Dunia ini panggung sandiwara..
Ceritanya mudah berubah
Ada Mahabrata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita mendapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura
Mengapa kita bersandiwara.. mengapa kita bersandiwara
Peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak
Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan..
Ngacuuung, siapa yang baca lirik lagu "Panggung Astria"nya Nicky Astria ini otomatis sambil nyanyi? 🙋
Berarti tahun lahirnya berdekatan dengan saya 😁 toos ah!
Angkatan jadul.. hahahhahaa
Ngomongin soal peran, media sosial merupakan salah satu cara yang mudah lho untuk mengamati peran kehidupan dipilih oleh seseorang. Meski yang tampak di media sosial belum tentu sesuai kenyataan karena tak semua tampil jujur apa adanya, tetapi itulah peran yang ditunjukkan serta diinginkan. Peran sebagai artis, traveler, penyebar berita gosip, interpreneur, pembelajar, pendakwah, koki, ibu rumah tangga dan masih banyak lagi. Alasan memilih peran, tidak ada orang lain yang benar-benar tahu, kecuali pemilik akun media sosial dan Allah tentunya, Dan apapun peran yang dipilih rasanya gak bijak juga menilai berlebihan apalagi jika kita tidak mengetahui alasan dibalik peran yang dipilih.
Peran bisa berubah?
Iyalah.. bisa banget
Banyak film yang menggambarkan tokoh jahat di akhir adegan menjadi orang baik. Pun sebaliknya.
Memang kenyataannyay seperti itu.
Peran kadang mengikuti kondisi yang ada. Peran yang dimaksud di sini gak terkotak pada pekerjaan atau status dalam keluarga atau status sosial yang memang sudah dimiliki ya..
Setiap orang bisa memiliki lebih dari satu peran.
Kalau saya sendiri ditanya, apakah peran saya selalu peran menjadi orang baik?
Hmmm rasanya gak juga ya
Harapan dan usahanya tentu bisa berperan dengan baik dalam setiap bentuk dan kondisi.
Tapi bisa jadi ternyata orang lain menangkapnya sebagai peran yang buruk.
Entah saya yang memang sadar buruk dalam berperan di saat itu atau saya merasa sudah berperan baik tetapi orang lain tidak merasakan kebaikan yang saya ingin sampaikan lewat peran tersebut.
Duh musti banyak istighfar yakk 😔
Dan memang yang seharusnya selalu menjadi pertanyaan adalah, bentuk peran yang pilih apakah sesuai dengan peran yang dikehendaki Allah?
Apakah Allah mengatur kita harus menjadi apa secara spesifik? Tentu tidak.
Kebebasan memilih bentuk peran yang kita inginkan menunjukkan betapa Allah Maha Penyayang. Bisa dibilang belum pernah kita mendengar ada sanksi langsung jika salah memilih bentuk peran. Meski amat mungkin bagi Allah melakukan demikian. Allah memberikan waktu bagi kita untuk menimbang pilihan, belajar menjalani peran dan memperbaiki jika ada kesalahan. Kadang Allah memberikan rambu-rambu ketika kita salah arah, baik yang terlihat maupun yang samar (contohnya perasaan tidak nyaman saat menjalani bentuk peran yang salah).
Tak hanya sampai di situ, Allah pun memberikan bekal bagi kita untuk memilih dan menjalani peran berupa rasa suka, insting, kecerdasan (pengetahuan), ketangguhan dan kekuatan.
Peran baik yang dipilih tak selamanya menyenangkan meski kita pilih dengan rasa suka.
Di sinilah bekal ketangguhan bisa kita gunakan.
Sabtu, Maret 23, 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Posting Komentar
Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi