Kamis, Januari 28, 2021

Ikigai

Topik tentang Ikigai tiba-tiba saja muncul dalam pembicaraan keluarga. Berawal dari si Ragil yang bertanya "Ikigai aku apa ya?" Lho kok tumben .. "Kenapa?"tanya saya.  "Gak, aku pengen punya sesuatu yang ngedorong aku biar gak males-malesan.." Oalaaa.. 
"Dek kamu nonton ini aja.."kata kakaknya sambil memperlihatkan sebuah video youtube yang mengulas tentang Ikigai. 
"Jadi Ikigai tuh begitu ya Bu?"
"Baca buku ini aja dulu.. baru kita diskusi ya"sahut saya sambil memberi sebuah buku.

Buku yang saya maksud adalah buku berjudul "The Book of Ikigai" karangan Ken Mogi, PhD. Di buku ini banyak sekali ditermukan cara hidup, tradisi, budaya, cara hidup, dan falsafah Jepang. Ikigai sendiri merupakan istilah Jepang untuk menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan. Iki, artinya hidup sedangan gai berarti harapan. Memiliki Ikigai bisa menghasilkan kesuksesan tetapi kesuksesan bukanlah prasyarat untuk memiliki ikigai.  Dan siapa saja bisa memiliki ikigai. Kita bisa menemukan, menanamkan, dan menumbuhkan ikigai kita sendiri. Menariknya, ikigai ternyata berkorelasi erat juga dengan kesehatan. Berdasarkan riset yang dilakukan pada tahun 2008 yang dilakukan oleh para penelit di fakultas kedokteran Universitas Tohoku dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki ikigai memiliki kerangka berpikir dapat menciptakan kehidupan yang aktif dan bahagia.  Mereka cenderung berolahraga sehingga memiliki penyakit kardiovaskular lebih rendah.

5 Pilar Ikigai

Pertama, Awali dengan hal kecil.

Ikigai diekspresikan sebagai alasan kita bangun di pagi hari. Kisah kehidupan Hiroki Fujita dalam buku menjelaskan detail bagaimana bangun di pagi hari menjadi hal yang penting.
Hiroki Fujita adalah seorang pedagang ikan tuna di pasar ikan Tsukiji. Alasan khusus mengapa ia harus bangun pukul 02.00 dini hari, karena harus segera mendapatkan ikan terbaik bagi para pelanggannya. Sepanjang waktu bergerak, Fujita berpikir, ikan terbaik apa yang bisa didapat hari ini?  Ia merasa pelanggannya, restoran-restoran terkemuka di Tokyo, bergantung pada dirinya. Maka ia pun berusaha seteliti mungkin memilih diantara lusinan ikan tuna yang tergelar di lantai pasar.  
Hal kecil, mendapatkan ikan terbaik, tetapi berdampak luar biasa.

Kedua, Bebaskan dirimu

Masa apa dalam kehidupan yang bebas tanpa beban? jawabnya pasti masa kanak-kanak. 
Anak-anak tak peduli akan status sosial apalagi  berlarut akan penilaian orang lain.  Betapa menyenang anak-anak. Inilah pilar ikigai, melakukan sesuatu tanpa beban.

Ketiga, Keselarasan dan kesinambungan


Keempat, Kegembiraan dari hal-hal kecil

Cerita seperti Fujita menjadi gambaran umum yang terjadi di Jepang yang menjadikan pagi sebagai waktu yang istimewa mengawali hari. Tak hanya karena rutinitas keseharian tetapi juga ada banyak kegembiraan-kegembiraan kecil yang terjadi di pagi hari seperti minum teh hijau, olahraga bersama dengan mendengarkan instruksi dari radio taiso (sekarang lebih banyak dilakukan oleh orang-orang tua) atau bermain shogi (catur Jepang). 
Kita sendiri bisa menciptakan kegembiraan kecil untuk diri sendiri di pagi hari seperti minum teh ditemani sepiring kecil cemilan, berjalan santai menikmati sekitar, atau menyiram tanaman yang tumbuh semakin indah. Kegembiraan di pagi hari, mendorong kegembiraan sepanjang hari. 

Kelima, Hadir di tempat dan waktu sekarang











0 Comments:

Posting Komentar

Haiii.. tanpa mengurangi keakraban, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan yaa.. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi