau seperti jagung? atau seperti kon es krim?"
"Apa..apakah ini mikrofon?" tanya Dr Robert sambil menggaruk-garuk kepala.
"ya Pak" sahut sang wartawan "Saya rasa lebih baik jika dapat merekam wawancara ini daripada menulisnya."
"Tetapi mikrofon ini membuatku tertekan.."kata Dr Robert. "Aku merasa seperti sedang bersama polisi atau dalam pemeriksaan pengadilan. Jika mikrofon ini bentuknya kecil dan indah, seperti bunga, aku akan merasa lebih baik, tetapi..atau bagaimana kalau seperti jagung? atau seperti kon es krim?"
Sekarang ganti sang wartawan yang bingung mendengar usulan ilmuwan tersebut.."Tetapi, ini bukan saya yang membuat..???"
"Itulah gunanya ilmuwan" ucap beliau menangapi "Untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik"
Sang wartawan pun mengamini dan berkata "Dr Robert, Anda sudah banyak melakukan penelitian, jauh melebihi bayangan kami.. "
"Itu artinya juga harus ada kegagalan" sahut Dr Robert.
Rasa penasaran mendorong wartawan itu kembali bertanya
"Dapatkah anda berbagi rahasia dengan kami..apa yang membuat anda terus berkarya tanpa menyerah?"
Ilmuwan ini pun menjawab dengan tenang "Ibukulah yang paling mempengaruhiku"
"Dapatkah anda berbagi rahasia dengan kami..apa yang membuat anda terus berkarya tanpa menyerah?"
Ilmuwan ini pun menjawab dengan tenang "Ibukulah yang paling mempengaruhiku"
"Waktu
itu aku berumur empat tahun" kata Dr Robert mengawali cerita masa
kecilnya.
"Aku membuka kulkas untuk mengeluarkan susu. Karena botol susu itu besar dan berat akhirnya peganganku pun terlepas dan susu itu tumpah. Byurrr.. Lalu tiba-tiba Ibu datang. Aku takut Ibuku akan marah padaku.
"Aku membuka kulkas untuk mengeluarkan susu. Karena botol susu itu besar dan berat akhirnya peganganku pun terlepas dan susu itu tumpah. Byurrr.. Lalu tiba-tiba Ibu datang. Aku takut Ibuku akan marah padaku.
Ternyata
dugaanku meleset. Seperti biasa, dengan nada yang tenang dan lembut, Ibu
berkata "Yaa Tuhan, apa yang telah kau lakukan?Ibu belum pernah melihat
lautan susu seluas ini. Sekarang, karena sudah tumpah, kau boleh bermain-main
dengan susu ini. Setelah itu, kita bersihkan lantainya." Karena ibu
mengatakan begitu, aku lalu menggambar peta dunia dan orang-orangan salju di
atas susu dan terus bermain dengannya.
Tak lama
kemudian Ibu berkata padaku "Robert, kamu tahu kan setelah selesai
bermain, kau harus membereskan semuanya dan mengembalikan barang-barang ke
tempat asalnya? Tapi bagaimana cara kita membersihkan ini? Apakah kita akan
menggunakan spons? Lap? Atau kain pel? Mana yang paling kau sukai?"
Hmmm..kira-kira gimana yaa yang tepat ???? "Spons" kataku.
"Bagaimana membersihkan susu dengan spons?" tanya Ibu kembali.
"Spons akan menghisap susunya lalu kita memerasnya ke dalam ember"
jawabku. "Ide yang bagus" kata Ibu "Ibu akan menolongmu. Kita
mulai sekarang?"
Kemudian aku
dan Ibu segera membersihkan tumpahan susu dengan spons. Tak lama lantai pun
bersih seperti sediakala. Ibu kembali memuji ideku "Tepat seperti yang kau
bilang, caranya mudah. Hanya satu hal. Kau gagal mengangkat botol besar susu
dengan tangan kecilmu. Bagaimana kalau kita ke halaman belakang dan kau mencoba
lagi mengangkat botol berisi air? Jadi kau tahu bagaimana memindahkan botol
tanpa menjatuhkan dan memecahkannya" usul Ibu.
Sungguh
suatu pelajaran yang amat berkesan bagi Dr Robert. Ia berkata "Setelah
itu, aku belajar bahwa kita dapat memindahkan botol itu dengan aman, jika
memegang leher botolnya. Itu mirip dengan eksperimen ilmiah kan? Pengalaman
tadi mengajariku bahwa aku tidak perlu takut menghadapi kegagalan"
*****
Masalah yang
sering kita jumpai di rumah kaan..
Kadang kalo pas lagi bete bin cuapekkk, terus anak nambahin kerjaan dengan numpahin minuman or bikin rumah berantakan gak karuan... Hiiiii tanduk nongol semuaaa
Kadang kalo pas lagi bete bin cuapekkk, terus anak nambahin kerjaan dengan numpahin minuman or bikin rumah berantakan gak karuan... Hiiiii tanduk nongol semuaaa
Ngerti sih..kata teorinya kalo ortu suka marah tuh anak bisa ga pedean. Tapi kalo udah begini..pengertian itu nguap ke laut..
Bisa gak yaa
kayak Ibunya Dr Robert? Tetep cool gak kebawa emosi, bisa ngajakin anak membuat
pilihan penyelesaian masalah, dan mendorong anak mencari cara yang tepat...jadi
gak cuma bentak-bentak atau ngambil alih kerjaan sambil ndumel..
Aaah pasti
bisa kalo kita mau ngusahain yang terbaik..
Dan kalo
menurut saya sih, yang namanya emosi biasanya gak lepas dari kondisi keimanan.
Kalo lagi deket sama Allah, hati rasanya lapaaaang banget. Biar kata ada yang
nyebelin selangit, hati bisa tetap tenang ngadepinnya. Memandang sesuatu juga
lebih bisa melihat segi yang positif. Jadiiii berdoa memohon sama Allah juga
gak boleh dilupain..biar bisa jadi ortu yang bijak.
Mau Bu?
0 Comments:
Posting Komentar
Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi