Ingin berbagi pengalaman ah di blog ini, seputar memimpin. Saya ingin menjadikannya sebuah seri tulisan Seni Memimpin Ala Emak. Alhamdulillah Allah ijinkan beberapa kali memimpin sesuatu. Mulai dari SD sampai sekarang. Eh bukan yang terus-terusan juga ya .. hehehe ada masanya masing-masing. Dan bagi saya tantangan satu masa menjadi pijakan tantangan masa berikutnya. Demikian juga dalam memimpin. Dalam menghadapai tantangan saat ini saya kadang merecall juga pengalaman memimpin di masa lalu agar lebih baik di masa kini.
Pengalaman memimpin saya pertama kali saat kelas 5 SD, menjadi ketua kelas. Saya sudah lupa kenapa ya waktu itu terpilih menjadi ketua kelas? rasanya sih ditetapkan oleh wali kelas, sampai kelas 6 SD. Memimpin pada masa ini saya merasa lebih pada menjaga agar suasana kelas tetap tertib seperti pesan guru. Termasuk menjaga agar kelas tidak berisik saat guru memberikan tugas di kelas lalu beliau meninggalkan ruangan. Kalau ada yang berisik saya catat..hahahhaha. Berasa jadi pengawas.
Tetapi dari sini saya belajar untuk bertanggung jawab, menjaga tim (dalam hal ini teman satu kelas) dan bekerja sesuai aturan.
SD bagi saya juga menjadi masa pertama kali saya dipantik dalam kreatifitas berpikir. Secara rutin sekolah mengadakan lomba 17 Agustusan antar kelas. Di kelas enam, lomba yang dibuat adalah drama yang melibatkan satu kelas. Kebayang yaa.. satu kelas isinya 40 orang lebih. Sebagai ketua kelas saya merasa ini menjadi tanggung jawab saya agar kelas saya kompak dan tentunya menang.
Saya mulai dengan membuat naskah drama berlatar belakang perang melawan Belanda lengkap dengan berbagai intriknya dan karena saya suka menyanyi, ada beberapa adegan yang disisipin dengan lagu sebagai penguat adegan. Berikutnya saya membuat pembagian peran, siapa yang menjadi pejuang dan siapa yang menjadi kompeni Belanda. Saya sampaikan ide ini kepada teman-teman lalu kami berdiskusi, dan mulai berlatih.
Sebagai pemimpin saya belajar mengarahkan, menerima perspektif orang lain, dan memimpin diskusi.
Sampai tibalah hari yang mendebarkan, giliran kami tampil!
Entah karena deg-degan atau terbawa suasana, dramanya lebih hidup karena semua menghayati perannya.. sampai ada adegan menangis juga.
Ketika diumumkan hasil lomba drama, yeaayyyyy kelas kamilah juara pertamanyaaa
Pengalaman berikutnya menjadi ketua kelas, saat duduk di bangku kelas 1 SMA.
(Sebenarnya saat duduk di kelas 1 SMP saya juga terpilih menjadi ketua kelas tetapi wali kelas saya, seorang guru agama, berpendapat bahwa ketua kelas harus laki-laki (tetapi tidak beliau sampaikan secra jelas saat itu) jadi diulang sampai 2 kali dan terpilih seperti yang beliau inginkan).
Berbeda lagi tantangan yang saya hadapi..
Di kelas itu dari yang alim sampai yang suka berantem ada.
Haduuuhhh deg-degan juga. Gaya mencatat yang berisik udah pasti gak bisa dipakai.
Pernah suatu ketika saat jam kosong, saya sedang di mushola, ternyata teman sekelas ada yang berkelahi dan ada yang mengancam dengan mengeluarkan pisau. Alhamdulillah bisa selesai dengan damai. Yang pasti saya langsung diinterogasi juga oleh guru.
Dari sini saya belajar tanggung jawab yang lebih besar dan harus siap menanggung segala hal yang terjadi dalam kepemimpinan.
Di masa kuliah meski dalam bentuk yang lebih kecil, saya mendapat beberapa amanah memimpin juga. Juga ketika setelah menikah. Saya pernah memimpin sebuah kepanitiaan yang awalnya banyak orang meragukan bahkan ditambah bumbu sinis bisa terlaksana.
Di postingan lain akan saya selipkan ceritanya, in syaa Allah
Kalau dituliskan sekarang bisa panjaaaang..
Sementara cucian piring kotor sudah memanggil-manggil :D
0 Comments:
Posting Komentar
Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi