Kreativitas itu Anugerah. DihadiahkanNya pada manusia untuk menyenangkan hati dan sebagai modal untuk mengarungi kehidupan. (Farida Ariyani)Kata-kata ini yang saya ada dalam pikiran saya tentang kreativitas, setelah mengerjakan tantangan game level #9 Be Creative, bahwa kreativitas merupakan hadiah dari Allah yang luar biasa. Dan saya yakin, hadiah kreativitas ini telah Allah berikan pada setiap manusia, tanpa terkecuali. Tugas kita untuk lebih mengenali dan menggali lagi, bentuk kreativitas yang kita miliki.
Kreativitas tak terbatas pada kemampuan menghasilkan suatu produk. Dalam keseharian, kreativitas tidak hanya dibutuhkan pada bidang keterampilan. Tetapi juga pada bidang-bidang lain. Contoh, seorang pemimpin yang ingin menggerakkan bawahannya ke arah yang lebih positif, membutuhkan kreativitas. Untuk itu, ia membuat terobosan-terobosan pemikiran baru. Terobosan pemikiran ini termasuk dalam kreativitas. Contoh lain, seorang ibu rumah tangga yang kesulitan karena anaknya susah makan sayur padahal sudah dibuatkan masakan enak, membutuhkan kreativitas dalam cara penyajian. Memotong wortel dalam bentuk bunga, menggunakan garpu berbentuk es krim, membujuk makan sambil bergaya lucu juga merupakan bentuk kreativitas.
Begitu luasnya lingkup kreativitas, hingga kita perlu berpikir ulang untuk cepat mengatakan tidak bisa/tidak memiliki kreativitas.
Produk yang dihasilkan dalam kreativitas pun tidak melulu harus yang canggih. Banyak produk yang sederhana namun bermanfaat yang juga termasuk hasil dari kreativitas. Misalnya produk-produk yang dihasilkan dari limbah rumah tangga seperti tas dari bungkus minyak kemasan, gantungan kunci dari bungkus kopi, dan lain-lain. Hal ini jugalah yang menjadi inspirasi saya dalam mengerjakan tantangan game Be Creative, yakni membuat suatu produk dengan menggunakan bahan yang ada di sekitar, dengan budget seminim mungkin tetapi dibutuhkan. Contohnya Remember Board yang saya buat dari kertas kado dan dipasang pada gantungan baju. Selain itu, saya pun menantang diri sendiri untuk menerapkan kreativitas dalam bentuk yang lebih luas lagi seperti berlatih kreatif dalam menyampaikan suatu maksud.
Mengerjakan tantangan game ini memang mengajak saya untuk lebih meningkatkan lagi kemampuan berkreatifitas. Selesai satu hari tantangan, maka untuk tantangan hari berikut saya kembali berpikir apa lagi yang bisa saya lakukan? apa lagi kemampuan berkreasi yang belum saya maksimalkan? karena belum berhasil, apa yang harus saya lakukan? Demikian saya merasakan pikiran terstimulus hingga semua tantangan 10 hari terpenuhi. Dan ternyata memang dalam diskusi di wag Bunda Sayang Koordinator bersama Ibu Septi Peni Wulandani, saya menyimpulkan dengan mengerjakan tantangan Be Creative ini secara sekaligus belajar High Order Thingking Skill.
Apa yang dimaksud dengan High Order Thingking Skill?
Menurut wikipedia.
Higher-order thinking, known as higher order thinking skills (HOTS), is a concept of education reform based on learning taxonomies (such as Bloom's taxonomy). The idea is that some types of learning require more cognitive processing than others, but also have more generalized benefits. In Bloom's taxonomy, for example, skills involving analysis, evaluation and synthesis (creation of new knowledge) are thought to be of a higher order, requiring different learning and teaching methods than the learning of facts and concepts.
Higher-order thinking involves the learning of complex judgmental skills such as critical thinking and problem solving. Higher-order thinking is more difficult to learn or teach but also more valuable because such skills are more likely to be usable in novel situations (i.e., situations other than those in which the skill was learned).Sederhananya, belajar tentang HOTS adalah belajar tentang bagaimana mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Contohnya saat kita membaca sebuah artikel di whatsapp yang dikirimkan oleh seorang teman, dalam usaha HOTS, maka kita tidak akan menelan mentah-mentah artikel tersebut melainkan berusaha berpikir kritis, membandingkan tulisan tersebut dengan tulisan lain, berusaha mencari data yang valid, dan seterusnya
Darwono dalam artikelnya di Kompasiana yang berjudul "High Order Thingking Skill Guru" menuliskan kemampuan berpikir tingkat tinggi menjadi hal yang wajib dimiliki oleh peserta didik dan ini dimulai dengan guru yang harus terlebih dahulu meningkatkan HOTSnya. Dan setidaknya ada 5 Hal yang harus dimiliki
- Kemampuan problem solving
- Berpikir Kritis (Critical Thingking)
- Berpikir Kreatif
- Kemampuan berargumentasi (reasoning)
- Membuat kesimpulan (decision making)
Sama-sama kita berusaha ya?
Mulai dari sekarang 😊
Sumber Bacaan
1. Wikipedia, High-Order Thingking
2 .Diskusi WAG Bunda Sayang Koordinator bersama fasilitator Septi Peni Wulandani
3. Artikel Kompasiana, Darwono, High Order Tingking Skill Guru, 2016
0 Comments:
Posting Komentar
Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi