Jumat, Januari 29, 2021

Reframing

Reframing.. 

Saya mendengar kata ini kembali saat sesi latihan di workshop Terapi Memaafkan sore tadi dan mendapatkan contoh yang jelas bagaimana cara menerapkannya dalam keseharian. Wah ternyata memang penting juga ya untuk reframing.  Meski sudah mengerti apa yang dimaksud dengan reframing, rasa penasaran mengajak saya untuk bergegas mengetikkan kata Reframing dalam mesin pencari..

Pengertian Reframing

Linda Bloom mengawali tulisannya di Psychology Today  tentang reframing dengan kalimat berikut

Life is sometimes difficult. We don't get what we want, and we get a lot of we don't want

Kita bisa mulai tergelincir ke dalam pola pikir "Apa yang salah dengan saya sehingga saya memiliki begitu banyak tantangan", atau "Hidup saya terkutuk"..  
Kalau kita terus berpikir seperi ini maka akan tersugesti dalam diri dan akhirnya terjadilah seperti yang kita bayangkan Di sinilah reframing dibutuhkan. 

Prinsip dasar reframing adalah mengubah keberatan menjadi keuntungan. Dengan syarat keberatan tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa diubah lagi. Misalnya, cacat tubuh, kejadian di masa lalu, anggota keluarga, dll yang memang di luar lingkaran pengaruh kita untuk berbuat sesuatu guna menjadikannya sesuai dengan keinginan kita. Didasarkan pada asumsi bahwa di balik setiap perilaku/kejadian terkandung maksud positif, reframing mengajak kita untuk keluar dari kerangka berpikir ‘masalah’ dan melompat ke dalam kerangka berpikir ‘solusi’ atau ‘tujuan/outcome’. (Teddy Prasetya)

Eh sebentar, apakah reframing ini sama dengan berpikir positif? 
Menurut Teddy Prasetya bisa ya dan tidak. Reframing tidak sekedar mencari makna positif tetapi yang juga empowering bagi diri kita.

Tujuan dan Manfaat Reframing

Secara runut Ahmad Budiyanto dalam blognya menuliskan tujuan reframing yakni
  1. Memperluas gambaran seseorang tentang dunianya dan memungkinkannya mempersepsikan situasinya secara berbeda dengan cara yang lebih konstruktif
  2. Memberi cara pandang yang baru dan positif
  3. Mengubah keyakinan/pikiran/cara pandang dari negative iraasional ke positive rasional
  4. Membingkai ulang cara pandang seseorang dari
    • Sebuah masalah sebagai peluang
    • Kelemahan sebagai kekuatan
    • Kemustahilan sebagai kemungkinan yang jauh
    • Kemungkinan yang jauh sebagai kemungkinan yang dekat
    • Penindasan ("terhadap saya") sebagai netral ("tidak peduli tentang saya"
    • Perbuatan buruk karena kurangnya pemahaman
Merinci apa yang disampaikan Teddy Prasetya tadi, manfaat reframing adalah
  1. Mengubah kerangka berpikir
  2. Memunculkan tindakan dan perilaku baru yang dikehendaki
  3. Menghilangkan rasa rendah diri
  4. Meningkatkan kepercayaan diri
  5. Membiarkan adegan muncul di frame (sudut pandang) yang lain sehingga seseorang merasa lega atau mampu mengatasi situasi lebih baik
  6. Menjadikan seseorang lebih berdaya dengan cara yang menyenangkan

    


0 Comments:

Posting Komentar

Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi