Minggu, Maret 24, 2019

Menantu Pertama

Lalu lintas di Depok hari Minggu siang ini sungguh macet.  Biasanya hanya hari Sabtu saja yang demikian.  Akibatnya waktu tempuh menjadi dua kali lipat. Kami pun terlambat sampai ke rumah kakak saya yang paling besar.  Hari ini saya dan kakak-kakak (beserta keluarga masing-masing) mengadakan makan siang bersama.  Selain tujuan silaturahmi, acara ini sengaja digagas untuk memulai suatu kebiasaan dalam keluarga besar, menyambut anggota baru. Alhamdulillah awal bulan ini keponakan saya baru saja menikah. Istrinya menjadi menantu pertama dalam keluarga besar kami. Saatnya berkenalan dengan anggota keluarga baru! 😍

Silaturahmi seperti ini bukan kali pertama kami lakukan. Alhamdulillah setiap menjelang bulan Romadhon, di bulan Romadhon, atau setelah lebaran, kami selalu berkumpul. Minus kakak kedua karena tinggal di luar kota. Biasanya hanya makan dan mengobrol santai saja tanpa topik yang resmi. Pertemuan tadi menyadarkan kami bahwa pembicaraan dengan topik khusus ternyata bisa menjadi hiburan karena kami terpingkal-pingkal geli melihat kecanggungan masing-masing saat saling mengenalkan diri. Kalimat-kalimat yang keluar mendadak bahasa baku dan seringnya malah salah ucap. Seperti tiba-tiba lupa anak urutan ke berapa dalam keluarga, kakak dan adik tertukar, biasanya cerewet jadi malu-malu.. haduuuhh!  Keponakan saya yang baru menikah itu malah mengawali perkenalan dengan mengatakan "Kenalkan.. ini istri baru saya.." Hahahahhaha kesannya sudah berapa kali menikah..padahal ini kan pernikahan pertamanya 😂

Cukup repot juga membuat janji bertemu offline, mencocokkan waktu semua bisa berkumpul.  Ada yang ulangan, kondangan, dll.  Memang lebih mudah membuat janji pertemuan online, tetapi menurut saya tetap saja membutuhkan pertemuan offline.  Akan berbeda rasa kedekatannya saat kita bisa bertatapan langsung, bersalaman, dan memperhatikan bahasa ubuh selama bercakap.  Juga rasa disambut dan diterima sebagai anggota keluarga yang baru.

Kebiasaan menerima dan mengenalkan anggota baru ini sebenarnya saya tiru juga dari kebiasaan keluarga besar suami dari pihak ibu. Setahun sekali, di acara halal bihalal, ada sesi perkenalan khusus keluarga baru. Saya ingat sekali saat bersama suami mengenalkan diri di tengah-tengah keluarga besar yang jumlahnya lebih banyak. Tantangan deh.. ada rasa grogi, ditertawakan juga karena grogi, tapi menyenangkan karena mengurangi canggung setelahnya untuk menyapa.

Semoga menjadi awal untuk perkenalan-perkenalan berikutnya dan menambah kuat ikatan kekeluargaan.  Saya ingin kebiasaan silaturahmi offline tetap terjaga dalam keluarga kami sampai generasi berikutnya.. aamiin

0 Comments:

Posting Komentar

Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi