Selasa, Maret 31, 2020

Hari Ketujuh Kepompong

Hari ketujuh kepompong ini ternyata masih "Need Improvment".  Bangun tidur rasanya badan belum sehat benar.  Sedih juga karena tak berjalan sesuai rencana, membuat cemilan baru. Dengan berbagai pertimbangan, saya merasa harus nengurangi aktivitas fisik dulu.
Di sisi lain ada kabar baik saya terima.  Alhamdulillah, ada yang mau pesan pukis dan pastel. Hwaaa mata emak langsung berbinar.
"Lusa yaa, in syaa Allah.."
Booster untuk lekas sehat.. semangaattt..

Waktu yang seharusnya untuk praktek ini saya gunakan untuk merapikan beberapa catatan resep masakan dan cemilan.  Termasuk catatan resep Onde-onde yang bulan lalu saya buat. Iya, saya berencana cemilan kedua adalah Onde-onde.  Alasan memilih cemilan ini, karena Onde-onde merupakan salah satu cemilan favorit saya, banyak yang menjual, dan menjadi tantangan untuk bisa membuat onde-onde yang tidak alot saat dingin. Tahu kan onde-onde kenyal nan alot?  itu lho yang membuat anak-anak lebih suka makan isinya saja sementara lapisan kulit onde-ondenya malah dibuang.. duh sayang banget

Hasil recook resep pertama sebenarnya sudah cukup memuaskan. Onde-ondenya empuk seperti yang saya inginkan. Mungkin karena menggunakan campuran bahan kentang juga. Hanya saja selain empuk saya ingin bisa mendapatkankan onde-onde yang juga renyah dan tidak tebal. Entah apakah tehnik yang saya gunakan dalam membulatkan onde-onde masih belum benar atau memang demikian hasilnya. Ini yang harus saya pelajari lagi. Kalau melihat foto onde-onde yang sudah jadi dari resep tersebut sih memang agak tebal...
Hmmm penasaran..

Selain mencari resep baru untuk di recook, saya juga menggunakan bekal resep yang dihadiahkan  beberapa teman di masa kelas ulat sebagai sumber referensi. Lucu deh resep onde-ondenya ada yang hasilnya nanti warna-warni seperti pelangi..
Ahhh gak sabar untuk mencoba .. tunggu di postingan berikutnya yaa
In syaa Allah šŸ˜Š










Senin, Maret 30, 2020

Hari Keenam Kepompong

Hari keenam kepompong menjadi hari saya untuk beristirahat dari jurnal dan recook.
Bukan diam aja juga sih.. saya gunakan untuk merencanakan project cemilan berikutnya, mencari referensi yang dibutuhkan, dan mengecek stok bahan kue yang masih ada.
Karena resep cemilan yang dipilih adalah resep-resep untuk usaha maka cemilan yang banyak dicari orang pun menjadi pertimbangan. Terutama cemilan yang bisa disuguhkan untuk arisan seperti isian kue tampah.
Beberapa yang sudah saya catat untuk direcook seperti onde-onde, pie, talam, menjadi daftar cemilan yang masuk ke dalam list.

Sambil mengecek stok bahan sekaligus saya mengecek stok isi kulkas. Sebagai emak yang suka lupa ada isi apa aja di kulkas penting bagi saya melakukan ini menghindari stok berlebih atau malah habis tanpa disadari. Begitu mau masak "Zonk!" wkwkwkk
Saya membuat tabel sederhana untuk di tempel di pintu luar kulkas.

Boleee kalau mau ngeprint juga, di sini yaa
Anak-anak yang sedang school from home ikut membantu menuliskan list.
Secara tak langsung mereka belajar food preparation juga.

Karena yang menjadi standar badge saya pada pengerjaan jurnal harian dan recook, meski seperti yang telah saya tuliskan di awal saya tetap meluangkan waktu untuk mengerjakan kegiatan yang masih berkaitan dengan project, maka di kalender saya memasang badge "Need Improvment".



Tetap semangaaatttt emakkk *pukpuk pundak sendiri


Sabtu, Maret 28, 2020

Puasa Cucian Perabot Dapur Kotor

Kalau mengira di tulisan ini saya bakal bahas tentang cara atau tips membersihkan perabot dapur yang kotor, duh maaf...bukan tentang itu..
Belum bisa memberi tips karena buat saya sendiri ini masih menjadi PR
Saya suka nguprek di dapur tetapi untuk membersihkan perabot setelah memasak seringkali saya tunda-tunda..
Selonjoran dululah dengan alasan melepas lelah seusai masak.. 
Makan dululah dengan alasan ingin mencicipi hasil masakan..
Ampuuun deh emak kebanyakan alasan.  Walaupun tetap saya kerjakan juga akhirnya.

Dalam kelas kepompong, selain menulis jurnal kami juga ber"puasa" di setiap pekannya. Puasa dari hal-hal yang bisa menghalangi atau menghambat kami dalam mengerjakan project utama mind map. Karena project saya membuat cemilan yang itu berarti akan bertambah lagi perabot kotor di luar perabot yang digunakan untuk masak dan peralatan makan sehari-hari, saya menjadikan puasa cucian perabot dapur kotor sebagai puasa saya di pekan pertama.

Sebagaimana halnya jurnal tantangan 30 hari, dalam puasa ini pun ada 4 badge yakni 
  • Excellent bernilai 4Ini 
  • Very Good bernilai 3
  • Satisfactory bernilai 2
  • Need Improvment bernilai 1
Saya membuat klasifikasi untuk mendapatkan masing-masing badge sebagai berikut
  • Excellent jika sink tanpa cucian perabot kotor, kompor bersih, dapur sedap dipandang
  • Very Good, jika sink tanpa perabot kotor tetapi kompor belum dibersihkan
  • Satisfactiry, jika di sink terdapat kurang dari 4 perabot kotor, kompor bersih
  • Need Improvement, jika di sink terdapat 4 atau lebih perabot kotor, kompor belum dibersihkan
Tantangan dimulai hari Jumat, 20 Maret 2020. 
Hari pertama, waaah lagi membara-membaranya ini, langsung excellent! Target utama sink bersih selesai masak alhamdulillah tercapai. Kompor bersih.. aih ternyata bahagia itu sederhana ya, liat dua bagian ini bersih aja udah bahagia..wkwkwk
Hari kedua, karena gak menggoreng yang minyaknya menari berlompatan, alhamdulillah kompor tetap bersih, sink pun aman. 
Hari ketiga, semangat membersihkan sink masih terjaga dong.. sambil mencicil merapikan perabot dapur lainnya. Tapi ups..kompor belum tersentuh..
Hari keempat, iyesss excellent lagi. Kata si mbarep "Ibu lagi suka bersih-bersih ya?" hahahahha
Hari kelima, alhamdulillah meski lagi-lagi kompor terlewatkan, sink tetap bersih
Hari keenam, ihiks.. sakit kepala saya mulai kambuh lagi.. gak semua cucian perabot dapur saya bersihkan meski masih tetap masak dan mengerjakan jurnal buncek
Hari ketujuh.. benar-benar butuh improvement karena dapur sedikit sekali tersentuh..






Hari Kelima Kepompong

Hari kelima kepompong..
Qodarullah badan saya sedang kurang fit
Gak naik roller coaster tapi kepala rasanya muter-muter setiap berubah posisi.
Alhamdulillah ini sedang berkurang sakitnya
Baiklah segera saja mencatat ..

Isi jurnal sudah sempat saya bahas sedikit di postingan sebelumnya. Ada beberapa bahan yang takarannya menurut saya sudah oke di resep Yackikuka dan ada juga yang sudah oke di resep Chalistaa Kitchen. Kedua resep ini kemudian saya gabungkan dan modifikasi kembali menjadi resep baru ala saya.

Oh iya ada sedikit "kecelakaan" saat merecook resep ini. Si Ragil yang membantu saya menimbang resep ternyata kelebihan mengukur laritan santan. Karena saya menggunakan santan instan, harusnya 370 ml santan itu sudah termasuk 65ml santan sachet yang digunakan. Saya baru sadar saat adonan sudah jadi karena lebih encer. Akhirnya saya tambahkan tepung terigu protein sedang dan tinggi dengan perbandingan 1:2. Phufffttttt.. alhamdulillah adonan pun selamat, hasilnya memuaskan.




Hari Keempat Kepompong

Hari Keempat, recook resep pukis lainnya aahh
Pilih resep siapa ya?
Bolak-balik antara cookpad, youtube, blog.. akhirnya ke youtube lagi
Hahahahaha kayak emak-emak lagi bingung.

Nah ini aja deh.. channelnya Chalistaa Kitchen
Seperti di Yackikuka, resep ini juga merupakan recook tetapi sedikit dimodifikasi pada penggunaan tepung. Memang sependek yang saya perhatikan ada bermacam-macam penggunaan tepung untuk adonan pukis. Ada yang menggunakan tepung terigu protein sedang, ada yang dicampur dengan maizena, ada yang dicampur dengan tepung protein tinggi dan sebagainya.
Buat bisa bilang yang mana yang lebih oke, ya harus dicoba sendiri lagi.
Oh iya saya beberapa kali mengalami, meskipun sudah berusaha mengikuti langkah demi langkah instruksi pembuatan cemilan via youtube yang notabene bisa kita lihat jelas prosesnya ternyata gak selalu berhasil lho..
Entah karena ada yang terlewati dalam pembuatan video atau memang tidak ditampilkan karena beberapa alasan.
Dengan begini saya jadi lebih memahami jika ada beberapa komentar di bawah video yang menuliskan kue yang dibuat tidak sama hasilnya.
Ada beberapa youtuber yang bersedia menjawab tetapi ada juga yang tidak.
Ya gapapa sih..
Saya sendiri akan mencari sumber lain jika saya memang ingin sekali bisa membuat cemilan tersebut.
Kalau sudah gak mood..hempaskan..wkwkwk

Setiap merecook sebuah resep saya mempraktekkan dengan bahan dan takaran yang sama persis.
Resep ini saya recook dua kali karena menurut saya di recook pertama (yang sesuai dengan resep yang tercantum di youtube) hasilnya lebih manis daripada resep milik Yackikuka.
Di recook yang kedua saya kurangi takaran gulanya dan ada beberapa bahan lain yang saya variasikan.
Testimoni paksu dan anak-anak, "udah pas niii.." iyesss!
Makin yakin buat kirim-kirim Pukis juga ke beberapa teman Ibu Profesional yang rumahnya dekat (recook kedua saya sengaja membuat bahan 2 kali lipat).
Alhamdulillah, responnya pun memuaskan
"Kayak pukis premium lho mak Far, lembut.." tulis mak Dyas
"Enyaakk.."tulis mak Ika juga.

Resmilah percobaan Pukis ditutup..
Siap mencoba resep laiiin


Kamis, Maret 26, 2020

Hari Ketiga Kepompong

Hari ketiga kepompong..

Saatnya membuat jurnal dari recook yang kemarin dilakukan..
Sebelumnya saya mau cerita kenapa sih resep dari source ini yang saya pilih?
Jawabannya sederhana, karena si pembuat resep juga sudah mencoba mencari resep yang paling cocok menurutnya.  Dengan kalimat lain berarti resep ini pun sudah terpilih.


Ini berdasarkan penilaian pribadi saya ya
Bisa saja jika orang lain yang mencoba mungkin responnya akan berbeda.
Saya juga melihat sumber resep lain yakni dari channel Sobat Dapur.
Karena salah satu tujuan utama saya untuk membuat resep yang nantinya juga bisa menjadi bahan pelatihan bagi ibu dhuafa yang ingin menambah penghasilan dari rumah dan biasanya yang dibagikan dari channel Sobat Dapur adalah resep untuk berjualan maka beberapa tips dari Sobat Dapur pun saya coba praktekkan.  
Salah satu tips yang saya catat adalah semakin lama masa fermentasi pukis maka akan semakin lembut. Memang demikian namun menurut saya tidak terlalu berpengaruh pada pengembangan bentuk kue setelah matang dan pukis yang dihasilkan lebih berongga.

Terakhir, catatan perkembangan kepompong


Hari Kedua Kepompong

Hari kedua kepompong..

Yup, hari genap saatnya praktek resep.
Cemilan pertama yang saya ingin buat adalah kue pukis. Suka kue ini? Dimakan hangat, hwaaa enak banget! Pukis termasuk kue yang sering dijajakan di pinggir jalan.  Biasanya pedagang kue kaki lima menjual kue pukis dalam ukuran kecil, kemudian dikemas dalam plastik.
Pedagang kue dengan gerobak yang lebih besar menjual kue pukis dalam beberapa pilihan rasa seperti nanas, keju, maupun coklat.
Dari tabloid masakan yang saya baca, disebutkan kue pukis bisa dibuat dalam varian yang lebih banyak lagi. Sebelum bisa membuat aneka varian tentu saya harus bisa dulu membuat kue pukis yang empuk, lembut, dan enak.

Resep pertama yang saya coba adalah resep milik yachicuka di channel youtube. Alhamdulillah langsung berhasil. Tekstur pukis yang cukup padat membuat dua potong kukis sudah mengenyangkan buat saya.
Karena merasa berhasil, selang beberapa jam saya membuat lagi resep yang sama namun dengan penambahan waktu fermentasi. Ternyata hasil teksturnya berbeda namun rasa tetap enak.
Ah jadi penasaran ingin mencoba resep pukis yang lain...



Rabu, Maret 25, 2020

Hari Pertama Kepompong

Hari-hari sebagai kepompong dimulai..
Tak banyak obrolan soal isi kepompong selain dari hal-hal yang berkaitan dengan teknis pengerjaan tugas karena memang masa kepompong adalah masa bagi kami masing-masing untuk serius mengerjakan project sesuai dengan yang telah kami tuliskan sebelumnya dalam mind map  dan mencukupkan diri dengan bekal-bekal yang telah kami peroleh di masa ulat.

Ada 4 macam badge yang akan diletakkan dalam kalender tantangan sebagai penanda masa tumbuh kepompong yakni :


Di masa kepompong saya merencanakan untuk menjalankan project membuat cemilan yang ekonomis.  Beberapa langkah yang saya lakukan antara lain :
  • Memilih cemilan apa saja yang ingin saya buat.  Pertimbangan memilih cemilan antara lain yang paling banyak dijual tetapi bahannya mudah didapat.  
  • Menguji resep dengan memasak ulang resep tersebut
  • Membandingkan dengan beberapa resep lain
  • Mencari resep yang paling tepat 
  • Mengarsipkan resep tersebut sebagai resep andalan
Berkaitan dengan proses di atas saya berencana juga untuk membuat bullet journal (bujo) khusus untuk mencatat setiap hasil dan evaluasi yang harus dilakukan. 
Dan agar masih bisa tetap melakukan pekerjaan rumah sehari-hari maka pembuatan jurnal dilakukan di hari ganjil (pertama, ketiga, kelima, dan seterusnya) sedangkan praktek dilakukan di hari genap.

Hari pertama tantangan saya lakukan dengan membuat rencana di selembar kertas apa saja yang ingin saya praktekkan dan format seperti apa isi bujo saya nantinya. Sudah ada 3 resep dari rencana minimal 5 resep selama dalam masa kepompong ini. Sementara untuk bujo saya masih membuat dalam bentuk sederhana.  Tak tertutup kemungkinan bisa saja di tahap perkembangan berikutnya akan ada perubahan isi bujo dengan yang lebih detail. Jadi pada hari pertama ini masih perlu perbaikan lagi.


Selasa, Maret 24, 2020

Kapsul Waktu

"Membukaaa Kapsuuulll Waktuuuuuu" .. ngebayangin ngomong begini di tahun 2030 pakai suara ala doraemon šŸ˜
Maa syaa Allah entah bagaimana keadaan saya di tahun 2030 itu..
Hummm.. apa sudah mempunyai cucu ya.. terus membuka kapsul ini ditemani cucu (haduh emaaak mikirnya udah sampai cucu..qiqiqiiq)
Atau berdua saja dengan pak suami karena anak-anak sudah memiliki kesibukan masing-masing?
Atau menjadi bingkisan kenangan bagi anak-anak?
Gendhuk, si anak gadis satu-satunya begitu tahu akan dibuka 10 tahun mendatang dia bilang "Ibuu.. itu aku udah umur 27!"
"Jadi nanti yang buka siapa ya?" sahut saya.
"Ibulah" jawabnya.
Wallahu'alam
Yang pasti akan menjadi moment menakjubkan membaca tulisan dari masa lalu.

Kapsul waktu merupakan mini project yang sedang saya buat sebagai tugas akhir di Orientasi Komunitas Ibu Profesional.
Sepintas mirip saat matrikulasi dulu, membuat milestone. Hanya sekarang dituliskan pada lembaran kertas, lalu dimasukkan ke dalam sebuah wadah.
Tentu bukan sekedar keinginan tetapi dengan berdasarkan pertimbangan yang jelas, terukur, dan realistis.

Karena akan dibuka 10 tahun mendatang dan mengingat kertas mudah dimakan rayap atau rusak karena air, saya memilih wadah kapsul yang terbuat dari kaca.  Pilihan saya jatuh pada jar imut bekas selai. Kemudian saya menggunting 3 lembar kertas warna dalam potongan kecil.  Pada masing-masing potongan kertas saya tuliskan apa yang saya inginkan terjadi di tahun 2030 bagi diri saya pribadi, keluarga, dan hal bermanfaat yang bisa saya berikan untuk sekitar. Setelah selesai menulis kertas tersebut saya lipat membentuk pesawat dan saya masukkan ke dalam botol jar.


Saatnya menyimpan kapsul waktu dalam tempat yang aman, di suatu pojokan di dalam lemari šŸ˜‰
Walaupun saya yakin anak-anak dan suami juga tidak akan membukanya tetapi menyimpannya di tempat yang tak terlihat rasanya tetap lebih baik. Agar saya sendiri tak tergoda untuk mengintip sebelum waktunya..hehehhe


Bismillah..
Mengurai harapan dengan ikhtiar
Mengkokohkan dengan tawakal
Bersama doa-doa yang terus dilangitkan..
Semoga..
aamiin

Selasa, Maret 17, 2020

Dari Telur Hingga Ulat

Sudah berapa bulan ya mengikuti kelas Bunda Cekatan? Sebentar... hmm kurang lebih tiga bulan. Dan diperkirakan masih ada tiga bulan ke depan lagi yang harus dijalani jika ingin lulus kelas ini. Jenuh? Gaklah. Mungkin karena tantangan kelas ini lebih ke diri sendiri jadi yang dikerjakan pun bebas ala diri sendiri.  Berbeda dengan kelas Bunda Sayang dimana tantangan game lebih pada kegiatan membersamai anak (yang berarti tergantung juga pada mood anak dan sebagainya). Persamaan kelas Bunda Cekatan dan Bunda Sayang,  sama-sama  harus menjaga stamina pikiran, hati, fisik serta melatih kecekatan diri terutama dalam mengatur waktu. Pokoknya kudu setronglah..

Ada dua tagline utama dari kelas Bunda Cekatan yakni #janganlupabahagia dan #merdekabelajar. Benar ya.. jadi emak gak boleh lupa kalau kebahagiaan diri emak itu penting. Mengurusi pekerjaan rumah yang seabreg dengan segala kehebohannya membutuhkan energi yang besar. Kalau gak ngerti cara untuk bahagia atau malah gak bahagia bagaimana bisa memberi kebahagiaan untuk anggota keluarga yang lain? Kebahagiaan, menjadi point pertama yang saya beri stabilo pink agar saya selalu ingat. Apakah kebahagiaan emak berarti emak harus selalu nomor satu? dalam penerapannya tentu bentuknya tidak melulu seperti itu.  Seperti yang saya tuliskan di postingan sebelumnya, adakalanya kebahagiaan emak terjadi manakala anggota keluarga lain bahagia.  Melihat anak makan dengan lahap, emak bahagia (iyessss keringat capek langsung menguap), melihat suami sehat emak bahagia, dan seterusnya.  
Di kelas Buncek inilah saya kembali belajar mendefinisikan bahagia.. 
Bahagia seperti apa yang saya mau? 
Apa saja yang bisa membuat saya bahagia?

Sementara dari tagline merdeka belajar, saya belajar pula untuk memberi makna lebih dalam pada kata merdeka. Sudah pasti belajar yang dimaksud adalah belajar tanpa sekat ruang kelas. Tetapi merdeka? 
Ternyata kami diberi kebebasan untuk menentukan belajar seperti apa yang kami mau.
Bukan dalam arti sebebas-bebasnya atau semaunya sendiri lho yaa melainkan merdeka yang bertanggung jawab.
Contohnya ketika sudah di tahap membuat peta belajar, kami boleh merevisi kembali telur-telur yang sudah dibuat jika ternyata kami merasa telur yang kami buat ternyata tidak tepat. Tapi kami harus memahami juga perubahan yang dibuat akan berpengaruh pada tahapan berikutnya.
Termasuk merdeka dalam belajar, kami oleh menyetorkan tugas dalam bentuk platform apa pun. 
Mau dalam bentuk tulisan di blog seperti yang saya lakukan sekarang? boleh. 
Mau dalam bentuk video karena merasa lebih praktis dan memang suka belajar lewat lisan? boleh
Mau dalam bentuk gambar saja? boleh juga.
Hasilnya, kami bisa melihat berbagai bentuk media belajar.  Saat dibuat parade, wow kereeen!
Tetapi ada juga tugas yang harus disetor dalam bentuk video. Duh tantangan banget buat saya yang pemalu (please percaya aja yah kalau saya pemalu..hahahahaha).  Saya didorong untuk keluar dari zona nyaman.  Sampai butuh semedi lama di kamar agar bisa khusuk.  Entah berapa kali harus mengulang sampai saya mendapatkan hasil yang saya inginkan.  Itu pun hasilnyaa.. aah yang penting prosesnya kaaan (ngeles..wkwkwk)

Hal lain apa lagi ya yang berkesan?
Oh ini.. ketika kami mencari setidaknya 5 orang teman, kemudian kami bertanya apa keluarga favoritnya dan alasan memilih keluarga tersebut.
Lagi-lagi tantangan untuk keluar dari zona nyaman. 
Pada awal mendapatkan tugas kami juga menerka-nerka apa ya hubungan tugas ini dengan proses belajar? Mengapa tak ada hubungannya dengan mind map yang kami buat?
Setelah selesai mengerjakan tugas, di wag kelas satu per satu mengalirkan rasa.
Ternyata maa syaa Allah banyak hikmah yang kami dapatkan.










Selasa, Maret 10, 2020

Bekal Buat Mak Dy

Alhamdulillah sampai juga di tugas terakhir kelas ulat Bunda Cekatan.. yeaayyyy..
Tugasnya sepintas sederhana, cuma menyimak aliran rasa teman yang dipilih sebagai "buddy" lalu memberinya bekal apa saja yang sekiranya ia butuhkan selama menjadi kepompong nanti.
Oh iya buddy saya adalah Dyas Purnamasari.  Saya biasa memanggilnya Mak Dy. Mak Dy, emak yang asyik buat diskusi. Kami sering ngobrol karena beberapa aktivitas di komunitas acapkali juga berada dalam tim yang sama. Kami sama-sama menjadi fasilitator, berada dalam satu tim perangkat kelas, dan mak Dy adalah leader IP Depok sebelum saya yang ini berarti banyak diskusi juga tentang komunitas bersamanya.
Seingat saya, saya baru bertemu Mak Dy ya di Depok ini.  Tapi ternyata tanpa kami sadari kami sudah bertemu beberapa tahun lalu (saat saya berkunjung ke SMAnya sekitar tahun 90an) sebagai tamu undangan tim nasyid Bestari.. maa syaa Allah..
Itu juga berarti saya sudah hampir selesai kuliah dan mak Dy.. masih SMA?? fix lah tuwir ..hahahhaa

Setelah saya menyampaikan aliran rasa, berikutnya giliran mak Dy yang bercerita. Ia membuka dengan kalimat ini :

Bahagia seperti apa yang kau cari?
Bahagiaku ketika melihat bahagia orang lain
Terkadang fokus pada bahagianya namun abai pada diri
Memetik hikmah dalam perjalanan metamorfosis berupa TAWAZUN

Tersadar bahwa aku telah mendzolimi diri
Tidak menjaga keseimbangan antara jasad, akal dan ruhani
Membaca tanda dari-Nya
Melalui apa yang telah diciptakan-Nya

Menyelami diri
Mendatangi hati
Berbisik dalam sunyi
Berharap maaf atas kelalaian diri
Berharap Allah menuntun hati
Agar senantiasa BERSYUKUR DALAM SEGALA KONDISI

Menyusuri hutan pengetahuan

Menyadarkan diri bahwa aku harus berlepas dari benda, menerapkan metode minimalis agar fokus bahagia mengoptimalkan waktu saat ini untuk hal yang penting dalam hidup.

Konsisten melakukan aktivitas bahagia sederhana yg bisa dilakukan setiap saat seperti walking, slowjoging, lower-upper body workout.

Menjaga lambung dengan puasa dan memasukan makanan yg sehat (yang kaya enzim dan prosesnya tidak terlalu lama) dan thoyyib. Mempersingkat waktu di dapur dengan food preparation.

Untuk ruhani dan akal, saat ini, aku mau fokus pada menjaga waktu sholat dan mamahami al-Qur'an melalui terjemah per kata.

Barokallah Mak Dy..
Membaca aliran rasanya seperti diingatkan juga akan hal ini.
Di kelas Bunda Cekatan ada hastag yang digunakan yakni #janganlupabahagia
Sederhana, membacanya sudah membahagiakan hati, namun bisa diterjemahkankan dalam beberapa sisi.
Bisa diartikan bahagia yang utama adalah pemenuhan kebahagiaan diri sendiri dulu (tanpa mengindahkan kebahagian orang lain) atau termasuk menjadi bahagia apabila di dalamnya ada kebahagiaan orang lain yang didahulukan.
Saya pribadi lebih cenderung pada yang kedua. Agar saya bahagia (dan semakin leluasa mengerjakan hal membahagiakan hati saya) mungkin saya harus membantu mewujudkan kebahagiaan orang-orang di sekeliling saya.
Ternyata mak Dy pun berpendapat sama.

Untuk mendapat gambaran yang lebih utuh, saya (S) melanjutkan dengan beberapa pertanyaan ke mak Dy (MD).
S  : Ceritain ttg kelas olahraga Mak.. Apa yg mak Dy dapat dari kelas olahraga?
M : Aku dapat konsistensi praktek olah raga seperti jalan dan slowjog, beberapa or utk meningkatkan massa otot seperti  upper - lower body workout (alhamdulillah bb ku naik 1kgšŸ˜) ...ini yg paling terasa
S  : Mau aku doain naik berapa kilo Mak? (ngetik sambil mesem-mesem..qiqiqi)
M : Cukup sampai 49 kg, aku mau  fokus naikin massa otot mak bukan bb
S  : Kudoainnya berarti massa otot cepet naik ya ..
M : Aamiin.. Setelah rutin or ternyata menyenangkan mak...kek ada rasa bahagia gitu (alhamdulillah)
S  : Juga ttg kelas lain yg mak Dy ikuti, adakah?
M : Ini ada di keluarga senior kebal (maknan sehat)dan keluarga cemara (food prep).

Hmm.. ada 4 kata kunci yang saya catat: tawazun, jogging, food preparation, dan makanan sehat.
Bismillah, seperti biasa buka web canva.com, mulai meracik bekal. 




 Contohnya antara lain seperti ini
Semoga cukup untuk menambah perbekalan ya Mak
Eeee kalau masih kurang bilang aja
In syaa Allah diracikkan lagi šŸ˜Š




Selasa, Maret 03, 2020

Memberi Jeda

Pernah gak sih merasa "kekenyangan" ngemil ilmu?
Semua ilmu yang baik/bermanfaat begitu menggiurkan untuk diicipi..
Tetapi nyatanya tidak semua kita butuhkan.
Saking seringnya icip-icip ilmu bahkan kadang tak ada satu keterampilan atau pengetahuan mendalam yang kita benar-benar kuasai.
Di sinilah kita perlu memberi jeda..
Memberi ruang bagi diri untuk mengevaluasi kembali apa sebenarnya yang kita inginkan? ilmu apa yang ingin benar-benar dikuasai?

Saya pun kembali mengingat-ingat ilmu apa saja yang sudah saya dapatkan selama di hutan apel?
Ada banyak potluck ilmu beterbaran di sana..
Saya memegang kuat-kuat peta belajar dan hanya memilih ilmu-ilmu yang saya butuhkan seperti resep membuat bolu kukus, resep membuat pie susu, membuat baceman, dan tips membuat roti. Keempat potluck ini masih termasuk dalam menu utama yang saya inginkan meski belum tepat sesuai keinginan karena saya menginginkan resep yang didalamnya ada juga cerita tentang proses mendapatkan resep tersebut sehingga saya bisa belajar dari proses yang dijalani,
Karena bersamaan dengan dimulainya tahapan ulat saya pun memulai project menemukan takaran tepat resep-resep kue yang enak meski dibuat secara ekonomis.

Berikutnya mulai mencari keluarga yang merupakan kumpulan dari beberapa peserta kelas Bunda Cekatan yang memiliki ketertarikan ilmu yang sama. Tentu saja pilihan saya jatuh kepada keluarga Cooking yang kemudian namanya berubah menjadi keluarga Ratu Dapur. Di dalam keluarga ini awalnya pembicaraan kami lebih pada persiapan keluarga untuk berbagi cerita dengan keluarga-keluarga lain dalam bentuk video. Bertambah hari topik pun semakin beragam. Mulai dari food preparation, berbagi tips dapur, dan berbagi resep.
Banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan tetapi belum sampai pada yang saya benar-benar butuhkan. Meski demikian, tak mengapa.. saya tetap dapat menikmati.
Dari menyimak video keluarga di luar Ratu Dapur saya pun akhirnya tertarik juga berkunjung ke keluarga Fotografi - Videografi, Namun entah karena saya masuk ke dalam keluarga tersebut terlambat atau memang tak banyak dibahas, ilmu yang saya butuhkan tentang food photography tak banyak saya jumpai.
Oh iya di kelas saya woro-woro, jika ada yang menemukan kelas Bullet Journal tolong dikabari. Alhamdulillah ternyata ada sub bagian keluarga Manajemen Waktu yang membahas khusus tentang Bullet Journal.
Masih tetap berpegang pada peta belajar, bahasan dalam keluarga Bullet Journal ini pun menjadi makanan utama yang lezat.