Rabu, Maret 20, 2019

Saat Emak Bertemu Coding


Saya suka nguprek...
Suka banget!
Dari ngupreklah saya akhirnya bertemu dengan coding.
Mulai dari penasaran..
Kemudian guggling..
Yeayyy! berhasil mengubah tampilan blog sedikit lebih indah (yang sedikit aja udah bikin emak senang bukan kepalang, macam Archimedes teriak "Eureka!")
Kemudian nguprek, edit html lagi, hasilnya..
honooww kok blognya error ...??
Lalu...
bertambahlah alasan buat gak nulis di blog 🙈

Sampai suatu ketika mak Inne, teman baik di komunitas IP Depok, mengabarkan info pelatihan Coding Mum. Hwaaa maauuuuu.. kebayang bisa ngoding trus bisa bikin website sendiri, landing page sendiri, dan lain-lain serba sendiri.. berbinar deh ngebayanginnya.
Program pelatihan ini berlangsung selama 8 pekan, dan di pekan terakhir kami harus mempresentasikan template hasil coding yang dibuat sendiri.

Belajar di pelatihan Coding Mum jauh dari suasana sunyi senyap. Suasananya ala emak-emak banget deh! Kadang serius, di lain waktu penuh canda, dan tetap sambil ngemil dong.. 😋
Suara anak balita menangis atau tertawa berlarian juga sesekali menjadi backsound.  Beberapa dari kami memang membawa serta balitanya, karena tak memungkinkan untuk ditinggal. Agar anak-anak tak bosan, di sudut ruang tersedia mainan.
Alhamdulillah mentor dan para fasilitator sabar membersamai kami yang sebagian besar minim pengetahuan tentang coding (cerita lengkap belajar codingnya sendiri ada di label Jurnal ya..)
Dan tentang presentasi, jangan tanya, deg-degan Maaak 😰
Di hadapan teman sendiri saja sudah grogi, ini ditambah juri, mentor, dan wartawan pula.
Wajan manaaa wajan... wkwkwk biasa presentasi depan wajan di dapur.
Satu per satu bergiliran maju. Saya mendapat urutan di tengah-tengah. Jadi masih cukup waktu mempersiapkan diri.  Alhamdulillah presentasi perjalan lancar.  Template yang saya buat sederhana namun sudah mencakup header dengan logo, jumbotron, form, link, dan lain-lain.
Karena ala saya, tentu lebih mudah untuk mempresentasikannya.
Semakin bersyukur ternyata template yang saya buat mendapat apresiasi yang baik dari para juri.

Tak diduga 6 bulan setelah pelatihan saya mendapat undangan dari Bekraf untuk mewakili Depok hadir di Festival Bekraf Surabaya bersama 21 ibu wakil peserta Coding Mum dari kota-kota lain, sekaligus rapat koordinasi pembentukan Komunitas Coding Mum Indonesia.  Di awal pertemuan kami berkenalan dan saling bercerita tentang apa yang kami dapatkan dari pelatihan Coding Mum. Ternyata tidak semua dari kami memiliki latar belakang pendidikan berbasis teknologi. Tetapi benang merahnya sama : suka belajar.  Lalu apa hasil yang didapat dari belajar coding? salah seorang ibu bercerita pernah mendapat fee 40 juta dari suatu project lho! maa syaa Allah mata emak pun berbinar 😍 bukan semata karena mendengar fee yang "WOW" tapi ini menambah lagi bukti bahwa seorang ibu meski bekerja dari rumah pun tetap bisa mandiri finansial.

Everybody should learn how to program a computer, because it teaches you how to think (Steve Jobs)

Dulu, sebelum berkutat lebih lama dengan coding, saya kurang mengerti apa yang dimaksud oleh Steve Jobs. Sekarang saya bisa mengangguk, membenarkan perkataannya. Serupa dengan yang dikatakan oleh Mitchel Resnik, seorang profesor di MIT, berikut ini

When you learn through coding, [you're] coding to learn. You're learning it an meaningful context, and that the best way of learning things

Belajar coding ternyata tidak hanya tentang bagaimana memperoleh penghasilan tambahan tetapi juga mengajarkan kita untuk berpikir lebih baik dalam menghadapi suatu masalah atau tantangan.
Sebagai contoh, dibalik sebuah tampilan menarik sebuah web ada coding yang harus teliti dikerjakan. Kurang satu tanda saja, misalnya tanda tutup (>) maka web muncul tak sesuai harapan. Bagi pemula seperti saya hal ini cukup menguji kesabaran . Ibarat mencari jarum di tumpukan jerami, dibutuhkan ketelitian menelusuri baris demi baris kode yang sudah dibuat.  Celakanya kadang tak hanya satu masalah yang dijumpai. Dikoreksi yang satu, masalah lain sudah menanti. Sampai suatu kali saya katakan ke mentor, ingin rasanya saya gunting saja lalu tempel di tempat yang dikehendaki. Saking merasa mengatur posisi tampilan web sedemikian merepotkan. Gemas!

Di keseharian masalah tentu selalu saja ada. Terkadang membuat kita pusing.  Namun terbiasa mengerjakan coding ternyata berdampak dalam menyelesaikan masalah. Secara refleks pikiran saya mengajak duduk lebih tenang dan mencoba mengurai satu demi satu peristiwa sehingga akhirnya menemukan sumber kerumitan. Tak selalu berhasil memang tapi terasa apa yang dilakukan saat coding membentuk pola pikir yang sama pada bidang lain.

Tidak cepat bereaksi secara verbal dan fisik juga merupakan dampak positif yang saya rasakan. Pernah melihat seorang progammer kesal karena belum menemukan kode yang tepat lalu membanting laptop/pcnya? Saya sih belum..hahahaha sayaang laptopnya 😜. Biasanya reaksi pertama adalah berpikir "Dimana ya salahnya?" lalu serius bahkan betah duduk berjam-jam berusaha menemukan kode yang tepat.


Coding, ternyata juga menyenangkan untuk dipelajari oleh anak-anak. Mereka bahkan lebih cepat menguasai materi. Rupanya karena sering melihat saya asyik nguprek coding, si ragil pun tertarik untuk belajar juga. "Bosen main hape" katanya. Tanpa saya suruh, ia mengambil sendiri diktat pelatihan Coding Mum, menyalakan laptop dan mulai menuliskan barisan kode html di sublime. Wajahnya terlihat senang saat tampilan web yang ia kerjakan berhasil sesuai keinginan. Keningnya mengernyit penasaran saat letak gambar ternyata tak jua di tengah halaman. Setelah terpecahkan ia pun berkomentar, "Ternyata seru juga ya ngoding, kayak main game!" Alhamdulillah ..

Ada cerita lucu dari teman sekamar saya, seorang Coding Mum dari Bandung. Penampilannya yang biasa saja sungguh menyamarkan kalau ia adalah seorang ibu yang jago membuat database website. Beberapa kali ia mengikuti pelatihan selalu dikira sedang mengantar anak atau malah pengajar. Pernah suatu ketika bersama tiga orang Coding Mum Bandung lainnya membuat janji bertemu di sebuah cafe di Bandung untuk membahas sebuah project. Katanya, "Anak-anak di rumah udah pada ngerti kalau saya bilang Mamah mau ngafe berarti mau ketemu temen, ngerjain tugas di cafe". Awalnya para anak muda yang sudah lebih ada di cafe menganggap mereka sekumpulan ibu biasa yang sedang bersantai di cafe. Tetapi saat diskusi tentang program yang dibuat semakin seru (sudah pasti agak sulit mengontrol volume suara) beberapa anak muda pun mulai mencuri-curi pandang. Hahahahaha mereka pasti gak percaya ada coding "div" ketemu "div" di obrolan emak-emak berwajah emak rumahan 😂

Berkaitan dengan coding, berapa kali saya ditanya, "Susah gak belajar Coding?"
Saya jawab "Mudah kok"
"Tapi kan saya bukan lulusan komputer.."
Jelas sekali terlihat ragu akan kemampuannya untuk mempelajari Coding.
"Sama kok Mak.. dulu saya juga kuliah jurusan Biologi. Yang diuprekin bakteri. Udah punya anak yang diuprekin malah html 😆 Mulai saja dan sabar nguprek, in syaa Allah bisa"

Emak Bertemu Coding?
Itu keren! 😘













0 Comments:

Posting Komentar

Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi