Rabu, Januari 27, 2021

Memberi dan Menerima Maaf

Kemarin sore saya mengikuti kegiatan  Happy HexaCare Festival, di booth yang membahas tentang Terapi Memaafkan bersama Nugrahaeni Ariati, M.Psi atau yang sering disapa oleh Hexagonia, mbak Nuni.  Niat banget deh emang lagi pengen tahu banyak soal memaafkan. Biar lebih dari hati gituh.. tsahhh ..

Sebelum masuk ke materi, mbak Nuni minta kami, peserta workshop menuliskan perasaan dan harapan yang diinginkan dari memaafkan.  Saya tiga hal, yakni menerima kesalahan (baik pada diri sendiri maupun dari orang lain), mudah memaafkan, dan damai. Setidaknya ini yang langsung terlintas dalam pikiran saya. Kemudian mbak Nuni pun memulai materi dengan menguraikan sebab mengapa kita perlu memaafkan yang ternyata lebih dalam dari sekedar kedamaian. 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu"  (QS Az-Zariyat : 56)

Pemaafan adalah sebuah proses membersihkan hati. Bukan sekedar untuk menciptakan suasana damai atau menjaga kewarasan. Dengan membersihkan hati, kita akan lebih mudah beribadah, yang sejatinya menjadi tugas kita hidup di dunia.

Berikutnya kami belajar mengenali alarm pemaafan. Mbak Nuni mengajak kami membuat lingkaran di kertas dan membaginya menjadi empat bagian yakni perilaku, sosial, fisik, dan emosi. Garis pembaginya diberi skor 0-10

Masing-masing kategori ada tanda alarmnya. Misalkan untuk sosial tandanya menarik diri, dan lain-lain.  Sementara untuk fisik (alarm saya ada di fisik) antara lain sakit kepala, sakit kulit,  serta mual/asam lambung naik.
Ada kalanya alarm terjadi begitu kuat. Jika sudah ada alarm maka kita harus menelaah dengan teliti apa yang pengalaman yang terjadi hari itu atau beberapa hari sebelumnya. 
Mbak Nuni memberikan tips untuk membuat "Life Line" pengalaman yang menyenangkan dan pengalaman yang tidak , menyenangkan dimana masing-masing juga diberi skor. 

Setelah mengenali alarm pemaafan, membuat life line, maka kami pun dikenalkan beberapa cara untuk bisa melakukan healing. Sesi ini langsung dipraktekkan. Dimulai dengan memfokuskan pandangan, rileks, memejamkan mata, lalu tarik nafas panjang, tahan sampai hitungan keempat, hembuskan. Demikian dilakukan sampai beberapa kali. Saat memejamkan mata, kami diajak untuk menerima semua suara yang terdengar, merasakan apa yang kami sentuh hembusan nafas. Pikiran terasa lebih lepas. Selain tehnik ini ada beberapa tehnik lain lagi yang juga diajarkan.
Bagi saya booth ini sungguh menarik. Saya mendapat banyak oleh-oleh ilmu.



 




 


0 Comments:

Posting Komentar

Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi