Menulis jurnal zona Growth membuat saya membuka-buka lagi buku "Strawberry Generation" karangan Rhenald Kasali, PhD. Sampai akhirnya saya bertemu lagi dengan tulisan beliau yang ketika pertama saya membacanya dulu membuat saya terdiam agak lama..
Berselancar dalam zona belajar itu meletihkan dan kadang memang pahit. Anda boleh bilang hidup dalam kepahitan ini unethical. Boleh saja. But this is your life, your family life, and you should remember those you love. Kalau kita mau hidup enak yang harus belajar terus, tidak boleh ada tamatnya meski tidak ada ijazahnya. Artinya, ya kerja keras, kerja lebih gigih, lebih bertanggung jawab, dan memberi lebih.
Ah iya bener banget Prof, belajar itu gak bisa dipungkiri ada lelahnya dan pahitnya juga. Secara fisik belajar membutuhkan energi yang besar. Secara mental, belajar juga menjadi tantangan stamina mental manakala menjumpai kegagalan berulang kali yang membuat harus belajar lagi berulang kali juga, berjumpa dengan kejenuhan atau godaan yang membuat ingin cepat beralih saja tanpa menyelesaikan apa yang sedang dipelajari.
Belajar itu pilihan untuk kehidupan yang ingin atau sedang kita lakoni. Saat kehidupan sedang sulit, kita perlu belajar bagaimana caranya agar kesulitan itu dapat teratasi. Mempelajari peluang bisnis, mengatur keuangan, belajar berjejaring, dan lain sebagainya. Sebaliknya demikian juga saat kita senang, kita perlu belajar menyikapi kesenangan, belajar memajukan lingkungan sekitar, dan seterusnya. Belajar ada di setiap fase kehidupan.
Belajar gak cuma berhubungan dengan diri sendiri tetapi ada orang lain juga yang akan terdampak dengan proses belajar kita. Yang saya maksud bukan hanya tentang hasil belajar ya.. misalnya ketika kita belajar menjahit maka ada hasil jahitan yang lebih rapi lalu kita jual dan bisa mendapatkan uang. Tetapi lebih dari itu belajar juga membawa dampak lebih lainnya terutama pada orang-orang di sekitar kita atau dengan kata lain dalam belajar pun ada hukum alam, presesi.
Apa sih hukum presesi?
Menurut Buckminster Fuller, presesi adalah sebuah prinsip yang selalu memastikan bahwa kita akan memperoleh banyak hal selain tercapainya tujuan itu sendiri. Jadi yang terpenting bukanlah tercapai tujuan melainkan apa yang kita pelajari dan seberapa jauh perkembangan kita dalam mempelajari tujuan tersebut.
Presesi juga dipahami sebagai efek sebuah jasad yang bergerak dengan jasad lain yang juga bergerak. Seperti ketika kita menjatuhkan batu di air, maka akan tercipta riak/gelombang air.
Contohnya saat seorang ibu belajar karena ada suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam prosesnya, ada anak-anak yang melihat betapa ibunya memiliki rasa ingin tahu yang besar, ada suami yang melihat kesungguhan istrinya berusaha, sehingga akhirnya membawa dampak bagi seisi rumah, tanpa direncanakan demikian oleh si Ibu.
Bagi si ibu sendiri, suatu proses belajar acapkali membuka pintu belajar lainnya.
Sebagaimana yang saya alami. Saat saya belajar memasak lalu saya ingin membagikan di media sosial agar bisa bermanfaat maka saya belajar food photography. Kemudian saya tertarik untuk berjualan makanan, maka saya pun belajar digital marketing, belajar menulis konten dan seterusnya sehingga dari satu tujuan saya bisa memperoleh banyak ilmu.
Contoh lainnya lagi masih dalam tujuan ingin bisa memasak, maka si Ibu membeli beberapa peralatan masak. Efeknya terasa bagi penjual peralatan masak, mendapatkan keuntungan yang berguna juga untuk keluarga penjual ini.
Hanya satu tujuan, riaknya sampai jauh tak terduga.
Dari sini kita menyadari bahwa belajar tak hanya tentang suka atau tidak suka, butuh atau tidak butuh melainkan tentang value/nilai dan tanggung jawab. Bisa baik atau buruk tergantung pada kita yang memilih value. Value jugalah yang mendorong para ilmuwan mampu bertahun-tahun melakukan berbagai penelitian. Value, menjadi bahan bakar semangat melebihi dari sebuah pengakuan dan materi.
Hingga belajar menjadi sebuah proses yang tak berhenti, terus dilakukan sampai pada tanda titik dimana kita tidak bisa lagi belajar karena sudah selesai waktu kita di dunia.
0 Comments:
Posting Komentar
Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi