Senin, Maret 22, 2021

Main Game Lagi

 "Gabut ya Ibu main game?" tanya si anak gadis. Hehehe gaklah.. Pekerjaan Emak mah ada terus.  Tapi ini sedang ingin menyengaja main game.  Selingan dari rutinitas sekaligus menjadi project pribadi.  Hohoho daleeem yaa sebutannya project πŸ˜†   
Cukup bingung juga memilih game mana yang akan diunduh sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengunduh kembali game Farmvile yang dulu sekali pernah juga saya unduh. 

Bagi yang belum tahu, dalam game Farmville besutan Zynga ini pemain diberikan sebidang tanah dimana ia bisa bercocok tanam dan memelihara hewan ternak.  Game ini pertama hadir pada tahun 2009.  Saya ingat sekali waktu itu game ini sempat booming.  Setiap pemain bisa saling berkunjung. Hal yang menyenangkan bisa "silaturahmi game" dan berbagi cerita tentang tanaman atau hewan ternak yang sudah dimiliki dengan teman yang memang menjadi teman di facebook juga. Ini mendorong beberapa pemain membentuk grup khusus dan mengadakan pertemuan offline lho.. 
Saya sendiri bukan pemain yang tahan main game bertahun-tahun. Baru tahun lalu download lagi via appstore (tidak bermain lewat facebook) dan ini pun hanya bertahan sebulan :D
Saya melihat sudah banyak perubahan yang terjadi dalam game. Tampilannya lebih menarik meski menurut saya lebih seru yang sebelumnya. Dan untuk grup pertemanan, bisa membuat grup tanpa harus anggota timnya memiliki facebook meski game yang dimainkan lewat unduhan apps store bisa dihubungkan dengan akun pribadi facebook.
 
Pekan lalu resmi saya mendownload lagi dengan tujuan yang berbeda. 



Semua game memancing ketagihan ingin lagi dan lagi bermain. Demikian juga di Farmville. 
Saya ingin menantang diri saya sendiri, apakah bisa : 

  • menentukan prioritas
  • membuat strategi.
  • mengatur waktu
Memiliki tujuan seperti ini bagi saya membuat permainan kali ini terasa berbeda. Secara sadar, kendali permainan  ada di saya. Kalah, jika saya dikendalikan oleh game. Beberapa hal yang saya catat dan ingat baik-baik antara lain 

  • Sadar prioritas.  Tentu menang dengan level tinggi dan memiliki banyak uang adalah keinginan pemain.  Kali ini saya lebih teliti membaca item game dengan memperhatikan item apa saja yang menghasilkan nilai penjualan besar sehingga lebih cepat memperoleh uang banyak. Keterbatasan barn (gudang) juga harus diperhitungkan
  • Sadar waktu. Saya perhatikan sebenarnya di game ini adakalanya kita tidak perlu serba cepat.  Diam sejenak menguntungkan juga bisa sambil menunggu lahan baru terbuka. Bertambah luas lahan tentu bertambah banyak yang bisa ditanam dan dipelihara. Biasanya pula item yang menghasilkan uang banyak merupakan item yang dihasilkan dalam jangka waktu lama. Ini memberi ruang waktu untuk saya tidak harus berlama2 dalam permainan
  • Sadar hasil. Dengan kata lain terima saja hasil yang saya dapatkan dalam game ini karena sesungguhnya saya sedang bertanding dengan diri saya sendiri. Jika dalam level yang tercatat saya lebih rendah, gak masalah itu sesuai dengan upaya yang saya lakukan dengan tujuan yang diinginkan. 
  • Sadar diri.  Bahagia sebuah kemenangan secara sadar saya yang tentukan.  Bukan dari melihat level teman main yang lebih rendah baru saya bisa bahagia.
Apakah saya berhasil mencapai tujuan?
Yang jelas masih jatuh bangun menaklukkannya (puk puk pundak sendiri) 
Usaha terus jangan kasih kendor! 😎

Jumat, Maret 19, 2021

Pengakuan Eksistensi

Eksis.  Kata ini sering disematkan pada orang yang terlihat nyata keberadaannya. Dengan alasan dan konotasi apapun. Misalnya eksis karena sering tampil di acara ibu-ibu , eksis karena hampir setiap hari update status di sosial media, eksis karena kejahatan korupsi dan lain sebagainya. Reaksi orang lain terhadap usaha eksistensi seseorang pun beragam. Penting disadari keinginan untuk eksis sudah dimiliki sejak lahir. Contoh seorang bayi menangis itu adalah caranya untuk menunjukkan eksistensi ingin diakui keberadaannya dan diperhatikan.  Berkembang usia, keinginan diakui keberadaan semakin berkembang juga. 

Salah satu bentuk pengakuan adalah pemberian sertifikat.  Saat ini banyak kegiatan yang memberikan sertifikat. Baik sertifikat sebagai bentuk penghargaan atas sebuah keberhasilan maupun bentuk ucapan terimakasih atas partisipasi dalam sebuah acara. Banyak juga yang dengan senang memajang sertifikat tersebut dalam sosial media. Alasannya beragam.  Menarik sekali, saya menjumpai sebuah komentar yang menyatakan bahwa pengakuan eksistensi itu membawa pada rasa sombong/ujub dan menjerumuskan seseorang pada dosa besar.  Tentu komentar ini menjadi pengingat yang amat baik apalagi memang ada dalam sebuah hadits Rasulullah Muhammad SAW  yang menyebutkan

Dari Abdullah bin Mas’Γ»d, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya.” Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya semua orang senang bajunya bagus, sandalnya bagus, (apakah itu kesombongan?”) Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya AllΓ’h Maha Indah dan menyintai keindahan. i so adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”.  [HR. Muslim, no. 2749]

Dari sini kita dapat mengetahui adoomba 2 jenis kesombongan yakni sombong terhadap kebenaran yang datangnya dari Allah dan sombong karena dengan kelebihan yang dimiliki membuatnya merendahkan manusia lain. Inilah yang harus kita waspadai. 

Lalu apakah pengakuan ini sudah pasti mengarah pada kesombongan? 
Menurut saya gak juga. Adakalanya pengakuan dibutuhkan sebagai bagian dari cara agar suatu kebaikan semakin lebih mudah diterima. 
Contoh gampangnya ketika kita melamar sebuah pekerjaan  sudah lazim ditanya keahlian apa yang dimiliki? maka kita pun menyiapkan sertifikasi yang sudah kita dapatkan bahkan kadang sertifikasi yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan yang kita inginkan pun dilampirkan karena kita berpikir bisa jadi dibutuhkan πŸ˜€ tanpa ada maksud menyombongkan diri melainkan kebutuhan. Contoh lainnya, penyerahan bukti  sertifikat penghargaan yang diserahkan para siswa yang ingin masuk ke sekolah favorit melalui jalur prestasi saat tahun ajaran baru. Saya yakin ini lagi-lagi karena kebutuhan.  Saya pernah juga mengurus legalisir sertifikat untuk keperluan ini di dinas pendidikan untuk putri saya yang ingin mendaftar ke sebuah sekolah negeri dan ternyata banyak sekali orang tua yang mengurus hal yang sama. 

Memberikan value/nilai bagi pengakuan eksistensi diri dapat menjadi salah satu cara yang penting dilakukan agar pengakuan tidak mengarah pada kesombongan






Selasa, Maret 09, 2021

Selebrasi Cluster Ratoe Dapur

 

Akhir pekan ini obrolan di whatsapp grup lebih ramai daripada biasanya. Bahkan daripada persiapan mengisi jurnal.  Apalagi kalau bukan persiapan selebrasi cluster! Di cluster saya, Ratoe Dapur, setiap co house diminta mengirimkan satu buah video estafet bahan resep sebagai bahan selebrasi.  Resepnya bebas yang penting di bagian akhir ada kata ini "Hexagon City Kota Produktif Warga Kreatif Penuh Solusi Cluster Ratoe Dapur" sesuai urutan co Housing. Karena Co Housing saya urutan ke-3 maka mendapatkan kata "City".

Diskusi di grup mulai dengan menentukan bahan resep apa yang dipilih.  Ada beberapa usulan yang masuk dan akhirnya kami sepakat dengan mbak Dian, yakni resep Donat.  Resep ini juga ada di aplikasi resep yang kami buat. Mbak Linda segera menentukan detail pembagian tugas

1️⃣Tepung terigu mia ▶️ambil mangkok berisi terigu dari depan kamera, ngasi terigu ke kanan

2️⃣gula pasir indah ▶️ dari kanan, ambil mangkok (seolah² berisi terigu) trus ngasi ke depan kamera mangkok berisi gula, (kalau bs perlihatkan mangkok berisi gulanya yah-mgk agak di closeup)

3️⃣kuning telur wenda ▶️ambil mangkok (seolah² berisi gula) trus ngasi ke seblah kiri mangkok berisi 2 butir telur 

4️⃣margarin farida ▶️ambil dari sebelah kanan mangkok berisi telur dan ngasi ke arah depan (kamera) mangkok berisi margarin

5️⃣susu bubuk dian ▶️ambil dari depan kamera mangkok (seolah²) berisi margarin dan ngasi ke seblah kiri mangkok berisi susu bubuk sachet (ga usah dibuak bungkusnya)

6️⃣air april ▶️ambil dari kanan mangkok berisi susu bubuk dan ngasi ke depan air dalam gelas

7️⃣mauripan (ragi) lia Ambil dari depan kamera, gelas berisi air dan ngasi ke sebelah kiri mangkok berisi ragi (ga usah dibuka bungkusnya)

8️⃣ bakingpowder linda ▶️ngambil mangkok berisi ragi  dari sebelah kanan dan ngasi baking powder ke arah depan

 9️⃣Donat dengan tulisan KOTA eka

Alhamdulillah gak seperti biasanya video kali ini selesai lebih cepat jadi saya bisa langsung mengirimkan ke grup. Semua potongan video ini dijadikan satu dan taraaa



Perhatikan deh ada bagian video yang lucu di scene mbak Wenda yang memberikan telur yang saya terima. Dari mbak Wenda telurnya berwarna putih, sampai ke saya berwarna coklat..hahahhaha.  Mbak Wenda ini tinggal di Amerika.  Katanya biasanya di sana ada telur berwarna coklat juga tapi pas stoknya habis jadi ia hanya punya telur putih.  Oke.. anggap saja telurnya kena debu di jalan sampai Indonesia jadi berwarna coklat 😁

Di bawah ini adalah ide selebrasi cluster. Tim Kreatifnya top bangetttt 

putih




Sssst acaranya bertabur doorprize juga lho.. ini susunan acaranya

1. Video PP 

2. MC opening 4 menit

3. Cluster leader masuk, tanya jawab 5 menit

4. 4 perwakilan cohos leader masuk 20 menit

5. Perwakilan cohos leader keluar

6. Ice breaking (Quiz & Doorprize) 5 menit

7. Perwakilan timses masuk 5 menit

9. Timses keluar

10. Penyajian video selebrasi 20 menit

Kalau kamu membaca tulisan ini sebelum acara selebrasi dimulai, ikutan nonton yuk!




Selasa, Maret 02, 2021

Refleksi dan Analisa

Perkuliahan Bunda Profuktif memasuki zona terakhir, yakni News Time.  Banyak yang tetiba sedih, karena perkuliahan akan berakhir, meski kami tetap di Hexagon City.  Tetapi ada juga yang sebaliknya. Berbeda karena tergantung pada hal yang diserap, dipelajari, dan dijadikan pengalaman selama mengikuti perkuliahan.

Tugas pekan pertama zona ini adalah merefleksikan kembali ada yang sudah dialami dan membuat analisa apa saja yang hal yang tak boleh kami ulangi lagi (stop), hal apa yang tetap bisa kami lanjutkan (Continue/Keep Going), serta hal baru apa yang akan kami mulai (Start).  Karena saya ada di tim Co House dan tim Formula maka saya akan merefleksikan dan menganalisa keduanya.

Dimulai dari Co House.  
Inilah saat kami menganalisa project co house



Hal yang menjadi delay adalah
  • Mudah menyerah dan kurang memiliki motivasi juang
  • Pasif/bersikap masa bodoh
  • Moody/baper
  • Minder, merasa kemampuan diri kurang
Sementara Risk
  • Pesimis
  • Komunikasi kurang lancar karena perbedaan jam online
  • Malas dan tidak aktif maunya terima beres
  • Tidak Disiplin
  • Tidak Kompak
Setelah sekian bulan mengerjakan project passion, banyak hal yang harus kami jadikan pelajaran dan juga perbaikan ke depannya


Project Passion Kami mundur dari target semula. Salah satunya karena komunikasi yang kurang lancar.  Ini maksudnya bukan kami jarang berdiskusi tetapi kadang menunggu responnya agak lama sehingga menambah waktu tunggu.  Setelah jadi bahan aplikasi pun demikian. Beberapa penyebabnya juga dapat dipahami seperti sakit atau sedang ada kesibukan lain.
Memang menjadi tantangan sendiri untuk menentukan waktu untuk bertemu secara daring apalagi ditambah dengan perbedaan waktu yang ada.

Hal baik yang perlu kami lanjutkan adalah penggunaan aplikasi yang membantu manajemen dan memantau tugas tim seperti Trello. Kami juga menggunakan google drive untuk menyimpan tulisan dalam jumlah kata yang banyak seperti resep dan foto. 
Selain aplikasi, ada kerja tim juga yang harus dijaga dan dilanjutkan yakni optimis mewujudkan tujuan, saling mendukung satu sama lain, dan berani keluar dari zona nyaman.
Karena kami juga menjumpai masa-masa dimana kami merasa project ini berjalan lambat karena ketidaktahuan kami dalam membuat aplikasi sementara semua bahan sudah siap. 

Sepertinya di masa mendatang jika kami ingin menekuni project aplikasi ini menjadi lebih besar lagi seperti aplikasi memasak lainnya yang sudah terkenal, kami perlu belajar pada ahlinya untuk membuat aplikasi.  Begitu juga untuk bisa menampilkan foto-foto yang menarik.





Senin, Maret 01, 2021

Seri Mempimpin Ala Emak : Bukan Bos

Suatu waktu ada yang curcol ke saya "Mak, Mak A jarang banget dateng rapat.  Padahal kan leader.  Nanti sekalinya ikutan rapat banyak banget koreksinya ini itu. Jadi sebel" Wajarlah ya sebel.  Apalagi kalau itu adalah sebuah projek yang telah berjalan. Mengulang kembali tentu membutuhkan waktu tambahan sekaligus membuat projek besar kemungkinan tidak selesai sesuai target. Pertanyaan ini mengingatkan saya akan film Stupid Bos yang dibintangi Reza Rahardian. Terbayang wajah kesal para bawahannya setiap kali usul atau alasan mereka ditolak.  Bos datang seperti petaka yang tidak diinginkan. Tiba-tiba suasana menjadi hening dan kaku.  Tapi bagaimana dari sisi pemimpin? Bukankah memang seharusnya demikian jika ada salah harus diubah?

Sebelum membahas lebih jauh kita samakan dulu yuk persepsi kita antara bos dan pemimpin.  Meneut Dale Carnegie dalam bukunya Sukses Memimpin ada perbedaan yang jelas antara Bos dan Pemimpin.

Bos :

  • Menggerakkan orang
  • Menanamkan ketakutan 
  • Mengatakan "Kerjakan"
  • Membuat pekerjaan menjadi membosankan
  • Bersandar pada kewenangan
  • Mengatakan "Saya", "Saya", "Saya"
Pemimpin
  • Mengarahkan orang
  • Menginspirasi antusiasme
  • Mengatakan "Mari Kerjakan"
  • Membuat pekerjaan menjadi lebih menarik
  • Bersandar pada kerjasama
  • Mengatakan "Kita"
Ketika saya memaparkan tentang ini di Hexagon City Virtual Conference ada yang bertanya "Apa bedanya menggerakkan dan mengarahkan?" Pertanyaan yang bagus sekali. Jawaban pertanyaan ini juga menjadi jawaban bagi pertanyaan curhat sebelumnya. Seorang bos menggunakan cara menggerakkan bawahannya dengan cara memerintah yang seringkali tidak memperhatikan alasan. "Kerjakan ini sekarang" atau "Gak bisa begini, ganti!" Sementara seorang pemimpin, akan mengarahkan anggota timnya apa yang sebaiknya dilakukan agar tercapai tujuan dengan memperhatikan beberapa aspek dan perspektif. Misalnya pemimpin sebuah kepanitiaan akan mengarahkan tim humas dalam diskusi tim agar acara dapat tersosialisasikan dengan lebih maksimal. Jika tim humas sudah merencanakan maka pemimpin kepanitiaan akan menyimak rencananya dan memberi masukan jika diperlukan. Sehingga pengubahan atau pembatalan minim terjadi. 

Memimpin sendiri merupakan sebuah hal yang dapat dipelajari oleh siapa saja. Termasuk para Emak.  Pemimpin tidak harus selalu tahu banyak hal apalagi harus banyak uang. Ketidaktahuan seorang pemimpin bisa diatasi dengan kerja tim dimana masing-masing tim akan saling melengkapi.  Oleh karena itu pemimpin tidak hanya orang yang berkomitmen, mau bekerja sama dan menerima hal-hal baru. Karena menyadari keberhasilan bersandarkan kerjasama jugalah maka seorang pemimpin akan berusaha menciptakan lingkungan yang nyaman dan penuh antusiasme dalam tim. Kaidah "Perlakukan orang lain sebagaimana ingin diperlakukan oleh orang lain" diterapkan oleh pemimpin dan seluruh anggotanya. Urusan kompak-kompak begini biasanya emak-emak jagonya deh. Kompakan pakai baju yang sama saat pengajian atau jalan-jalan, kompakan memasak, kompakan santunan, dan seterusnya.  Biasanya atas dasar sosial dan ada kebahagiaan sesudahnya karena kompak.  Kalau sudah sering kompakan seperti ini akan lebih mudah naik satu level dalam menjalin kekompakan di kepanitiaan atau tim untuk tujuan yang lebih besar lagi. 
Berbeda dengan Bos yang bekerja dengan sistem kewenangan. Yang benar berasal dari dirinya. Sehingga antusiasme anggota tim pun berkurang karena hanya bekerja berdasarkan perintah.  

Suatu keberhasilan tim pun pada dasarnya adalah keberhasilan bersama. Setuju ya?  karena mengerjakannya pun bersama. Seorang pemimpin yang bukan bos tidak akan menunjuk dirinya sendiri sebagai orang yang paling berjasa.  Justru ia akan sedikit menepi dan tersenyum di sudut menyaksikan satu per satu anggota tim meluapkan kebahagiaan pada keberhasilan yang tercapai.   

     

Sabtu, Februari 27, 2021

Seri Memimpin Ala Emak : Kenali

Suka mengamati.  Itu yang sering saya lakukan dalam bergaul. Bukan kepo yang gimana gitu yaa.. tapi  mengamati ini dengan maksud saya bisa memberikan respon yang tepat. Walaupun tetap saja kadang meleset..hehehe.
Saya ingat hal ini sudah saya lakukan sedari kecil. Bisa berbicara lebih lancar dengan teman-teman yang sudah saya kenal.  Tetapi saat bertemu dengan orang baru, saya seperti butuh memanaskan mesin perkenalan dulu. Yang repotnya kalau pas sudah akrab eh ternyata harus berpisah. Wwkwkwk telat. 
Sampai dewasa kadang masih terjadi demikian. Senjata utama yang saya keluarkan : senyum aja lebih banyak :D

Dalam memimpin, seorang pemimpin pastilah perlu mengenali tipe orang-orang yang ada dalam timnya. 
Umm.. si A ini gimana yaa? kok ngerjain tugasnya agak lambat?
Kalau si B.. duh kok baperan..
Ada banyak pembagian tipe manusia yang bisa kita pelajari agar sebagai pemimpin bisa memberikan tugas dan reaksi yang telat.  Misalnya berdasarkan minat dan bakat seperti yang banyak ditawarkan sekarang atau menjadi syarat sebelum seseorang bergabung dalam organisasi atau tim. Namun yang saya ingin angkat kali ini secara khusus berdasarkan tipe kepribadian, yang disampaikan oleh Florence Litatuer dalam bukunya Personality Plus yakni Sanguinis, Melakolis, Koleris dan Plegmatis. Sudah pernah mendengar tentang hal ini? saya tuliskan sedikit klasifikasi yang dibuat Florence tentang tipe kepribadian ini.

Sanguinis Populer
  • Emosi : Kepribadian yang menarik; Suka berbicara; Menghidupkan pesta; Rasa humor yang hebat; Ingatan yang kuat untuk warna; Secara fisik memukau pendengar; Emosional dan demonstratif; Periang dan penuh semangat; Penuh rasa ingin tahu; Baik di atas panggung; Lugu dan polos; Hidup di masa sekarang; Mudah diubah; Berhati tulus; Selalu kenakak-kanakan
  • Pekerjaan : Sukarelawan untuk tugas; Memikirkan kegiatan baru; Tampak hebat di permukaan; Kreatif dan inovatif; Punya energi dan antusiasme; Mulai dengan cara yang cemerlang; Mengilhami orang lain untuk ikut; Mempesona orang lain untuk bekerja
Melankolis Sempurna
  • Emosi : Mendalam dan penuh pikiran; Analitis; Serius dan tekun; Cenderung jenius; Berbakat dan kreatif; Artistik atau musikal;Filosofis dan puitis; Menghargai keindahan; Perasa terhadap orang lain; Suka berkorban; Penuh kesadaran; Idealis
  • Pekerjaan : Berorientasi jadwal; Perfeksionis standar tinggi; Sadar Perincian; Gigih dan cermat; Tertib dan terorganisasi; Teratur dan rapi; Ekonomis; Melihat masalah; Mendapat pemecahan kreatif; Perlu menyelesaikan apa yang dimulai; Suka diagram, grafik, bagan, daftar
Koleris Kuat
  • Emosi : Berbakat pemimpin; Dinamis dan aktif; Sangat memerlukan perubahan; Harus memperbaiki kesalahan; Berkemauan kuat dan tegas; Tidak emosional bertindak; Tidak mudah patah semangat; Bebas dan mandiri; Memancarkan keyakinan; Bisa menjalankan apa saja
  • Pekerjaan : Berorientasi target; Melihat seluruh gambaran; Terorganisasi dengan baik; Mencari pemecahan praktis; Bergerak cepat untuk bertindak; Mendelegasikan pekerjaan; Menekankan pada hasil; Membuat target; Merangsang kegiatan; Berkembang karena saingan
Plegmatis Damai
  • Emosi : Kepribadian rendah hati; Mudah bergaul dan santai; Diam, tenang dan mampu; Sabar, baik keseimbangannya; Hidup konsisten; Tenang tapi cerdas; Simpatik dan baik hati; Menyembunyikan emosi; Bahagia menerima kehidupan; Serba guna
  • Pekerjaan : Cakap dan mantap; Damai dan mudah sepakat; Punya kemapuan administratif; Menjadi penengah masalah; Menghindari konflik; Baik di bawah tekanan; Menemukan cara yang mudah
Seseorang bisa saja memiliki campuran dari tipe kepribadian ini dan ada yang lebih menonjol.  Dibalik semua nilai positif yang dimiliki oleh masing-masing tipe ini ada yang perlu kita cermati.  Misalnya orang dengan kepribadian Sanguinis dituliskan punya antusiasme dan bisa menularkannya kepada orang lain. Orang dengan tipe Sanguinis dibutuhkan agar suasana tim tetap terjaga semangatnya.  Namun di satu sisi tidak Sanguinis tidak begitu suka diburu-buru dengan sesuatu yang terjadwal sehingga harus sering diingatkan agar menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.  Orang Sanguinis juga suka sekali bercerita dan kadang mengulang-ulang tanpa menyadari bisa jadi orang lain yang mendengarkannya akan merasa bosan sehingga perlu pula menahan diri. 

Tipe kepribadian ini bukan untuk mengkotak-kotakkan seseorang. Juga tipe-tipe lain misal berbakat dalam bidang tertentu sementara yang lain tidak berbakat.  Justru ketika bisa ditempatkan dalam posisi yang tepat akan membuat tim akan semakin hebat karena saling melengkapi. Pekerjaan tim pun menjadi lebih efektif sehingga peluang mendapatkan hasil yang memuaskan semakin besar.

Ngomong-ngomong. kamu masuk tim yang mana? 

Seri Memimpin Ala Emak : Awal Mula

Ingin berbagi pengalaman ah di blog ini, seputar memimpin. Saya ingin menjadikannya sebuah seri tulisan Seni Memimpin Ala Emak.  Alhamdulillah Allah ijinkan beberapa kali memimpin sesuatu.  Mulai dari SD sampai sekarang.  Eh bukan yang terus-terusan juga ya .. hehehe ada masanya masing-masing. Dan bagi saya tantangan satu masa menjadi pijakan tantangan masa berikutnya.  Demikian juga dalam memimpin. Dalam menghadapai tantangan saat ini saya kadang merecall juga pengalaman memimpin di masa lalu agar lebih baik di masa kini.

Pengalaman memimpin saya pertama kali saat kelas 5 SD, menjadi ketua kelas. Saya sudah lupa kenapa ya waktu itu terpilih menjadi ketua kelas? rasanya sih ditetapkan oleh wali kelas, sampai kelas 6 SD.  Memimpin pada masa ini saya merasa lebih pada menjaga agar suasana kelas tetap tertib seperti pesan guru. Termasuk menjaga agar kelas tidak berisik saat guru memberikan tugas di kelas lalu beliau meninggalkan ruangan. Kalau ada yang berisik saya catat..hahahhaha. Berasa jadi pengawas. 
Tetapi dari sini saya belajar untuk bertanggung jawab, menjaga tim (dalam hal ini teman satu kelas) dan bekerja sesuai aturan.
 
SD bagi saya juga  menjadi masa pertama kali saya dipantik dalam kreatifitas berpikir.  Secara rutin sekolah mengadakan lomba 17 Agustusan antar kelas. Di kelas enam, lomba yang dibuat adalah drama yang melibatkan satu kelas. Kebayang yaa.. satu kelas isinya 40 orang lebih. Sebagai ketua kelas saya merasa ini menjadi tanggung jawab saya agar kelas saya kompak dan tentunya menang. 
Saya mulai dengan membuat naskah drama berlatar belakang perang melawan Belanda lengkap dengan berbagai intriknya dan karena saya suka menyanyi, ada beberapa adegan yang disisipin dengan lagu sebagai penguat adegan.  Berikutnya saya membuat pembagian peran, siapa yang menjadi pejuang dan siapa yang menjadi kompeni Belanda.  Saya sampaikan ide ini kepada teman-teman lalu kami berdiskusi, dan mulai berlatih. 
Sebagai pemimpin saya belajar mengarahkan, menerima perspektif orang lain, dan memimpin diskusi.
Sampai tibalah hari yang mendebarkan, giliran kami tampil!
Entah karena deg-degan atau terbawa suasana, dramanya lebih hidup karena semua menghayati perannya.. sampai ada adegan menangis juga.
Ketika diumumkan hasil lomba drama, yeaayyyyy kelas kamilah juara pertamanyaaa

Pengalaman berikutnya menjadi ketua kelas, saat duduk di bangku kelas 1 SMA.  
(Sebenarnya saat duduk di kelas 1 SMP saya juga terpilih menjadi ketua kelas tetapi wali kelas saya, seorang guru agama, berpendapat bahwa ketua kelas harus laki-laki (tetapi tidak beliau sampaikan secra jelas saat itu) jadi diulang sampai 2 kali dan terpilih seperti yang beliau inginkan).
Berbeda lagi tantangan yang saya hadapi.. 
Di kelas itu dari yang alim sampai yang suka berantem ada.
Haduuuhhh deg-degan juga.  Gaya mencatat yang berisik udah pasti gak bisa dipakai.
Pernah suatu ketika saat jam kosong, saya sedang di mushola, ternyata teman sekelas ada yang berkelahi dan ada yang mengancam dengan mengeluarkan pisau.  Alhamdulillah bisa selesai dengan damai. Yang pasti saya langsung diinterogasi juga oleh guru.
Dari sini saya belajar tanggung jawab yang lebih besar dan harus siap menanggung segala hal yang terjadi dalam kepemimpinan.

Di masa kuliah meski dalam bentuk yang lebih kecil, saya mendapat beberapa amanah memimpin juga. Juga ketika setelah menikah. Saya pernah memimpin sebuah kepanitiaan yang awalnya banyak orang meragukan bahkan ditambah bumbu sinis bisa terlaksana. 
Di postingan lain akan saya selipkan ceritanya, in syaa Allah
Kalau dituliskan sekarang bisa panjaaaang..
Sementara cucian piring kotor sudah memanggil-manggil :D 

Rabu, Februari 24, 2021

Self Leadership

Dimana-mana tak ada sekolah pemimpin
Tak ada ijazah pemimpin
Pemimpin tidak bisa dicetak atau di SK-kan
Sebab pemimpin itu tumbuh di lapangan, 
yakni setelah berinteraksi dengan masyarakat.
Bila seseorang memang berbakat menjadi pemimpin 
dan mendapat tantangan..
ia akan menggunakan seluruh kemampuannya dan ilmu yang dikuasainya
untuk menghadapi tantangan itu
- Muhammad Natsir

Berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, ada beberapa teori tentang bagaimana cara seseorang menjadi pemimpin. Ada yang mengatakan seseorang menjadi pemimpin karena sudah bakat alaminya demikian (leaders are born, not made).  Ada yang mengatakan seseorang menjadi pemimpin karena mendapat lingkungan yang tepat dan juga ilmu yang mendukung (leaders are made, not born).  Namun ada pula yang mengabungkan keduanya, memiliki bakat dan memang juga mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuannya sebagai pemimpin. 

Mungkin saja setiap teori ini ada benarnya.  Tapi apa yang sudah Rasulullah Muhammad SAW sampaikan dan contohkan sungguhlah suatu yang paling tepat menggambarkan bagaimana seseorang menjadi pemimpin yakni Ibda' bin nafsik, dimulai dari diri sendiri (HR Muslim dan Abu Dawud).  Inilah self leadership.  Ketika seseorang menyadari dan berusaha menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri maka memiliki bakat atau tidak, mendapatkan ilmu atau tidak, bukan menjadi sebuah tolok ukur utama karena menjadi pemimpin adalah keharusan.

Dr Syafii Antonio dalam bukunya Muhammad SAW The Super Leader, Super Manager memberi perumpamaan yang gamblang sekali tentang self leadership ini.  
Ketika Anda duduk di kursi (tubuh, pikiran dan emosi) Anda tidak dapat mengamati kursi itu secara keseluruhan, juga tidak dapat mengatur kursi tersebut
Sebaliknya kursi itulah yang mengatur Anda.  Untuk mengamati kursi itu Anda harus berdiri dari kursi itu.  Artinya Anda harus meyakinkan bahwa Anda bukanlah kursi itu.  Ketika Anda telah menyadari ini, dapat terpisah dari kursi itu, dan kemudian Anda dapat mengaturnya, memindahkan, dan memimpin kursi itu ke arah yang Anda inginkan. Dengan demikian Anda menjadi penguasa dan pemimpin kursi itu

Kemampuan bertahan secara alami, begitu indah telah Allah berikan pada seluruh makhlukNya dengan cara yang berbeda-beda. Termasuk manusia. Dan memiliki self leadership termasuk dari cara manusia agar bisa bertahan dan menjalani kehidupan ini dengan lebih baik. Tantangan utama justru datang dari diri sendiri.  Jika memimpin orang lain kita bisa dengan mudah mengoreksi tugas orang lain tetapi pada diri sendiri kita kadang lalai melakukan self correction.  Juga untuk perencanaan.  Lebih mudah merencanakan dan memastikan agar terlaksana sesuai jadwal pada saat memimpin orang lain dibanding pada diri sendiri.  Sehingga bagaimana bisa menguasai diri menjadi kunci penting. Dan Dr Syafii Antonio pun mendefisikan leadership sebagai berikut

Leadership adalah suatu cara berpikir (way of thingking), merasakan (feeling), dang memfungsikan (functioning) sebuah cara hidup (way of life), dan cara menjadi (way of being) yang transformatif 

Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa leadership memiliki makna yang lebih luas sekali tidak hanya memimpin orang lain.  Dan saya menggarisbawahi kata transformatif.  Artinya leadeship itu membawa perubahan. Pada self leadership demikian pula, seharusnyalah membawa perubahan ke arah yang lebih baik. 



Selasa, Februari 23, 2021

It's Time To Be A Speaker

 Jadi Speaker!

Sempat meragu karena beberapa pertimbangan tetapi akhirnya saya memutuskan tetap menjadi Speaker.  Setelah mengisi form Speaker Hexagon City Virtual Conference langsung saya sampaikan ke seisi rumah bahwa saya akan menjadi Speaker lengkap dengan waktunya. Di sela-sela amanah sebagai Mardika dan amanah utama lainnya saya mulai membuat persiapan, dimulai dari memilih materi. Mau demo masak duh kok kayaknya ribet yaa.. kalau begitu kira-kira apa ya yang dibutuhkan oleh hexagonia? Ah saya teringat challenge yang saya buat untuk para co house dan cluster leader. Kalau begitu saya buat saya materi tentang memimpin ^^

Oke pilih materi dan siapkan eflyer dulu


Iyessss.. Memimpin ala Emak di Dapur adalah tema yang saya pilih.  Mengapa bersetting dapur? ya karena saya berasal dari Cluster Ratoe Dapur dan menurut saya dapur adalah tempat yang akrab bagi sebagian besar ibu. Saya berharap analogi dapur ini akan memudahkan pemahaman peserta bahwa menjadi pemimpin itu gak serumit yang dibayangkan meskipun sudah pasti bukan pekerjaan yang kecil tanggung jawabnya.  Saya membuat quote khusus untuk ini 

 

Setelah mengisi form saya mengumumkan pada seisi rumah bahwa saya akan menjadi speaker.  Pada gendhuk saya meminta bantuannya untuk mengingatkan list apa saja yang harus saya siapkan untuk keperluan zoom, pada si ragil saya meminta bantuannya mensetting hape untuk dijadikan kamera zoom dan pada mbarep, saya meminta kerjasamanya untuk mengkondisikan rumah.  Hahahaha semua dikerahkan.  Alhamdulilah mereka dengan sigap membantu ibunya.  Sampai hari giliran saya pun tiba. Semua materi sudah siap, luruskan niat, Bismillah.

Satu per satu materi disampaikan.  Materi ini sebenarnya lebih banyak berdasarkan pengalaman pribadi yang kemudian saya tambahkan juga dengan beberapa referensi. Tak banyak yang ikut dalam zoom ini tapi tak mengapa. Allah memberikan takaran yang tepat kepada siapa saja saya berbagi.  Tak terasa 15 slide pun tersuguhkan.  Ada beberapa pertanyaan yang masuk dan alhamdulillah semua terjawab dengan lancar. 
Dan selepasnya saya mendapat testimoni dari mak Netty Asria

Sejatinya banyak yang dilakukan oleh emak dari dapur. Memasak ternyata bukan hanya untuk keperluan isi perut. Dari memasak banyak filosofi yang didapat. Salah satunya yg tidak terpikir oleh saya, bahwa dari proses memasak sejalan dengan dengan proses memimpin. 
Dari yang sederhana tersimpan hal yang luar biasa.
Selalu salut dengan mak far. Dari kesederhanaannya tersimpan hal luar biasa. Pernah menjadi mentor saya dan akan selalu menjadi menjadi mentor saya.
Terimakasih banyak pencerahannya mak far. Semoga menjadi amal jariah untuk mak far ... Barakallah

Maa syaa Allah
Wa Barokallah fiik

Sesungguhnya saya hanyalah perantara dari kebaikan ilmu yang Allah titipkan kepada saya untuk dibagikan lagi kepada yang lain. 




Senin, Februari 22, 2021

Ada Apa denganmu, Perasaan?

Mengikuti beberapa kelas di Hexagon City tentang self care, menyimak kajian, sepertinya cukup berefek pada saya untuk lebih memperhatikan perasaan dan pikiran. Dan pagi ini rasanya ingin duduk di pojokan sebentar.. Saya sampaikan ke teman satu tim, "aku melipir dulu ya".  Alhamdulillah ia mengerti.   Alhamdulillah besok ada pesanan nasi bungkus juga. Jadi saya punya pengalih yang produktif sambil mencoba menelusuri jejak rasa..

Kenapa ya kok uring-uringan?
Suara-suara di hati saya masih saja protes begini dan begitu..
Kenapa ada rasa gak dihargai?
Kok saya jadi minta dihargai begini ya?
Haduh kok saya sombong,  
Ada rasa ingin diakui apa yang diberi , 
Lalu mengapa saya tidak mengikhlaskan?
Astaghfirullah..
Padahal  yang saya miliki sejatinya bukan milik saya sendiri
Dan jika ada kebaikan yang saya berikan sejatinya pula berasa dari kebaikanNya

Sambil memasak saya mendengarkan Ngaji Filsafat yang mengangkat tentang Semar, Sang Ponokawan. Penah dengar tentang Semar? itu lho tokoh dalam wayang digambarkan badannya besar, seperti membungkuk. Tangan kanan ke atas, tangan kiri ke belakang.  Saya baru tahu ternyata itu ada makna simbolis di balik posisi tangan yang demikian, menunggu anugerah dari. Allah tetapi jika sudah diperoleh dibagikan ke bawah. Termasuk anugerah Allah yakni kepintaran, bakat, kapasitas, ilmu yang kita miliki adalah anugerah dari Allah.  Wajah Semar sendiri terlihat sebagai wajah orang tua namun ia memiliki jambul/kuncung seperti anak-anak.  Ini ternyata juga merupakan perumpaan seorang insan kamil yang mempunyai pikiran jernih seperti anak-anak namun matang seperti orangtua. Mata semar digambarkan berkaca-kaca terus tetapi mulut senyum. Menggambarkan sisi manusia ada sedih dan bahagia.  Warna hitam yang mendominasi gambar Semar sendiri merupakan simbol bumi dimana bumi sifatnya diam meskipun diinjak banyak orang.  Semua kekuatan (air, api, udara, angin) ada di dalam bumi tetapi ia tidak sombong walaupun memiliki banyak ilmu serta kemampuan.  Semua tumbuh-tumbuhan  yang merupakan makanan utama ada di bumi. Manusia yang telah mencapai ilmu bumi, mampu memberi manfaat bagi semesta.

Ada 3 inti ajaran Semar yang masih dipakai sampai saat ini dan menjadi istilah yang umum digunakan oleh orang-orang Jawa. 
1. Ojo Dumeh. Artinya jangan mentang-mentang.
Jangan mentang-mentang kaya lalu sombong. 
Jangan mentang-mentang kuat lalu menyakiti yang lemah
Jangan mentang-mentang berilmu lalu menganggap rendah orang lain. 
2. Eling, dalam Islam kita bisa mengaitkan eling sebagai mengingat akan Allah
3. Waspodo, atau kehati-hatian baik dalam memutuskan sesuatu, dalam bertindak.  

Dan ada 3 sikap mental utama
1.  Tadah, kita tidak meminta apapun. Doa kita hanyalah berisi terimakasih, mensyukuri apapun yang kita capai.
2.  Pradah, ikhlas memberikan apapun yang menjadi potensi kita buat sesama, baik itu ilmu, tenaga, pikiran, ataupun harta
3.  Ora Wegah, alias tidak pilih-pilih.  Entah itu pekerjaan besar atau pun pekerjaan kecil

Alhamdulillah .. 
Hati dan pikiran saya lebih tenang menyimak ini..
Apa yang dilakukan orang lain haruslah tak menjadi pusat perhatian karena yang terpenting adalah apa yang sudah Allah berikan.
Jika Allah tidak menghendaki kita berada di suatu posisi yang menurut kita itu bentuk penghargaan sesungguhnya itulah yang terbaik untuk kita.  
Allah memberikan penjagaanNya yang seharusnya saya syukuri.
Maa syaa Allah satu sudut pandang yang dihadiahkanNya lewat sebuah pengalaman.